Rabu, 08 Juni 2011

Penerapan lima Disiplin organisasi Peter Senge dalam pengelolaaan dan pengembangan sekolah.



Sudah jadi kehendak yang maha kuasa bahwa setiap makluk yang ada di muka bumi ini diciptakan dengan disertai takdir untuk bertumbuh, bahakan bagi nanusia Allah memberi kelebihan atas makluk yang lain dengan takdir untuk berkembang. Untuk bertumbuh , manusia tidak ubahnya seperti binatang, kita hanya memerlukan makanan dengan nutrisi cukup, maka bertumbuhlah kita manusia ini. Namun untuk berkembang manusia membutuhkan lingkungan yang kondusif, kasih sayang yang memadahi dan pengalaman yang memperkaya wawasan. Untuk mendapatkan dua yang pertama relatif lebih gampang karena tinggal memilih dan mengambil saja, namun untuk mendapatkan pengalaman sekaligus wawasan yang lebih luas manusia perlu usaha yang cukup keras yang disebut belajar. Tentu kita tahu belajr itu mudah diucapkan dan dibicarakan tapi sangat berat untuk dijalaninya. Oleh karena itu hanya orang orang yang fokus pada pengembangan dirinyalah yang berhasil bejara dan berkembang menjadi manusia sejati.
Begitu juga organisasi, sekolah salah satunya, bila ingin tumbuh dan berkembang maka selain suntikan dana yang cukup juga diperlukan semangat untuk berkembangnya. Organisasi juga memerlukan pengalaman dan juga perlu wawasan kedepan. Pengetahuan dan wawasan kedepan mutlak diperlukan dalam bertumbuhan. Untuk mensikapi keperluan organisasi sekolah kita agar bisa bertumbuh dan berkembang ada baiknya kita perhatikan, lima kunci disiplin organisasi yang digagas Peter Senge dalam bukunya  The fifth discipline :The art and practice of learning organization, new york, doubleday (1990) berikut ini :
1.       Keahlian Individu.
Jago silat itu sebuah predikat yang diberikan pada seseorang yang hali dalam olah gerak bela diri. Tentu saja sebutan jago silat itu tidak melulu ditentukan kemampuan kakinya menendang musuh, bergerak menghindar, atau kuda kudanya yang kokoh. Bukan juga ditentukan oleh kelihaian tanganya untuk memukul atau menangkis serangan lawan, bukan pula oleh ke handalan dan ketajaman matanya dalam mengawasi gerak gerik lawan, bukan juga oleh kemampuan refleknya untuk menghidar dan menangkis serangan semata.  Kejagosilatan sesorang tentu saja ditentukan oleh semua unsur tadi. Kejagosilatan sesorang dihasilakn dari perpaduan dri ketrampilan kaki tangan, keawasan mata dan kemampuan reflek sesorang, serta stamina tubuhnya.  Senada dengan itu sebuah organisasi akan kokoh solid dan maju bila semua unsur yang ada didalam organisasi itu memiliki kapasitas dan kualifikasi yang memadahi.  Sekolah tidak akan hebat kalau Cuma kepala sekolahnya saja yang bagus. Sekolah tidak akan maju kalau hanya satu dua gurunya saja yang mau belajar dan mengembangkan kualifikasinya. Jelas dalam sebuah organisasi, kualifikasi semua anggotanya akan saling mempengaruhi dan menentukan maju mundurnya organisasi. Dengan begitu pengembangan diri sendiri  sebagai salah satu anggota  organisasi (sekolah) adalah mutlak perlu, karena kepercayaan diri , kapasitas, integritas, loyalitas, dan kualifikasi individu akan menetukan performa organisasi.
2.       Berfikir sistem
Setiap guru atau setiap elemen sekolah haruslah berfikir sistemik di dalam sebuah organisasi. Maksudnya setiap anggota organisasi sekolah harus berfikir bahwa apa yang mereka lakukan akan berpengaruh pada seluruh sistem organisasi. Ibaratnya kalau kaki bergerak tentu saja seluruh anggota tubuh, baik tangan, badan kepala bahkan tahi lalatnyapun akan berpindah tempat.  Kita harus sadar betul bahwa pengaruh dari apa yang kita lakukan di dalam sebuah organisasi begitu dahsyatnya, oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan bertindak dan berbuat, semua harus melalui koridor organisasi, semua harus berdasarkan keputusan pimpinan dan tidak boleh berbuat bertindak dan memtuskan apapun yang terkait dengan organisasi sekolah sendiri sendiri.  Sekolah adalh organisasi yang kompleks setiap unsurnya saling memepengaruhi, kalau setiap unsur bergerak sendiri sendiri bubarlah sekolahan nantinya.
3.       Model mental
Kalau kita sungguh sungguh sudah mengakui bahwa sekolah adalh organisasi yang komplek dan setiap gerakan dari anggotanya akan saling mempengaruhi maka kitapun harus menyadari bahwa sikap  mental kita, karakter kita pun akan berpengaruh pada oragnaisasi atau sekolah kita. Baik buruknya sekolah sesungguhnya adalah cerminan dari kumpulan karakter dan watak orang orang yang terlibat di dalamnya. Kebusukan kebusukan mental individu akan terkumpul dan menjadi kebusukan sekolah. Kebaikan kebaikan individu akan terkumpul dan membaw harum nama sekolah.  Oleh karena itu adalh sebuah keharusan bagi kita untuk memperbaiki sikap mental kita sebagi anggota organisasi sekolah.
4.       Visi bersama
Adlh penting bagi seluruh anggota oraganisasi ataupun anggota arganisasi sekolah untuk memahami Visi sekolah. Visi adalh cita cita yang ingin digapai sekolah. Pemahaman akan visi organisasi oleh seluruh anggotanya akan memudahkan anggota tersebut menentukan tindakn tindakan pribadinya atas nama organisasi. Tanpa visi bersama maka organisasi akan kehilangan arah. Dan seluruh anggotanya akan ngalor ngidul, ribet dan sibuk sendiri. Bukannaya berusaha memajukan organisasi malah saling cela dan bermusuhan dengan teman sendiri.
5.       Pembelajaran kelompok. 
Sudah belasan tahun sampai hari ini sejak awal awal didiskusikannya ide untuk menciptakan learning organization, sebuah organisasi yang belajar. Sebuah organisasi tidak akan maju kalau Cuma satu atu dua anggotanya yang mengembangkan diri dengan rajin belajar. Organisasi akan menjadi learning organization kalau seluruh anggotanya tergerak untuk meningkatkan kwalifikasi  dirinya. Kalau semua orang dalam sebuah organisasi itu pintar maka organisasi itu akan kelihatan pintar tapi kalau organisasi atau sekolah itu terdiri dari orang orang yang bodoh maka sekolah itu akan terlihat sebagi kumpulan orang idiot. Saya sering membayangkan andai saja sebuah sekolah mulai dari bagian kebersihan sampai kepala sekolahnya suka belajar, betapa pintarnya mereka dan betapa sukanya masyarakat pada sekolah tersebut. Dan betapa efektif dan efisennya pekerjaan mereka.

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...