Rabu, 08 Januari 2014

Cara Menasihati Siswa Nakal bin Bandel Bin Badung Yang sesuai Dengan Leaderpreneurship Program



Banyak guru yang pernah penulis temui yang mengeluhkan tingkah laku siswanya dan tidak tahu bagaiaman cara berkomunikasi, mengajarkan tingkah laku yang baik pada mereka. Murid murid ini sepertinya tidak mau mendengarkan nasihat sama sekali ibaratnya nasihat itu Cuma masuk telinga kanan dan keluar lagi dari telinga kiri. Mereka tetap saja berkelakuan yang sama, tidak peduli pada guru, tidak peduli pada orang lain bahakan sepertinya mereka juga tidak terlalu mau tahu tentang diri dan masa depannya. Kondisi ini sering membuat guru gondok, sakit hati dan putus asa yang diakhiri dengan sikap apatis, bodo amat akan kondisi siswa dan masadepan mereka. “Amat aja kagak bodo” kata bapak dan ibu guru kita.
Salah satu kelemahan apa yang dilakukan kebnyakan bapak dan ibu guru kita adalah fakta bahwa mereka hanya memberikan informasi pada siswa siswinya. Tiap hari siswa siswi ini dikasih ceramah yang sama tentang pentingya belajar, pentingnya berbuat baik baik, pentingnya sopan santun, pentingnya memeperhatikan perintah guru dan peraturan sekolah yang lain. Pada kenyataannya sisw siswi kita ini sudah tahu dan bahkan sudah hafal akan itu semua karena mereka tipa hari mendengarkan nasihat nasihat itu dari semua gurunya. Jadi untuk apa kita ulang lagi nasihat itu? Bukannya itu buang bauang tenaga dan waktu secara mubadzir? ‘loh, tapikan mereka masih badung juga. Dinasihati saja merka kurang ajar bagaimana kalau tidak?” iya itu juga sudah betul. Namun seperti yang penulis sebutkan diatas, mereka sudah hafal sudah mengerti. Kalau nasihat yang diberikan selama ini tidak mempan berarti ada yang salah atau ada yang kurang dari nasihat nasihat itu. Terus apa dong yang kurang?
Nah mari kita perhatikan apa yang dikatakan Mehmed C. Os. MD dan Michael F. Roizen MD. Mereka mengatakan bahwa benar nasihat nasihat dan perktaan kita itu mengandung  informasi penting. Namun itu tidak cukup. Karena informasi yang kering tidak akan bermakna dan tidak akan ngepek ke anak anak kita. Agar kata kata kita itu bermakna maka kita harus menambahkan perasaan saat kita menyampaikan. Pendek kata perkataan itu mengandung informasi tapi perasaanlah yang membuatnya jadi bermakna dan berarti.  Itulah rahasia bagaimana menyampaikan nasihat yang bermakna dan berarti yang dilakukan oleh orang orang tua yang cerdas. Sudahkah pak dan ibu guru melakukannya?
Lebih jauh kedua ahli yang saya sebutkan namanya diatas memberikan tips bagaiana cara menyertakan perasaan pada nasihat nasihat kita pada anak anak dan siswa siswa kita, agar apa yang kita katakana bisa berarti dan bermakna dan akhirnya bisa memepengaruhi pola tingkah laku mereka. Silahkan simak tips mereka dibawah ini;

1.       Kontak mata. Pada saat bicara pastikan terjadi kontak mata antara anda dengan siswa siswi anda. Kontak mata akan membuat proses penyampaian informasi terasa hangat, serius, menunjukkan kepedulian dan kasih saying dan kepercayaan diri yang kuat dari pembicara. Hal ini membuat si pendengar jadi merasa tenang relax, aman namun merasa sanagt perlu memahami apa yang akan disampaikan.

2.     Expresi wajah. Ekpresikan keseriusan tapi jangan tampakan sedikitpun ada kemarahan diwajah anda. Justru sebaliknya tampakan bahwa anda bersahabat, perhatian, jangan lupa sunggingkan senyuman pada waktu dan kondisi yang tepat. Semua itu akan menyiratkan keramahan, kebahagiaan, dan dan kedekatan anatara anda dan anak atau siswa anda. Ini akan membuat anak anak merasa wajib mendengarkan dan mencerna nasihat yang diberikan, karena mereka takut kehilangan rasa dekat dan perhatian anda.

3.       Isyarat gerak. Gerak tangan, anggukan kepala, kial tubuh yang lain bisa membantu betapa seriusnya anda dalam memeberikan nasihat, dan betapa berharganya nasihat yang anda berikan, dan ini akan memebrikan penguatan yang positif pada anak dananakpun merasa benar diperhatikan dan didengarkan saat mereka berbicara.

4.       Postur dan orientasi tubuh. Cara anda berjalan, berbicaara, berdiri dan duduk itu menambah makan dari apa yang anda katakana. Missal saja saat anda duduk dengan sedikit tegak tapi tidak kaku dan sedikit mencondongkan tubuh kedepan sambil muka ditekuk sedikit kesamping dan mata melihat langsung ke anak yang diajak bicara akan menunjukan kondisi bahwa anda saying, ramah dan mau menerima anak tersebut. Sehingga si anak tidak akan mengeluarkan pikiran curiga pada anda.  Dengan tidak adanya rasa curiga dipikiran anak, maka nasihat anda akan lebih cepat dicerna bukan?

5.    Nada suara. Memeberi nasihat dengan suara daatar, apalgi dengan intonasi yg tinggi tentu sangat memuakkan. Oleh karena itu pilihlah intonasi dan nada yang tepat saat memebri nasihat pada anak dan siswa anda.

Begitulah nasihat yang bisa kita mabil dari kedua ahli diatas. Dan ada baiknya kalau kita tambah dengan tips yang ke 6;

6.       Berilah contoh pada mereka, contoh akan lebih bermakna dari pada nasihat. Anak anak tidak berbuat berdasarkan nasihat tapi berdasarkan apa yang bisa dicontoh dari orang dewasa.

Semoga berguna….



MEMPERSIAPKAN ANAK BERMENTAL LEADERPRENEURSHIP DENGAN MEMPERHATIKAN PERKEMBANGAN OTAKNYA

Adalah sangat penting mempunyai anak, siswa, atau generasi penerus yang superior sehingga yakin mampu menghadapi masa depan mereka sendiri. Mereka bisa berperan di jaman mereka , mampu menaklukkan tantangan yang muncul dijaman mereka. Untuk membuat anak dan siswa siswi kita mampu mengembangkan diri dan mempunyai kemampuan menghadang permasalahan hidup mereka sendiri di masa depan serta keluar jadi pemenang, sudah tiga tahun ini penulis tawarkan program leaderpreneurship untuk dijarkan pada generasi muda di Negara ini. Program ini menawarkan pengembangan diri bagi anak anak didik kita untuk mampu menghadang kerasnya persaingan di masadepan dengan kemampuan adaptasi yag tinggi terhadap perubahan jaman, kemampuan inovasi dan kreatifitas yang tinggi serta kemampuan memecahkan masalah yang superior, sehingga anak anak kita itu akan amampu membuat dirinya jadi pemenang dan bukan pecundang.


Pertanyaannya, sejak kapankah kita harus mulai mencetak anak anak kita ini bermental dan berkarakter leaderpreneorship? Ternyta kita bisa menciptakan anak anak superior ini sejak anak ini dilahirkan, yaitu dengan memperhatikan perkembangan diri dan perkembangan otaknya sejak dini.

Perkembangan Otak

Seperti yang kita pahami selama selama ini bahwa kita berfikir dengan otak, dan itu artinya semua kemampuan kita akan berasal dari otak. Dengan demikian tidaklah mengada ada kalau langkah pertama menciptakan generasi superior haruslah dengan meningkatkan kemampuan otaknya. Untuk bisa meningkatkan kemampuan otak kita dan otak anak anak kita, sudah selayaknya yang pertama kali kita harus lakukan adalah mengenali otak kita dan bagaiamana bekerjanya, agar mudah bagi kita untuk berusaha mengembangkannya.
Menurut para ahli, seluruh proses berfikir dan proses belajar manusia dimulai dari pengunaan sel saraf otak yang disebut neuron. Neuron inilah yang membawa informasi informasi dari satu bagian otak yang satu ke bagian otak yang lain, maupun dari satu bagian tubuh kita ke otak dan sebaliknya. Informasi informasi yang dibawa neuron neuron itulah yang memungkinkan kita bisa berfikir dengan baik dan benar.
Sel sel saraf ini ternyata sudah dibentuk dalam kepala kita sejak kita dalam kandungan di 30 hari pertama ibu kita hamil. Neuron neuron itu berkembang sejak saat itu dengan kecepatan pembentukan 250.000 neuron atau sel saraf per menit dan akan menghasilkan kurang lebih 100 milyar sel saraf otak alias neuron saat kita pertama sekali menghirup udara di muka bumi ini.
Bentuk bentuk sel saraf ini seperti pohon yang memepunyai akar dan dahan. Akar akar sel saraf itu disebut dendrite yang mempunyai tugas mengumpulkan informasi atau rangsangan dari tubuh, maka akar akar sel saraf ini akan terhubung dengan otot otot, kelenjar dan organ tubuh yang lain untuk menangkap sinyal yang akan diolah di dalam otak kita. Informasi dan sinyal yang ditangkap dendrite akan dikirim melalui batang sel saraf yang disebut akson ke cabang cabang sel saraf kita. Dari cabang cabang sel saraf ini informasi tadi diteruskan ke sel saraf sel saraf yang lain, seperti sales MLM.
Namun satu hal yang perlu dicatat, cabang dari sel saraf kita tidak terhubung sama sekali dengan akar sel saraf yang lain, oleh karena itu untuk bisa disalurkan informasi informasi itu dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain, informasi itu harus melompat melalui celah diantara satu sel saraf dengan sel saraf yang lain. Celah antar sel  inilah yang oleh para ahli disebut sebagi sinapsis. Informasi informasi ini pindah dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain dengan meloncat melalui sebuah penghantar pesan kimia yang disebut neurotransmitter. Sinapsis sinapsis yang jadi bagian penting untuk transmisi informasi dan kemampuan berfikir ini akan dimiliki secara penuh untuk keperluan berfikir, berbuat, bertindaak apa saja untuk sepanjang hidup kita pada sat kita berumur satu tahun. Namun sayangnya sinapsis sinapsis ini akan mulai menghilang dan berkurang terus sejak umur tiga tahun. Apa yang membuat sinapsis sinapsis ini menghilang? Ternyta karean tidak digunakan. Artinya semua manusia itu terlahir pintar, kalau pada masa dewasanya anda bodoh berarti waktu kecil anda membiarkan banyak sinapsis anda hilang tak digunakan.

Bagaimana mengembangkan diri yang benar?

Sebetulnya uraian diatas sudah sangat jelas. Bahwa sinapsis sinapsis kita akan menghilang kalau tidak kita gunakan. Semakin banyak sinapsis yang hilang tentu akan semakin banyak kemampuan dan ketrapilan kita yang hilang. Agar ini tidak terjadi, yang harus kita lakukan adalah membiasakan kita sendiri, anak anak kita untuk menggunakan sinapsis itu dengan maksimal.  Sinapsis sinapsis ini akan semakin kuat dan menebal kalau kita mengulang ulang apa yag kita lakukan. Missal saja waktu masih kecil kita berlatih badminton, maka informasi tentang gerakan gerakan yang diperlukan untuk bermain badminton itu akan makin membentuk sinapsis yang makin kuat dan makin banyak, dan oleh karena itu kemampuan badminton mereka akan semakin baik. Itu terjadi kalau orang ini rajin berlatih badminton, tetapi kalau orang ini berhenti latihan maka sinapsis sinapsi tentang gerakan badminton ini akan sedikit demi sdikit mati dan menghilang lagi. Begitu juga dengan kemapuan berfikir, semakin kita sering belajar dan berfikir maka otak akan semain banyak menyediakan sinapsis untuk keperluan itu. Karakter kitapun akan ditentukan seberapa banyak jenis sinapasis yang kita bangun. Kalau kita membiasakan berlaku sopan santun, maka otak kita akan menyediakan sinasis kuat dan banyak bagi tingkah laku sopan santun kita, dan sebagainya. Begitulah kira kira cara bekerjanya otak dan sinapsisnya dalam mendukung kemampuan berfikir dan ketrampilan kita. Dan itu artinya kita bisa memebentuk dan membangun anak anak kita , siswa siswa kita untuk jadi seperti apa, yaitu dengan cara memperkuat dan memeprbanyak penggunaan sinapsis sinapsis yang tersedia di dalam otak kita.

Dengan demikian jelaslah bagi kita,  kalau kita menginginkan anak kita dan siswa siswa kita memiliki karakter leadership dan kemampuan entrepreneurship yang baik, maka kita harus mendidiknya agar melakukan dan mengerti sikap sikap yang tepat untuk jadi pemimpin dan wirausahawan. Kemudian kita wajib  mengulang ulang didikan kita itu agar menjadi kebiasaan yang dilakuakn setiap hari, sehingga sinapsis leaderpreneurship itu makin kuat dan makin menebal di dalam otak anak anak dan siswa siswa kita. Semoga berguna. 

Rabu, 11 Desember 2013

Pengajaran Bahasa Inggris: Bisakah orang yang tidak bisa berenang mengajar berenang?

Sudah beberapa bulan ternyata saya tak menambah tulisan baru pada blog ini, sidang pembaca setiap hari cuma saya sugguhi tulisan lama saja, untuk itu saya selaku penulis blog ini mohon dimaafkan sebesar besarnya.
Saat ini saya berniat untuk menulis lagi untuk siding pembaca yg sudi bertamu diblog sederhana ini. Untuk memulai menulis saya tidak bermaksud untuk menulis hal hal yg spektakuler atau hal hal yang besar, rumit dan perlu pemikiran berat, topic ringan saya kira cukup baik untuk memulai budaya menulis lagi. Saat ini tepatnya saya hanya ingin curhat ketimbang ingin menulis artikel. Dengan harapan walaupun ini cuma sekedar curhatan tapi saya berharap semoga jadi pemikiran kita bersama, orang orang yg memeprhatikan dan terlibat dalam proses pendidikan di tanah air kita.
Pada beberapa waktu yang lalu saya sudah sampaikan bahwa sekolah sekolah di Indonesia masih sering menempatkan orang yang salah sebagai guru Bahasa Inggris. Kesalahan memilih guru ini menjadikan jarang ada sekolah yang memiliki guru bahasa Inggris yang kompetensinya cukup sebagai seorang pendidik.  Hal ini bisa kita ketahui dari penelitian  Chodidjah (2000),pelatih dari British Council yang melaporkan bahwa dari hasil penelitiannya di dapati bahwa di daerah DKI hanya 20% guru Bahasa Inggris yang benar-benar layak sebagai guru. Hal ini sudah saya sampaikan di tulisan saya diblog ini dengan judul Menyoal Ketidaktepatan Manajemen Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Kita. Di artikel ini sudah saya sampaikan bahwa kesalahn penulisan guru yg berkualifikasi rendah akan berakibat pada tidak tuntasnya tujuan pendidikan dan itu artinya akan memperbesar prosentasi kegagalan pendidikan dan pengajaran kita.
Terkait dengan hal ini, saya jadi teringat ucapan Pak Jaitun HS, pemilik dan pendiri Universitas Budi luhur, Jakarta. Pada sat itu beliau bertanya apakah mungkin orang yang tidak bisa renang mengajar renang. Pertanyaan ini ditujukan pada para dosennya dilingkungan Universitas Budi Luhur agar mau meningkatkan qualitas diri. Pertanyaan itu sederhana memang, tapi mak jleb nusuk ke hati bagi yg tidak berkualitas tapi jadi pengajar. Dan bagi kita pengguna hasil pendidikan, orangtua siswa tentu juga akan tersadar bahwa sangat penting untuk mencari guru yang berkualitas bagi anak anaknya untuk mendapatkan keyakinan bahwa si ank akan mendapatkan pendidikan yg tepat.
Nah hari ini saya mendapatkan bukti dari apa yang dikatakan kedua tokoh di atas. Saya sebagai orangtua sangat terperanjat mendapati ada soal ujian bahasa inggris yang dikeluarkan sebuah UPTD penuh dengan kesalahan. Dari sekitar 35 soal ujian ada puluhan kesalahan yang dibuat. Saya sangat yakin kalau soal soal ujian bahasa inggris ini bukan saja dibuat oleh satu orang guru bahasa inggris, tapi sudah pasti dibuat oleh sekumpulan guru bahasa inggris satu kecamatan. Setelah soal jadipun pasti sudah direvisi oleh coordinator pembuatan soal UPTD atau orang yg sederjat dengan itu, namun kenapa kesalahan masih sangat banyak kita temui di soal ujian tersebut. Bukan bermaksud sok tahu, sok hebat, pamer kebisaan. Namun kesalhan soal bisa membawa keslahan pada pengisian soal. Siswa yang seharusnya pintar bisa malah jadi salah mengerjakan. Atau ada beda persepsi antar siswa dan guru yang mengkoreksi sehingga yang seharsunya jawabnasiswa juga benar jadi disalahkan. Kesalhan kesalhan seperti ini akan membawa dapak tidak baik bagi siswa. Selain dampak psikologis juga berdampak makin tidak pahamnya siswa terhadap pelajarn bahasa inggris itu sendiri. Persis seperti kata Pak Jaitun bagaimana orang tidak bisa berenang diharapakan jadi guru renang, bukannya muridnya jadi juara renang tapi malah keblebeg dan mati.
Biar saya tidak dibilang mengada ada saya coba berikan contoh beberapa keslahan yang ada seperti di foto foto dibawah ini;

coba kita perhatikan dari bacaan dalam bahasa inggris di atas. kesalahan yang paling mudah ditunjuk adalah kalimat ke empat dari paragrap ke dua. kalimat itu seharusnya she is explaining about... karna kalimat itu dalam bentuk present continuous tense, tapi faktanya di bacaan itu kaliamat itu ditulis she explaining... belum kesalhan diksi atau pemilihan kata dalam kalimat seperti kata "studies" di kalimat  kedua, paragrap pertama, yang akan lebih baik kalau kita katakan 'she goes to an elementary school". juga kata 'learning" pada kalimat pertama paragrap kedua yang sepertinya akan lebih enak kalau diganti dengan 'studying". lihat juga pertanyaan pertama 'what is dina?" sejak kapan ada manusia ditanyakan dengan kata "what"? bagaimana dengan pertanyaan ke 4? ada dua "is" dalam pertanyaan tersebut. sedang bentuk present continuous yang seharusnya digambarkan dengan menambah akhiran -ing pada kata kerjanya tidak dilakukan. pertanyaan itu seharusnya "what is she explaining about?' dan tentu bukan "what is she explain is about?" seperti soal diatas bukan?

lihat pertanyaan nomer delapan untuk gambar kedua ini. soal ini sama sekali tidak ada jawabannya. kalimat itu membutuhkan kata kerja untuk melengkapinya, tapi pilihannya semua kata benda. baru sampai soal nomer 8 saja keslahan sudah segitu banyak. bisa dibayangkan berapa banyak kesalahan kalau kita lihat sampai soal no.35? dan memang kesalahan betebaran dalam soal yang dikeluarkan sebuah UPTD di Kota dekat Jakarta ini, cuma akan terlalu banyak kalau saya foto satu persatu bukan?

Kenyataan ini menurut saya sangat tragis; bagaimana orang orang yang tidak paham bahasa inggris harus mengajar bahasa inggris dan membuat soal ujian untuk menentukan kemampuan siswa dalam berbahasa inggris? Pendidikan yang model seperti apakah yang sebetulnya kita rancang dan kita berikan pada anak anak kita ini? Semoga hal ini cepat jadi perhatian pemerintah agar siswa mendapat pendidikan bahasa inggris yang baik serta ke adilan dalam penilaian kemampuan mereka berbahasa inggris. Jangan sampai ada anak yg pintar ternilai buruk gara gara soalnya yg salah dan guru yang mengkoreksi hasil ujiannya tidak punya kemampuan di bidang ajarnya.


Senin, 13 Mei 2013

PERLUNYA MENDIDIK ORANGTUA SISWA.



Judul tulisan saya ini mungkin sedikit terasa provokatif, saya merasa bahwa sudah saatnya gagasan ini saya lempar untuk saya sharing-kan pada siding pembaca semuanya. Di muka bumi ini sepertinya tak ada satu orangtuapun yang tidak ingin melihat anaknya sukses. Terkait dengan pendidikan tentu tak ada satu orangtuapun yang menginginkan anaknya gagal dalam belajar untuk memperoleh pendidikan yang baik. Mereka rela banting tulang ibarat kaki dipakai kepala dan kepala dipakai kaki agar mampu membiayai sekolah anak anaknya.
Begitu juga guru, sebagai orang tua kedua, tak satupun guru dimuka bumi ini yang menginginkan siswa siswinya gagal belajar, baik belajar ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi masa depan siswa siswa tersebut maupun belajar sopan santun, etika dan tingkah laku yang baik sehingga siswa siswa itu berhasil jadi manusia yang matang dan Nampak beradap.  Dari paparan saya ini sebetulnya tak terbantahkan lagi bahwa kedua belah pihak orangtua siswa ini (baik orangtua asli yang dirumah, maupn orangtua disekolah, guru) mempunyai tujuan mulia yang sama, menjadikan anak anak mereka manusia yang terdidik dan terpelajar.  Secara teoritis dua orang atau dua kelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama seharusnya dengan gampang dipersatukan untuk bahu membahu bekerjasama menggapai tujuan bersama.
Namun anehnya hal itu tidak berlaku di dunia pendidikan. Walau orangtua dan guru mempunya visi, misi dan tujuan yang sama terhadap anak anak mereka. Dua kelompok orangtua siswa ini sulit sekali dipersatukan. Di seluruh dunia, terlebih lebih di Indonesia, sekolah selalu punyaa keluhan dan kesulitan mengumpulkan orangtua untuk memebicarakan soal pendidikan anak anak mereka. Orangtua sebagian besar akan menghindari dan menolak dating kalau sekolah mengundang mereka dalam rapat orangtua siswa, rapat undangan pembentukan komite, seminar pendidikan dan ahkan banyak orangtua yang menolak atau tidak mau datng untuk ambil raport/ laporan hasil belajar anaknya di sekolah. Orangtua jaman sekarang akan ke sekolah hanya kalau anaknya laporan kalau mereka ‘dizolimi” atau tidak mendapat perlakuan yang baik dari teman, guru, atau karyawan atau civitas akademika lain disekolah. Orangtua akan enteng melangkahkan kaki ke sekolah hanya kalau ingin marah, ngomelin guru atau kepala sekolah.  Seperti yang saya tulis diatas, kalau ada urusan penting tentang pendidikan, rapat, seminar, konferensi dengan siswa, pameran karya siswa, assembly dan yang lainnya, mereka enggan untuk pergi ke sekolah.
Tentu tidak semua guru atau sekolah menyerah akan kondisi seperti ini.  Buku harian siswa atau ada yang menyebut buku jurnal siswa adalah contoh kreatifitas sekolah untuk melibatkan orangtua dalam pendidikan. Buku macam ini muncul tentunya dikarenakan sulitnya engundang orangtua ke sekolah. Ada juga sekolah yang bermodal cukup sampai mebuat newsletter, atau majalah sekolah tujuannya sama untuk menyampaikan pesan kemajuan pendidikan dan melibatkan orang tua dalam upaya pendidikan anak anak mereka. Namun saying disayang kedua benda hasil kreatifitas sekolah itupun jangankn dibaca disentuh oleh orangtua juga tidak. Bahkan surat undangn rapat yang dititip ke siswa banyak yang tidak diperhatikan oleh orangtua atau wali siswa.  Tentu hal ini tidak sesuai dengan harapan mereka bahwa anaknya harus sukses dibangku sekolah. Inilah anomaly pendidikan kita. Aneh bukan?
Banyak factor yang menyebabkan orangtua tidak terlalu hirau akan ajakan sekolah memikirkan pendidikan anaknya ini; factor factor seperti latar belaakang pendidikan orangtua, kesibukan oratua dengan pekerjaaanya, anggapan bahwa orangtua itu cukup mengeluarkan uang dan pendidikan adalh urusan sekolah, kemampuan sekolah mengkomunikasikan tujuan pendidikan sekolah sampai ketakutan orangtua ditagih uang SPP yang belum dibayarkan. Apapun alasan ketidakpedulian orangtua akan undangan sekolah untuk membicarakan ttg pendidikan  anaknya ataupun menunjukkan hasil belajar anak dan siswa mereka, tentu tidak boleh dibiarkan berlarut larut karena hal ini akan memperlemah strategi pendidikan yang digelar sekolah, memperlebar kesenjangan persepsi orangtua dan sekolah akan tujuan dan keberhasilan pendidikan bagi anak anak mereka, menjadikan sekolah tumpuan kesalahan dan kegagalan pendidikan, menjadikan guru dan kepala sekolah tempat menumpahkan amarah orangtua yang anak anaknya gagal terdidik dengan baik, dan ujung akhirnya semua itu akan memperlemah daya sekolah menggapai tujuan luhur pendidikan bagi semua siswanya.
Sekilas terpikir oleh penulis ternyata kita masih perlu mendidik orangtua siswa. Menambah wawasan orangtua akan arti penting, proses  serta arti penting peran orangtua dalam pendidikan sangat perlu dilakukan agar tumbuh kesadaran dan  makin besarnya peran orangtua dalam proses pendidikan. Kalau kesadaran dan peran orangtua dalam pendidikan bisa bertumbuh dan berkembang, maka bisa diharapkan pendidikan bagi putra putrid bangsa ini bisa makin sempurna karena siswa benar benar bisa mengalami belajar di semua lini pendidikan; seperti yang kita yakini bahwa pembelajaran itu terjadi di tiga tempat; di sekolah, di rumah dan di masyarakat. Proses belajar siswa di ketiga tempat ini benar benar bisa efektif terlaksana kalau kesadaran masyarakat (orangtua siswa) benar benar telah terbagun sempurna.
Kementrian pendidikan yang memegang 20% anggaran Negara untuk pendidikan, mungkin satu satunya institusi yang mampu merancang dan melaksanakan pendidikan bagi orangtua ini. Semoga berguna.

Rabu, 08 Mei 2013

3C untuk guru super


Di dalam dunia pendidikan, guru adalah ujung tombak yang sangat menentukan apakah sekolah akan mampu menjalankan misi sesuai dgn visinya dan meraih tujuan sekolah yang telah digariskan sebelumnya. Tanpa harus mengecilkan fungsi dan peran dari warga sekolah lain, memang peran dan fungsi guru sangatlah dominan di dunia pendidikan. Guru bukan saja yang menentukan mutu atau tidaknya sekolah, tapi guru jugalah yang menentukan berhasil atau tidaknya pemasaran sekolah, karena guru pulalah yang sebetulnya mengemban fungsi “public relation: sekolah hal ini terkait dengan fakta bahwa gurulah yang lebih sering menghadapi orangtua siswa.

Mengingat begitu besarnya peran dan fungsi guru dalam penyelenggaraan sekolah, ada baiknya sekolah sangat selektif untuk menetapkan dan menseleksi calon guru yang akan diajak bergabung dan bekerja di sekolah. Salah memilih team pengajar ini, sekolah bisa terombang ambing atau bahkan hancur berantakan tidak dipercaya masyarakat, sementara untuk memecat seluruh guru yang ada juga tidaklah mudah karena pemecatan terkait dgn undang undang ketenagakerjaan dan selain itu mencari guru pengganti yg bermutu dalam waktu yang singkat juga tidak mungkin. Selain itu pemecatan guru secara serempak semuanya” bedol desa” juga akan menundang Tanya di dalam masyarakat yang bisa juga berdampak pada ketidakpercayaan public terhadap sekolah. Ujungnya salah memilih guru bisa membuat sekolah ‘macet” kemajuan sekolah masih jauh dan tidak ada jaminan bisa terwujud, sementara sekolah dipenuhi orang orang yang tidak bermutu tapi sekolah tidak bisa lagi berbuat banyak.

Oelh karena itu sekolah harus berhati hati dalam memilih sekolah dan calon gurupun harus meyakinkan diri bahwa dia benr benar punya kwalifikasi yang cukup untuk pekerjaan itu. Untuk mudahnya agar sekolah mampu menseleksi guru yang tepat dan calon guru bisa mempersiapkan diri dengan baik, dalam tulisan saya ini saya akan sampaikan tiga (3) syarat minimum seorang guru. Yaitu:

– Competence

Tentu saja kompetensi administrative bahwa seorang guru haruslah seorang sarjana itu penting, namun seorang sarjana dengan latar pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang akan diampupun tidaklah cukup.  Kita harus ingat lagi guru adalah saka guru, pilar utama tegaknya sekolah oleh karena itu kwalifikasi lain selain kemampuan intelektualnya masih banyak yang harus dipenuhi seorang guru.  Guru adalah manager kelas oleh karena itu kemampuan managerial juga harus dimiliki, kemampuan komunikasi, kemampuan leadership, kemampuan membaut perencanaan, kemampuan negosiasi dan kemampuan kehumasan sangatlah penting untuk dimiliki seorang guru. Selain itu seorang guru haruslah memiliki karakter khusus seperti berwibawa, tegas, ramah dan bertanggungjawab, serta suka menolong dalam artian guru harsu siap memebantu tamu sekolah untuk mendapatkan apa yang mereka harapkan dengan dating ke sekolah. Guru yang cuek bebek terhadap tamu sekolah cepat atau lambat Cuma akan menghancurkan sekolah. Oleh karean itu kompetensi guru adalah satu hal yang wajib diperhatikan sekolah maupun guru itu sendiri. Kwajiban sekolah untuk selalu meng-up grade kemampuan guru gurunya dan memeperhatiakn dengan seksama karakter guru gurunya, benahi bila menemukan karakter  yang tidak tepat secepatnya jangan menunggu jadi borok sekolah yang berkepanjangan. Dari pihak guru, juga harus sadar diri bahwa dunia ini selalu berubah dan kompetensi baru selalu dibutuhkan di sekolah, dengan begitu guru harus terus menerus belajar agar selalu up to date dengan kondisi kekinian.

– Commitment

Yang tak kalah penting dari kompetensi guru, mereka juga harus punya komitment yang kuat dalam menjalni profesinya. Komitmen yang kuat sebagai landasan bekerja bukan saja akan memberi energy pada seorang guru dalam menjalankan tugasnya mengajar dan mendidik siswanya, tapi juga akan menjadi jaminan bahwa guru ini tidak akan melupakan tanggungjawabnya.  Lebih jauh lagi apabila seorang guru mempunyai komitmen yang kuat pada tugasnya, mereka juga punya komitmen yang kuat untuk memejukan sekolah, mereka tidak akan segan segaan turun angan mengerjakan semua hal yang diperlukan bahwkan lembur pulang sampai pagi demi kemajuan sekolah. Mereka sadar sekali kalau maju mundurnya sekolah tergantung pada kerja mereka. Dan besar kecilnya gaji yang akan diterima akan sangat bergantung maju mundurnya sekolah. Kesadaran ini akan membuat mereka bekerja total, tidak sedikit sedikit bertanya tentang nominal yang akan diterima kalau mengerjakan ini dan itu.

– Contribution
Yah kontribusi adalah C terakhir pada tulisan ini. Guru yang berkwalitas dengan kompetensi yang cukup dan memiliki komitmen yang kuat biasanya akan menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan sekolah. Merekalah kekuatan pendobrak kebuntuan dan pendorong kemajuan. Nah bapak ibu guru yang terhormat dimanapun anda berada di dunia ini. Kalau bapak dan ibu ingin tahu sudah layak atau belum anda sebagai guru sekolah lihatlah, telisiklah lagi apakah anda suddah punya kontribusi untuk kemajuan sekolah? Kalau belum..segeralah berbenah diri karenaa anda belum layak jadi guru. Atau mundurlah dan carilah kerjaan yang lain, kasihhan teman anda yang ingin maju dan terganjal sikap anda. Siapa tahu begitu anda mundur jadi guru sekolah itu bisa maju dan teman teman anda guru yang memiliki 3C itu bisa menikmati hasil jerihpayahnya dengan mendapatkan gaji yang besar karena sekolahnya maju..

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...