Jumat, 20 Mei 2011

Strategi “Behaviour Management” Yang Positif.



1.      Perhatikan dan hargai peranggai, sikap dan tingkah laku positif yang anda kehendaki akan dilakukan siswa siswi anda. Dengan menunjukkan ketertarikan pada sikap siswa maka siswa tahu seperti apa sikap dan tingkah laku yang anda harapakan siswa lakukan.
2.      Sebaliknya abaikan sikap dan tindakan yang tidak patut dilakukan siswa. Karena dengan memberi perhatian pada tingkah laku siswa yang tidak pas hanya akan membuat siswa senang karena berhasil menarik perhatian anda dan perbuatan salah itu akan diulangi lagi dialain waktu dengan intensitas yang sama atau lebih besar lagi.
3.      Tentu saja guru hanya boleh mengabaikan sikap buruk siswa itu selama perbuatan itu tidak berbahaya bagi si siswa sendiri, orang laian atau merusak fasilitas sekolah. Kalau nyata nyata perbuatan dan sikap siswa itu sudah membahayakan ketiga hal itu guru harus cepat bertindak.
4.      Jangan pelit terhadap pujian dan kata kata yang memberikan motivasi dan dorongan pada siswa. Berilah dorongan, semangat dan pujian setiap hari pada siswa siswi anda. Ada yang mengatakan seprang anak kira kira mendapat kata kata kotor, buruk dan mematahkan semangat sebanyak 500 kali dalam sehari, sedangkan kata kata yang bagus dan memotivasi berkisar hanya 75 kali. Seimbangkan dengan motivasi dan doirongan dari anda sebagi guru.
5.      Berilah kejelasan pada siswa siswi anda tentang  tingkah laku yang anda harapakan mereka tunjukkan dan yakinkan bahwa mereka mengerti itu.
6.      Dan sekali lagi konsistenlah dengan harapan itu apapun yang terjadi. Konsistensi menunjukkan betapa seriusnya harapan anda pada siswa. Kepatuhan siswa segaris lurus dengan persepsi mereka tentang konsistensi anda. Begitu juga dengan konsekwensi yang mengikuti.
7.      Kalau siswa anda tidak merespon panggilan anda atau perintah anda dalam dua kali perintah atau dua kali panggil. Datangi siswa itu. Biasanya kalau guru sudah mendatangi siswa tersebut akan segera merespon seperti yang anda harapkan.
8.      Hati hati dengan janji dan ancaman yang anda keluarkan, kalau tidak ditepati anda cuma akan dianggap badut yang tidak penting di ruang kelas anda sendiri.
9.      Hindari sindiran yang pedas. Bicarakan saja baik baik agar siswa tidak sakit hati.
10.  Kendalikan diri, kendalikan hati kendalikan emosi, anda harus selalu tampil tenang dan berwibawa, sekali emosi anda terlepas dan anda marah, permasalahan itu tidak tertolong lagi dan anda tidak akan sanggup mengendalikan siswa yang bersangkutan dan juga siswa di kelas lainnya, karena bentakan saat marah bukan cuma membuat “eneg” siswa yang dibentak tapi juga membuat siswa yang laian kehilangan semangat belajar.
11.  Jangan tanya pada siswa “kenapa kamu lakukan itu?” pertanyaan bodoh itu tidak akan pernah dijawab dengan benar oleh siswa. Pertanyaan itu juga tidak mendorong siswa belajar dari kejadian itu tapi siswa malah mencoba mendebat, berbohong kepada guru untuk memebenarkan tindakakannya. Coba ganti perteanyaannya dengan “ Biar semua ini tidak terjadi seharusnya apa yang kamu lakukan?” atau ‘ ‘Ada tidak tindakan lain yang bisa kamu lakukan agar hal seperti ini tidak terulang lagi?”. Pertanyaan ini akan membantu siswa berfikir mendapatkan cara memecahkan permasalahan dia sendiri.
12.  Jangan benci siswanya tapi bencilah apa yang dilakukannya. Guru harus objective yang tidak kita suka itu sikapnya bukan anknya. Pisahkan anak itu dengan perbuatannya. Selamtkan anaknya hancurkan tingkah buruknya. Dengan begitu tidak bijak kalau kita sampai memukul siswa karena emosi.
13.  Jadilah contoh yang baik bagi siswa. Ingat kata Ki Hajar Dewantara “ ing madya sung tuladha”. Di tengah tengah siswa kita harus memebri contoh yang baik. Orang akan lebih mudah mencontoh dari pada menjalakan instruksi yang anda berikan.
14.  Sebagai guru harus cepat tanggap dan merespon semua jenis tingkah laku baik yang buruk maupun yang baik baik dengan memebri pujian ataupun memeberi pengawasan atau bahkan campur tangan.
15.  Beri anak anak pilihan yang mereka harus pilih sendiri dan juga sebutkan konsekwensi dari pilihan mereka. Pastikan mereka paham akan hal ini.

Kamis, 19 Mei 2011

Strategi Mencegah Tingkah Laku Menyimpang (Dalam Managemen Ruang Kelas).


Tujuan dari implementasi managemen tingkah laku di ruang kelas adalah untuk mendorong siswa memahami apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam ruang kelas dengan berdasarkan pada pertimbangan tanggungjawab pribadi pada komunitas sosialnya ( kelas). Artinya sikap yang terbentuk pada diri siswa harus berasal dari kesadaran akan eksistensi diri  di dalam komunitas dan tanggungjwab sosialnya ketimbang berdasar pada rasa takut siswa akan hukuman yang mungkin didapat dari gurunya.
Sebuah kelas yang dipersiapkan dengan matang baik dari segi managemen tingkah laku maupun menagemen ruang kelasnya akan mampu meredam kelebihan energi siswanya dan membelokkannya pada kegiatan kegiatan yang bermanfaat di dalam kelas. Keberhasilan guru dalam mengarahkan pengunaan energi yang berlebihan dari siswanya untuk kegiatan yang bermanfaat akan meredam dan meminimalisir tingkah laku menyimpang dan kenakalan siswa. Nah dibawah ini kita haturkan beberapa strategi untuk menciptakan ruang kelas dengan managemen yang baik:
1.      Anak anak muda sangat haus pengetahuan dan pengalaman baru. Sebagai seorang guru anda dituntut untuk mampu menciptakan sebuah atmosphir pembelajaran yang secara konsisten menjanjikan hal hal dan pengalaman baru bagi siswanya. Kalau rasa keingintahuan siswa ini tertantang dan terpenuhi siswa akan mampu mengatur tingkah lakunya sendiri sesuai yang diharapkan guru dan merekapun secara sadar an aktif akan terlibat dalam proses belajar mengajar.

2.      Anak muda memiliki ego yang besar dan energi yang besar pula untuk menjaga egonya. Oleh karena itu sebuah lingkungan positif yang menjamin ego ego muda ini aman dari pelecehan dan dari dipermalukan adalah sangat penting untuk meyakinkan siswa bahwa mereka bisa berkarya dan dihargai, sehingga mereka tidak overprotektif terhadap dirinya mau berbaur dan berkerkegiatan positif yang mendorong keberhasilan belajar mereka. Kenakalan siswa sering sekali adalah bentuk dari upaya siswa untuk menjaga kedaulatan egonya dari dipermalukan dan dilecehkan oleh lingkungannya. Kenakalan hanyalah pengalih perhatian dari kelemahan siswa itu sendiri. Lingkungan kelas yang positif tidak akan memunculkan kesempatan dimana sorang siswa nampak bodoh, nampak tidak cakep, nampak tidak menarik dan nampak tidak paham.

3.     Ajak seluruh siswa membuat aturan kelas yang mereka setujui bersama. Anak muda akan mematuhi aturan yang dia merasa bahwa aturan itu mereka sendiri yang menentukan. Tulis dan tempelkan aturan kelas itu sehingga siswa bisa membaca dan anadai ada siswa yang melanggar anda sebagi guru cukup mengatakan, “eh mas...lihat peraturan nomer sekian, apakah sikapmu ini sesuai dengan peraturan yang kamu buat sendiri?”

4.    KOnsistensi guru dalam segala hal harus dijaga baik pada awal, tengah maupun akhir sesi pengajaran. Karena sekali guru tidak konsisten dengan perbuatan, aturan dan konsekwensi yang diberikan pada pelanngara aturan kelas, maka siswa tidak akan menghormati guru dan aturan yang berlaku dalam kelas.

5. Dengan begitu seorang guru juga harus bertindak adil, pelangran yang samam harus diberi konsekwensi yang sama, kalau tidak siswa akan protes pada konsekwensi yang diberikan guru dan kekacauan akan timbul dalam kelas.

6.    Kalau pelanggaran nilai, aturan dan norma sosial di dalam kelas berbuah konsekwensi tertentu, tentu sebaliknya kalau siswa menunjukkan tingkah laku yang baik, yang positif guru harus membrinya perhatian khusus ataupun hadiah.  Sepertinya strategi 'reward and punishment" masih relevan dalm pengajaran sekarang ini, walau 'punishmentnya harus diganti dengan 'konsekwensi" saja.

7.     Kenali nama seluruh siswa, karena orang akan meras senang kalau dipanggil dengan namanya, selain itu memebri peringatan pada pelanggar aturan dengan menyebut nama si pelanggar terasa lebih mantap dan berbobot, serta lebih serius dan tentu saja hal ini akan lebih manjur untuk menghentikan kenakalan siswa.

8.     Guru jangan berusaha ingin disenangi siswa, guru tugasnya mengajar, disenangi siswa adalah hal yang tidak penting. Yang penting jadilah pengajar yang baik. Jangan jadi teman bagi siswa anda. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga rasa hormat siswa pada anda dan jagalah rasa menghargai terhadap siswa anda sendiri.

9.  Siswa biasanya mencoba menjajagi sejauh mana mereka boleh memperlakukan anda. Oleh karena itu jagalah diri untuk tidak membuka kesempatan pada siswa bersikap kurang ajar pada anda sekecil apapun. Kewibawaan anda yang akan jadi taruhannya.

10.  Tunjukkan pada siswa anda bahwa anda sebagi guru cukup menghargai, dan menghormati keberadaan mereka, tunjukkan bahwa anda peduli pada mereka dan masa depan mereka, cobalah mendengarkan mereka, maka sebaliknya tuntutlah siswa untuk juga menghargai dan menghormati anda, buatlah siswa mengerti maksud baik anda dan kepedualian anda pada mereka, maka akan mudahlah bagi anda untuk membantu sisa siswi itu berperilaku baik. 

Selamat mencoba...


Rabu, 27 April 2011

PRINSIP PRINSIP DASAR PENDIDIKAN ABAD 21



Sengaja penulis pakai istilah “pendidikan” dalam judul diatas, karena kata pendidikan itu bermakna jauh lebih luas dari pada kata pengajaran. Pengajaran hanya bermakna membuat siswa bisa mengerti atau melakukan sesuatu seperti yang diajarkan, sementara di lain pihak pendidikan bukan saja membuat siswa mampu melakukan atau mengerti sesuatu saja, tapi juga mampu mengembangkan karakter dan pribadi siswa. Dan pendidikan karakter inilah nantinya yang akan menuntun kesuksesan hidup siswa bukan pengetahuan dan ketrampilannya. Atau setidaknya sampai saat ini dipercaya kalau kepandaian dan ketrampilan hanya membantu sukses tidak lebih dari 20%. Kesuksesan hidup 80% ditentukan oleh karakter dan kepribadian orangnya.

Kembali ke masalah pendidikan, agar guru tidak tersesat dalam mendidik anak anak dan juga tidak melakukan kesalahan fatal sehingga siswanya bukan saja tidak pintar secara intelektual tapi juga tidak berkembang kepribadian dan wataknyapun , guru harus memiliki prinsip prinsip pendidikan yang menjadi tuntunan dan jiwa dari seluruh aktifitas pendidikannya di ruang kelas sebagai berikut:

·      Terbuka, dalam pendidikan harus ada prinsip keterbukaan. Guru harus mampu menunjukan semua sumber belajar yang di butuhkan siswa, sekarang bukan lagi jamannya guru satu satunya sumber belajar. Ini juga berarti guru harus mau menerima masukan dari siswa. Guru tidak usah malu mendapatkan  pengetahuan atau sumber belajarnya dari siswa. Guru juga tidak perlu lagi merasa malu kalau ternyata tidak memahami sesuatu. Terus terang saja pada siswa bahwa anda sebagai guru belum tahu informasi tertentu dan berjanjilah untuk mencari bareng bersama siswa. Dengan begitu dalam kelas akan tercipta kebebasan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Murid bukan lagi objek tapi sudah menjadi subjek dalam belajar. CBSA (Cara belajar siswa aktif)  sudah otomatis berjalan dikelas yang cukup terbuka. 


·         Ruang kelas haruslah menjadi tempat berbagi informasi. Sudah saatnya kita meninggalakan praktek menjadikan ruang kelas tempat belajar mengajar.  ruang kelas yang ideal adallah ruang kelas dimana semua anggota kelas berbagi pengetahuan yang dimiliki, dengan begitu kita tidak akan menemukan ada anak bodoh dan ada anak pintar. Dengan berbagi informasi yang akan kita dapati adalh semua anak didik menjadi orang yang mengerti dan banyak memiliki informasi (well-informed).  selain berbagi informasi juga mengajarkan rasa percaya diri dan kemampuan berkomunikasi pada siswa kita. 


·       Selain berbagi informasi, jadikan ruang kelas tempat menempa dan mengembangkan watak dan kepribadian serta sikap siswa. karena tiga komponen kejiwaan itulah bekal mereka merengkuh masa depan. sekali lagi 80% kesuksesan ditentukan olek watak, sikap dan kepribadian kita, ilmu pengetahun cuma menyumbang 20% kesuksesan. Guru harus mampu membuat strategi pengembangn diri siwa ini dalam kelasnya.

  
·         Kelas harus berbentuk sebuah lingkungan yang bebas resiko. Ruang kelas tradisional yang menyimpan resiko siswa bisa malu karena nampak bodoh, dan gagap karena tidak hafal pelajaran harus segera dihilangkan. Buatlah ruang kelas anda bebas resiko malu atau dipermalukan bagi anak didik. Anak didik tidak boleh ditekan dan dipaksa untuk menghafal sekian banyak informasi yang belum tentu berguna bagi kehidupan mereka dimasa datang. Perlu diingat tugas anak dalam kelas adalah “belajar” dan bukan mencari jawaban yang benar dari setiap pertanyaan gurunya Izinkan siswa mengeksplorasi sendiri pengetahuan dan ketrampilan yang ingin mereka kuasai. Tanyakan pada siswa pemahaman mereka bukan hafalan mereka, maka semua anak akan mempunyai jawaban atas semua pertanyaan dan tidak akan ada yang nampak bodoh dan terlecehkan karena tidak mampu menjawab pertanyaan guru. Dan itu artinya guru harus mampu...

·         Mendorong siswa menggunakan kemampuan pemikiran tingkat tinggi (high-order thinking skills). Seperti yang kita semua ketahui menurut taksonomi Bloom, menghafal dan mengerti adalah kemampuan berfikir tingkat rendah (low-order thinking), kalau semua guru hanya mengajarkan siswa sampai pada tataran hafal dan mengerti, itu artinya guru hanya mengajarkan pada siswanya kemampuan berfikir yang remeh temeh, Guru jaman sekarng haruslah mampu mengarahkan siswa berfikir dengan kemampuan berfikir kelas tinggi yang meliputi kemampuan asosiasi, analisa, mensintesa, mengevaluasi dan mencipta. Ini tuntutan jaman bung!!! Atau sampeyan akan hilang terlindas jaman. Untuk mencapai itu guru wajib...

·         Mempunyai harapan yang tinggi pada murid muridnya. Perlu diingat orang akan pintar kalau diperlakukan sebagai orang pintar oleh lingkungannya, orang akan bodoh kalau lingkungannya memperlakukan dia seperti memperlakukan orang bodoh. Anak akan cukup percaya diri kalau diberi kepercayaan oleh lingkungannya, anak akan cenderung jadi minder kalau tidak pernah diberi kepercayaan (Pygmalion effect). Jelas anak akan menjadi seperti apa yang diharapakan guru atau orangtuanya. Oleh karena itu guru harus menetapkan harapan yang tinggi bagi siswa siswinya. Cobalah berikan pertanyaan yang terbuka pada siswa, hindari pertanyaan tertutup, karena pertanyaan tertutup hanya mengajarkan cara berfikir tingkat rendah pada para siswa. harapkan tinggi dan anda akan mendapatkan yang tinggi.


·         Ciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.  Tugas guru bukan lagi menyediakan banyak informasi yang harus dihafal dan di mengerti siswa. Guru hanya bertugas menjadi fasilitator dan mengawasi jalannya pelajaran. Ciptakan suasana yang mendorong siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan dalam pelajarannya, fasilitasi siswa untuk mencipta dan mendisain sendiri cara belajarnya baik saat belajar mandiri maupun belajar bekerja sama.

·         Ciptakan pembelajaran yang bermakna. Hanya proses pendidikan yang bermaknalah yang akan membekas dan memberi pengaruh pada kesuksan siswa dimasa depan. Pembelajarn dan kurikulum yang bermakna haruslah relevan dengan tingkat intelegensia, kebutuhan, kehidupan, latar belakang, pengalaman dan masadepan peserta didik. Selain itu kurikulum dan proses pendidikan harus menjamin tumbuh kembang fisik dan psikologis anak. Yang tidak kalah penting kurikulum dan proses belajar haruslah menarik.

·         Untuk membuat proses belajar menarik, guru harus menyiapkan aktivitas pembelajaran baik. Guru harus mampu meramu aktivitas pembelajaran yang memperlancar explorasi siswa dan mampu membantu pemahaman siswa atas sebuah objek belajar.

·         Perbedaan. Kata bhinneka tunggal Ika, sudah lama kita dengar. Kata katayang diambil dari kitab negarakertagama itu menegaskan bahwa secara alamiah kita akan melihat beragam perbedaan dalam masyarakat. Guru harus memahamkan siswa siswanya akan perbedaan perbedaan itu dan menyiapkan mereka untuk mampu menerima perbedaan melalui pengajaran dan penciptaan suasana keragaman itu dalam setting ruang kelas. Semua orang, semua siswa yang berbeda beda adalah spesial dan semua orang harus bisa diterima dalam sebuah lingkungan tanpa harus memandang perbedaan.

·         Strategi dan pendekatan pembelajarn harus bervariasi, kalau tidak siswanya akan merasa jenuh. Siswa gagal belajar artinya guru juga gagal mengajar.

Bila pembaca ada masukan atau pertanyaan atau komentar apa saja, silahkan hubungi kami lewat kolom komentar yg tersedia atau lewat e-mail kami, satyawiyatama@yahoo.co.id

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...