Sabtu, 11 Februari 2023

MANAJEMEN RUANG KELAS, PENGUASAAN KELAS, DISIPLIN , MANFAAT DAN CARA MENDAPATKANNYA

 


Tak bisa disangkal lagi,  pembentukan dan pengembangan masa depan mayoritas dari anak anak kita itu berada terjadi di dalam ruang kelas. Di ruang kelas sekolah itulah anak anak kita menganyam helai helai masa depannya dengan belajar berbagai macam ketrampilan hidup, mulai dari belajar ilmu pengetahuan, belajar cara hidup bersama, belajar percaya diri, belajar mengendalikan emosi, belajar bertoleransi dengan berbagai macam keadaan dan manusia, belajar manajemen waktu, belajar mengatur orang lain, belajar adab, tingkah laku dan tata krama, belajar kepemimpinan dan vokasi , bahkan belajar membuat keputusan bisnis pun bisa terjadi di ruang kelas.  Dengan begitu jelaslah bagi kita kalau peran ruang kelas bagi anak anak kita itu sangatlah sentral dan penting. Fakta ini sudah selayaknya menyeret perhatian kita, baik sebagai orangtua, guru, kepala sekolah maupun pihak terkait lain untuk selalu memperhatikan dan menjaga kondisi kelas tetap dalam kondisi yang baik untuk tempat belajar mengajar. Menjadikan ruang kelas selalu dalam kondisi aman dan nyaman bagi siswa untuk mengembangkan intelektualitas dan dirinya adalah hal yang harus menjadi prioritas dan tak boleh dilupakan oleh para guru yang mengajar di ruang ruang kelas sekolah sekolah kita.

Penyakit utama yang merusak kondisi ideal sebuah ruang kelas untuk belajar adalah ketidakdisiplinan, baik ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh siswa maupun yang dilakukan oleh gurunya sendiri. Guru yang baik pasti akan mengusahakan kedisiplinan terjadi terlebih dahulu di ruang kelas, sebelum memastikan siswa siswanya memulai belajarnya. Bukan saja kedisiplinan akan memastikankelancaran dan keberhasian proses pendidikan, juga kedisiplinan itu sendiri adalah pelajaran yang pertama  tama harus dipahami oleh siswa sebelum siswa belajar dan mengembangkan ketrampilan ataupun pengetahuan lain di ruang kelasnya. Di sinilah letak arti pentingnya sekolah untuk selalu mengevaluasi pelaksanaan disiplin dan manajemen ruang kelas yang dilakukan oleh para guru di ruang kelas masing masing, karena proses dinamis pembelajaran yang berada di dalam ruang ruang kelas itulah yang nantinya akan menjadi penentu keberhasilan belajar dan kejayaan masa depan siswa siswanya.

Ruang kelas dengan tingkat disiplin yang tinggi dan manajemen ruang kelas yang baik akan memastikan semua siswa dalam kondisi on-task selama di dalam kelas. Kondisi siswa yang selalu on-task menunjukkan kesiapan siswa untuk menyerap pelajaran dan sekaligus gambaran profesionalisme guru pengajarnya. Paduan siswa yang siap belajar dan guru yang profesional dalam tugasnya pada akhirnya akan menjamin lancar dan suksesnya proses belajar mengajar.

Untuk mencapai kondisi ideal ini seorang guru dituntut untuk  memastikan adanya lingkungan ruang kelas yang tertata dengan baik, disiplin yang tinggi dengan menerapkan manajemen tingkah laku dengan benar, dan manajemen ruang kelas yang handal.  Hanya dengan memastikan ketiga hal itu seorang guru bisa menguasai kelas dengan sempurna sehingga siswa siswinya benar benar bisa mengalami proses belajar mengajar yang efektif dalam kedisiplinan. Selain itu hal baik yang bisa didapat dari upaya pendisiplinan siswa dengan manajemen yang baik adalah hubungan antara guru dan siswa yang akan terjaga baik, serta dimungkinkanya terjalin kerja sama yang baik antar siswa dalam proses peningkatan kualitas dan kecakapan mereka masing masing.

Siswa Mana Yang Bermasalah Dan Bagaimana Sebaiknya Sikap Guru Dalam Menanganinya?

 



Siapa sih yang tak menginginkan punya siswa yang cerdas, disiplin, berkepribadian seimbang, selalu menghormati guru dan orang lain, tak suka bikin onar, selalu on-task, dan bertanggungjawab? Tapi sayangnya harapan sering tak tersampai, Dari sekian banyak siswa di dalam ruang kelas, kadang hanya ada 2-3 saja murid ideal seperti yang kita harapkan. Selebihnya kita hanya mendapati siswa yang kurang seimbang kepribadiannya dengan ciri ciri kurang mengenal dirinya sendiri bahkan ada yang membenci diri sendiri, kurang tertarik untuk mengembangkan dirinya sendiri karena menganggap diri sendiri tidak penting, dan akhirnya mereka benar benar mengabaikan diri sendiri, tak peduli apa pun yang akan terjadi pada dirinya dan juga tak mau memikirkan masa depannya. Satu satunya kesadaran tentang dirinya adalah bahwa dirinya tidak beruntung, menyedihkan dan menyakitkan.

Kebetulan siswa dengan kondisi psikologis macam ini, tentu dengan derajat yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain, sering lebih banyak kita jumpai di ruang kelas ketimbang siswa yang punya kepribadian yang seimbang sehingga mampu berpikir logis, kritis dan dewasa dalam menghadapi setiap persoalan. Itulah kenapa ruang kelas kita sangat jarang dalam kondisi baik baik saja, karena siswanya juga hanya sedikit yang baik baik saja, dan inilah gunanya kenapa penulis selalu menekankan bahwa seorang guru harus selalu menyiapkan segala sesuatunya jauh jauh hari sebelum pertama kali kaki menginjakkan kaki di ruang kelas. Aturan kelas, prosedur kelas, rutinitas kelas, konsekuensi kelas, aturan disiplin kelas dan juga langkah langkah penanganan siswa bermasalah, semua sudah harus siap sebelum kita bertatap muka dengan siswa. Tentu sajapersipana kurikulum, bahan ajar, silabus, rencana pengajaran juga tak kalah pentingnya.

Siswa dengan masalah pribadi tidak seimbang ini akan bisa kita bagi menjadi dua macam. 1) Siswa dengan kepribadian tidak seimbang yang cenderung agresif, hiperaktif dan suka mengganggu siswa lain. Pekerjaan mereka setiap hari bikin gaduh ruang kelas dengan teriakan, tarikan dan dorongan meja dan kursi, mengganggu siswa lain (bullying), tidak mau diam, tidak bisa menghargai orang lain, tidak disiplin, tidak bisa kerja sama dengan siswa lain. 2) Siswa dengan ketidakseimbangan kepribadian tipe ke dua, adalah siswa yang punya kecenderungan pasif, cuek, malas, menyendiri atau menarik diri dari pergaulan, tidak ribut tapi diam masa bodoh, ketakutan dan distressed. Nah siswa kelompok kedua ini adalah yang selalu jadi korban perudungan (bully) atau gangguan dari kelompok pertama.

Kelompok pertama hanya berani mengganggu kelompok kedua ini, untuk menggagu kelompok siswa dengan kepribadian seimbang mereka merasa segan. Itulah kenapa kalau terjadi perudungan (bullying) guru wajib menangani baik pelaku maupun korbannya. Kedua belah pihak itu sama sama bermasalah. Jadi tidaklah tepat kalau terjadi perudungan, guru hanya ambil pelakunya untuk ditangani tapi melupakan korbannya. Ingat siswa yang baik baik saja tak akan pernah jadi korban perudungan. Korban perudungan bukanlah siswa yang baik baik saja, mereka tak kalah bermasalah dari pelakunya.

Namun begitu perlu diingat, tugas guru adalah menangani tingkah laku yang salah, bukan menangani pelakunya. Jadi segala upaya untuk penanganan keributan dan ketidakdisiplinan di dalam kelas harus terfokus pada penghentian keributan itu sendiri, bukan untuk menghukum  siswa atau orangnya. Guru harus tetap menjaga harga diri dan martabat siswa apa pun yang mereka lakukan. Guru wajib membuat pemisahan yang tegas antara pelaku dan perilakunya. Guru bertugas mengubah perilakunya, tapi harus membiarkan pelakunya tetap menjadi diri mereka sendiri. Biarkan mereka seperti siapa mereka.  Bapak ibu guru..selamat berjuang......

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...