Minggu, 04 Juni 2023

Hal Hal Yang Harus Jadi Perhatian Guru Saat Memberi Arahan, Peringatan Maupun Nasihat Pada Siswa

 


Pada siswa yang kurang disiplin dan suka melanggar peraturan, memang guru dituntut untuk bisa memberi arahan yang baik. Ada kalanya karena terdorong emosi dan rasa marah, guru memberi arahan dengan bentakan, ancaman, bahkan caci maki yang tidak perlu. Arahan yang diserati omelan, hardikan, ancaman ataupun pelecehan terhadap siswa tentu saja bukanlah cara pemberian arahan yang baik. Pemberian arahan dan nasihat yang disertai penghinaan dan ancaman tidak akan menyadarkan siswa, tapi justru akan menyinggung harga diri siswa. Hal ini justru yang akhirnya mendorong siswa untuk mempertahankan egonya, melawan dan tidak akan bisa dikendalikan oleh gurunya. Siswa yang dalam kondisi seperti ini tak akan bisa disuruh tenang. Sebaliknya siswa malah memulai memberontak dan melawan.

Oleh karena itu pengarahan pada siswa haruslah tetap mengedepankan cara cara yang baik, pilihan kata yang baik dan sikap yang baik.  Memberikan arahan pada siswa yang tepat bisa dilakukan dengan mengangkat kepentingan siswa itu sendiri. Katakan pada siswa berperilaku tertin dan rajin belajar adalah hal penting untuk masa depan dia sendiri. Misalnya, “ Andi, coba kamu perhatikan penjelasan ibu. Ini penting loh buat kamu agar bisa lolos seleksi perguruan tinggi negeri”, atau “ Arif, katanya kamu ingin jadi wartawan? Perhatikan dong pelajaran ibu, wartawan perlu sekali memahami budaya budaya daerah seperti yang ibu terangkan ini”. Untuk siswa yang lumayan aktif dan tak bisa diam, biasanya membutuhkan pengarahan dan peringatan yang lebih sering. Siswa yang seperti ini biasanya juga tak cukup hanya sekedar diberi pengarahan secara verbal saja, namun guru harus mengambil langkah langkah yang lebih dalam misalnya dengan  menatap mata siswa, memanggilnya dengan nama, pengarahan dalam jarak dekat, dan menggunakan isyarat verbal dan non-verbal yang diperlukan.

Untuk kasus yang lebih ekstrim, dalam pemberian pengarahan dan peringatan terhadap siswa yang tidak disiplin dan melanggar aturan kelas, guru bahkan tidak cukup hanya dengan meminta siswa untuk memperhatikan pelajaran atau untuk tetap tenang agar tidak mengganggu proses belajar, tapi guru bahkan harus menjelaskan secara lebih khusus apa yang harus dilakukan siswa tersebut. Sebagai contoh, “ Alex, kamu duduk yang tenang di sini dan mencatat rumus rumus yang sudah saya tuliskan di papan tulis itu secepatnya sebelum saya hapus”. Contoh yang lain, misalnya. “  Hari, kamu duduk, tidak boleh lagi ganggu Rudi atau siswa yang lain yang sedang mengerjakan tugas, kamu sendiri harus kerjakan 5 soal yang ada dipapan tulis itu dalam waktu 15 menit”.

 

Benarkah Ada Siswa Yang Kesulitan Dalam Belajar?

 

Masih terkait dengan postingan atau tulisan saya sebelumnya, bahwa ketika  siswa kesulitan belajar dengan cara pengajaran seorang guru, maka yang harus dilakukan adalah guru harus mengajar yang disesuaikan dengan cara belajar siswanya. Dengan cara demikian maka siswa akan mudah diajari dan mudah menerima pelajarannya. Kondisi ini sudah selayaknya mampu menggugah kesadaran kita para guru semua bahwa bukan hanya guru yang punya banyak metode pengajaran, tetapi siswa juga punya banyak metode belajar. Bukankah munculnya begitu banyak metode  mengajar itu disebabkan oleh banyaknya metode siswa belajar?

Tak bisa dipungkiri memang bahwa ada beragam cara manusia bisa belajar. Sebelum orang ramai membicarakan gaya belajar VAK (visual, Auditori, Kinesteteik), Guru seluruh dunia sudah menyadari adanya banayak ragam cara belajar yang dilakukan siswa. Ada siswa yang dengan mengamati langsung, dan dengan pengamatan itu dia akan memahami sesuatu. Ada siswa yang cukup diterangkan padanya dan dia akan mengerti.  Ada juga sebagian siswa yang cukup dengan dikasih waktu untuk membaca dan dia akan paham. Sebagian lain ada yang harus mengalami langsung, ada yang cukup mempraktikkan dalam situasi buatan, ada yang harus diterangkan oleh teman akrabnya baru mengerti dan masih banyak lagi cara orang untuk belajar yang pernah dipraktikkan siswa kita dan berhasil. Sekolah pun tak kalah sigap sejak jaman kuda gigit besi, sekolah sekolah kita sudah mencoba mengakomodasi semua cara dan gaya belajar siswa kita itu. Itulah kenapa kita temukan di sekolah sekolah kita perpustakaan dengan buku bukunya, peralatan audiovisual, alat tulis, ruang kelas, laboratorium, ada taman kecil untuk tanaman obat, segala macam alat peraga dan lain lain. Selain itu  disediakan pula program praktik lapangan, field trip, assembly, study tour, magang dst. semua adalah cara sekolah untuk mengakomodasi semua gaya belajar yang dimiliki siswa.

Dengan demikian, sebetulnya guru sudah memiliki segala macam hal yang diperlukan dalam pengajaran. Tinggal bagaimana caranya guru mendapatkan metode yang tepat untuk mengajar siswanya. Banyak belajar, banyak baca, banyak berbagi pengalaman dengan guru lain, dan mengumpulkan semua best practices dalam pengajaran adalah kunci suksesnya seorang guru untuk mendapatkan metode pengajaran yang tepat bagi siswanya. Sekali lagi, kalau siswa tidak bisa belajar dengan cara mengajarnya guru, maka guru harus mengajar sesuai dengan cara siswa belajar. Seorang guru wajib bisa mewujudkan jargon ini dalam kenyataan, sebab sesungguhnya tidak ada siswa yang tidak bisa belajar, yang ada adalah guru yang tak bisa mengajar. Tapi tentu guru itu bukan Anda, karena Anda adalah guru yang rajin belajar dan mau selalu mengembangkan diri untuk menghadapi segala macam tantangan dalam tugas Anda...

 

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...