Pada siswa yang kurang disiplin dan suka melanggar peraturan, memang guru dituntut untuk bisa memberi arahan yang baik. Ada kalanya karena terdorong emosi dan rasa marah, guru memberi arahan dengan bentakan, ancaman, bahkan caci maki yang tidak perlu. Arahan yang diserati omelan, hardikan, ancaman ataupun pelecehan terhadap siswa tentu saja bukanlah cara pemberian arahan yang baik. Pemberian arahan dan nasihat yang disertai penghinaan dan ancaman tidak akan menyadarkan siswa, tapi justru akan menyinggung harga diri siswa. Hal ini justru yang akhirnya mendorong siswa untuk mempertahankan egonya, melawan dan tidak akan bisa dikendalikan oleh gurunya. Siswa yang dalam kondisi seperti ini tak akan bisa disuruh tenang. Sebaliknya siswa malah memulai memberontak dan melawan.
Oleh karena itu pengarahan pada siswa haruslah tetap mengedepankan cara cara yang baik, pilihan kata yang baik dan sikap yang baik. Memberikan arahan pada siswa yang tepat bisa dilakukan dengan mengangkat kepentingan siswa itu sendiri. Katakan pada siswa berperilaku tertin dan rajin belajar adalah hal penting untuk masa depan dia sendiri. Misalnya, “ Andi, coba kamu perhatikan penjelasan ibu. Ini penting loh buat kamu agar bisa lolos seleksi perguruan tinggi negeri”, atau “ Arif, katanya kamu ingin jadi wartawan? Perhatikan dong pelajaran ibu, wartawan perlu sekali memahami budaya budaya daerah seperti yang ibu terangkan ini”. Untuk siswa yang lumayan aktif dan tak bisa diam, biasanya membutuhkan pengarahan dan peringatan yang lebih sering. Siswa yang seperti ini biasanya juga tak cukup hanya sekedar diberi pengarahan secara verbal saja, namun guru harus mengambil langkah langkah yang lebih dalam misalnya dengan menatap mata siswa, memanggilnya dengan nama, pengarahan dalam jarak dekat, dan menggunakan isyarat verbal dan non-verbal yang diperlukan.
Untuk kasus yang lebih ekstrim, dalam pemberian pengarahan dan peringatan terhadap siswa yang tidak disiplin dan melanggar aturan kelas, guru bahkan tidak cukup hanya dengan meminta siswa untuk memperhatikan pelajaran atau untuk tetap tenang agar tidak mengganggu proses belajar, tapi guru bahkan harus menjelaskan secara lebih khusus apa yang harus dilakukan siswa tersebut. Sebagai contoh, “ Alex, kamu duduk yang tenang di sini dan mencatat rumus rumus yang sudah saya tuliskan di papan tulis itu secepatnya sebelum saya hapus”. Contoh yang lain, misalnya. “ Hari, kamu duduk, tidak boleh lagi ganggu Rudi atau siswa yang lain yang sedang mengerjakan tugas, kamu sendiri harus kerjakan 5 soal yang ada dipapan tulis itu dalam waktu 15 menit”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya sangat berterimakasih kalau anda tinggalkan komentar disini / Would you please leave a comment or a critique for the sake of my future writing improvements?