Jumat, 17 Februari 2023

Perhatian Dan Pujian Merupakan Langkah Awal Mengurangi Perilaku buruk Dan Ketidakdisiplinan Siswa.

 


Sebelumnya kita sudah berbicara tentang siswa yang punya kepribadian yang tidak seimbang dan pada akhirnya menyebabkan kegaduhan dalam ruang kelas baik karena si siswa secara agresif mengganggu siswa lain, ataupun menjadi kurban bullying karena siswa yang bersangkutan menarik diri dari pergaulan dan merasa rendah diri. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di https://satyawiyatama.blogspot.com/2023/02/siswa-mana-yang-bermasalah-dan.html . Dalam artikel itu, penulis dengan jelas menyampaikan bahwa guru harus menghentikan segala jenis kericuhan di dalam ruang kelas karena kericuhan dalam ruang kelas akan merusak disiplin dan suasana belajar semua siswa. Sedangkan guru sudah tentu tidak akan bisa menjalakan tugasnya untuk mendidik dan mengajar siswa kalau suasana di ruang kelas selalu ribut.

Sungguhpun demikian penulis peringatkan bedakan antara kenakalan dan ketidak-disiplinan itu dengan pelaku atau siswanya. Tugas guru adalah melawan tingkah laku yang tidak benar, kenakalan dan ketidak-disiplinan siswa itu, bukan melawan siswa dan merusak suasana belajar dan kejiwaannya. Terus bagaimana caranya?

Huber (2000) mengatakan “Children quickly learn that displeasing is also a way to get attention, and it often works quicker and more reliably than pleasing does”. Siswa siswa yang punya kepribadian tidak seimbang itu tetaplah siswa, manusia juga. Sebagai manusia, apalagi sebagai anak remaja yang lagi bertumbuh dan berkembang, perhatian dari orang lain itu sangat penting. Seperti layaknya orang lain mereka juga butuh perhatian. Seperti biasanya siswa siswa yang punya kepribadian kurang seimbang, selain suka bikin ribut dan bertingkah laku tidak disiplin, mereka juga biasanya gagal dalam belajarnya, karena tenaga dan pikirannya tidak difokuskan untuk belajar tapi untuk menyesali dan membenci dirinya sendiri. Ketidak-berhasilan dalam belajar bisa menambah makin dalam persoalan hidup siswa tersebut, karena siswa ini juga akan sulit mendapatkan perhatian dari orang lain. Hanya siswa pintar dan berhasillah yang akan memenangkan perhatian banyak orang. Kondisi seperti inilah yang membuat teori Huber di atas menemukan momentumnya. Siswa pengganggu lama lama akan menyadari bahwa berbuat buruk dan tidak menyenangkan juga mendatangkan perhatian dari orang orang sekitar, bahkan perhatian yang didapat bisa lebih spontan dan lebih cepat ketimbang perhatian yang didapat siswa yang berbuat baik, disiplin, pintar dan juara sekalipun.

Dengan demikian “perhatian” adalah kunci pendisiplinan siswa pengganggu dan nakal. Perhatian yang tulus dari guru, ketertarikan guru pada siswanya sebagai manusia dan kemauan guru untuk mendengarkan mereka akan mendamaikan kegundahan hati mereka. Apalagi kalau selain perhatian, guru juga sering memberikan pujian pada mereka, penulis jamin tabiat buruk siswa, kenakalan dan ketidak-disiplinan siswa bisa dikurangi sedikit demi sedikit dan mendorong mereka untuk berperilaku yang baik dan menjadikan siswa yang baik baik saja semua. Jelas ya bapa ibu guru, melawan kenakalan dan ketidak-disiplinan siswa itu, senjatanya cuma dua; perhatian dan pujian. Perhatian dan pujian juga efektif untuk mempercepat perkembangan penghargaan pada diri sendiri, kejiwaan dan kepribadian siswa biar mereka segera menjadi pribadi pribadi yang seimbang.

 

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...