Senin, 31 Juli 2023

Dalam Proses Belajar Mengajar Usahakan Upaya Pengembangan Kognitif Siswa Tak Dibendung Proses Afektifnya.

 


Dalam proses belajar mengajar, pengajaran seorang guru selalu bertujuan utamanya adalah untuk meningkatkan aspek kognitif siswa. Dalam proses ini guru akan berusaha maksimal menjejalkan ilmu pengetahuan pada siswanya agar siswanya lebih paham akan konsep konsep ilmu pengetahuan dan mereka tumbuh kecerdasannya. Tentu proses ini berbeda dengan upaya pendidikan (pengembangan afektif) yang dilakukan seorang guru, yang tujuan utamanya untuk mengembangkan kedewasaan emosi, perasaan, dan mentalitas siswa agar siswa matang dalam kepribadian dan karakternya.

Semua guru pasti berharap proses pengembangan kognitif ini sejalur, searah dengan pengembangan afektifnya. Pengembangan kecerdasan siswa searah dengan pengembangan karakter dan kepribadiannya. Namun kalau kita salah langkah dalam pengajaran, usaha pendidikan kita bisa gagal. Kalau kita keliru bertindak dalam pengembangan kognitif, pengembangan afektif bisa terganggu, bahkan menjadi penghalang yang mengganggu proses pengembangan kognitifnya.

Hal ini bisa terjadi ketika guru tak punya metode yang jelas dan strategi yang khusus dalam menyampaikan materi ajarnya ke seluruh siswanya. Ketiadaan metode yang tepat kesalahan pendekatan pada siswa sering berujung konflik dan keributan baik yang kecil maupun yang besar antara guru dan siswa.

Konflik konflik yang muncul dalam proses belajar mengajar diruang kelas seperti ini biasanya mempengaruhi kondisi emosi, perasaan dan kejiwaan siswa. Kalau konflik seperti ini ditambah dengan tindakan guru yang emosional dan tak terkendali yang ada siswa akan membentuk benteng afektif. Emosi dan perasaan mereka menolak keberadaan guru, sehingga usaha pengajaran guru untuk mencerdaskan siswa akan terbendung oleh benteng afektif yang dibangun siswa itu. Oleh karena itu guru harus selalu menjaga agar di ruang kelasnya tidak muncul situasi tegang, distressed, dan emosional, karena selama situasi seperti itu ada di dalam ruang kelas, semua upaya pembelajaran akan terhambat selama jangka waktu ada situasi tersebut.

Agar Anda bisa menjadi guru yang sukses dalam mengembangkan kognitif siswa tanpa terganggu benteng afektifnya, selain guru harus punya perencanaan yang matang, metode dan strategi mengajar yang handal, juga usahakan untuk selalu mempertimbangkan cara-cara mengajar dan komunikasi dengan siswa yang enak, siswa tidak merasa terancam dan selalu beri dorongan dan semangat untuk maju dan berkembang. Dengan demikian guru bisa meruntuhkan benteng afektif yang mungkin terbangun dan sukses dalam mencerdaskan siswanya.

Sabtu, 29 Juli 2023

Temukan Kekuatan Dan Perkuat Kelemahan Siswa, Selalu Gunakan Kata Kata Yang Menguatkan untuk Pengembangan Diri Siswa.


 

Memang mengembangkan diri siswa adalah salah satu fungsi sekolah dan guru yang tak bisa ditolak atau dihindari. Ini merupakan tugas lain seorang guru, selain fungsi guru sebagai agen pembawa pengetahuan bagi siswa siswanya. Untuk menjalankan tugas pengembangan diri ini, guru harus memahami bahwa salah satu cara terbaik untuk membantu anak mengembangkan harga diri yang sehat adalah dengan menemukan dan menekankan kekuatan dan kelebihan kelebihannya. Sampaikan pada para siswa kekuatan ataupun kelebihan mereka kemudian arahkan cara pengembangannya kemudian fasilitasi mereka dalam mengembangkan diri.

Bagaimana dengan kelemahan dan kekurangan siswa? Kekurangan dan kelemahan siswa tidak perlu kita bahas, bahkan jangan pernah kita ucapkan pada mereka. Selain akan menyakiti hati mereka, juga akan menghancurkan jiwa dan semangat mereka dalam pengembangan diri. Yang terpenting dari ini semua, sebetulnya tidak usah kita sampaikan pada mereka, siswa siswa kita itu sudah tahu dan menyadari kelemahan dan kekurangan diri masing masing. Hal ini makin menegaskan bahwa kita tidak perlu mengatakan kelemahan siswa itu pada mereka. Akan tetapi bila kelemahan itu terucap langsung dari siswa itu sendiri, guru wajib menanggapi dengan kata kata yang memotivasi dan menguatkan. Selain itu, sebisa mungkin guru mendorong siswa yang menyadari kelemahannya itu untuk mengeksplorasi dan menemukan cara bagaimana menutupi kelemahan itu dan memperkuat area yang lemah secara lebih efektif.

Guru harus mendorong siswa untuk mengembangkan kelebihan, kemampuan dan bidang bidang yang merupakan kekuatan siswa, serta menemukan cara untuk meminimalisir kelemahan dan kekurangan yang mereka punya dengan penguatan penguatan dibidang yang lemah tersebut. Jadikan semua siswa adalah pribadi pribadi yang unik dan spesial dan kembangkan mereka berdasarkan keunikan dan kespesialan mereka. Namun perlu diingat, guru harus menghindari untuk membandingkan satu anak dengan anak lainnya. Ingat masing masing siswa adalah unik dan spesial. Mereka punya keunikan dan kespesialan sendiri sendiri. Jadi jangan pernah mereka dibanding bandingkan. Pembandingan antara satu siswa dengan siswa yang lain akan dipersepsi sebagai guru pilih kasih yang ujungnya nanti akan menimbulkan konflik berkepanjangan baik antara guru dengan siswa, maupun siswa satu dengan siswa yang lain. Selain pembandingan itu akan mengerdilkan hati dan jiwa siswa yang dibandingkan dan tentu akan menghambat perkembangan dirinya.

Dalam pengembangan diri siswa, guru tidak harus selamanya memberikan pengajaran dan dorongan, arahan dan motivasi pada siswa. Sering kali siswa juga ingin didengarkan, maka guru sesekali wajib berhenti bicara dan mulai mendengarkan keluh kesah dan pencapaian pencapaian mereka. Tanggapi curahan hati siswa itu dengan dorongan dan motivasi yang menyemangati serta solusi dari permasalahan yang dia ceritakan, atau beri pujian kalau mereka cerita tentang keberhasilannya. Untuk menyemangati siswa, guru sering kali harus berhenti dan mendengarkan. Selalu gunakan kata kata yang mengarahkan, memotivasi, menyemangati usaha siswa untuk berkembang dan jangan sesekali menggunakan kata kata yang mengkritisi atau mengevaluasi usaha dan pencapaian siswa. Dengan demikian Anda akan jadi guru yang juara.

 

Jumat, 28 Juli 2023

Perkataan Yang Baik dan Memotivasi Penting Bagi Perkembangan Diri, Jiwa dan Kepribadian Siswa

 


 

Sekolah sebagai institusi pendidikan punya banyak tugas salah satunya adalah mengembangkan diri siswa. Menjadikan siswa menemukan jati dirinya dan tumbuh dewasa dengan jati diri yang sempurna. Terkait dengan perkembangan diri siswa ini, biasanya siswa memulai pengembangan dirinya dengan belajar mengembangkan harga dirinya. Mereka selalu memosisikan dirinya di tengah masyarakat dan di dunia pergaulannya sesuai dengan persepsi mereka terhadap anggapan orang lain atas dirinya. Tatkala mereka yakin masyarakat dan orang sekitarnya menganggap diri mereka penting, maka mereka juga akan merasa penting dan mereka akan punya rasa percaya diri yang cukup untuk bisa hidup wajar di tengah masyarakat. Namun sebaliknya kalau mereka merasa tidak dipentingkan oleh orang orang di sekitarnya, mereka juga akan menganggap rendah dirinya dan mereka merasa tidak berharga di tengah masyarakat. Mereka akan menarik diri keramaian dan hidup dengan rasa tidak percaya diri sepanjang hayatnya.

Kemudian pertanyaan yang mungkin timbul adalah siapa saja orang yang bisa mempengaruhi tinggi rendahnya harga diri siswa ini dan yang akhirnya akan mempengaruhi tinggi rendahnya rasa percaya diri mereka. Orang orang yang sangat mempengaruhi persepsi diri dan cara berpikir siswa tentang dirinya adalah orang orang yang dianggap penting oleh siswa tersebut, diantaranya adalah orang tua dan lingkungan keluarga di rumah dan juga guru guru mereka di sekolah. Itulah kenapa orang tua di rumah dan guru di sekolah tidak boleh salah ucap terlebih sengaja berucap kata kata yang merendahkan anak dan siswa mereka. Pengaruh kata kata orang tua dan guru sangatlah besar pada perkembangan kejiwaan, kepribadian dan perkembangan jati diri siswa. Jaga ucapan hanya untuk mengatakan kata kata yang memotivasi, mendorong, menopang, mengarahkan perkembangan siswa. Hindarkan kata kata pesimistis yang merusak citra diri siswa dan mendorong pada kegagalan perkembangan kejiwaan dan pengebangan diri siswa.

Selain orang tua dan guru, siswa juga menganggap teman teman mereka adalah orang penting bagi kehidupannya. Siswa sering mengidentifikasikan dirinya dengan teman temannya. Penerimaan teman temannya atas keberadaan dirinya akan sangat membekas dalam hatinya dan sangat berpengaruh pada perkembangan kejiwaan, harga diri dan perkembangan dirinya. Itulah kenapa sekolah wajib mengupayakan lingkungan sekolah yang bebas bully yang menjadikan semua siswanya merasa aman dan nyaman. Kalau semua ini bisa diatur dengan benar, maka siswa akan menemukan tempat yang benar benar tepat untuk bertumbuh dan berkembang. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi pribadi yang “penting” dan mereka bisa mengembangkan kondisi mereka yang unik dan istimewa untuk menjadi dasar pengembangan kepribadian mereka yang unik istimewa dan dewasa.

Sekali lagi kunci dari semua ini adalah bahwa kita harus secara menerus memosisikan dan mengatakan anak anak kita itu adalah pribadi yang penting unik dan istimewa. Kalau kita terus menerus mengatakannya, pada akhirnya mereka akan percaya bahwa mereka itu penting dan istimewa dan percayalah bahwa mereka nanti akan bertindak, berpikir dan bersikap sebagai orang penting dan istimewa. Perkembangan jiwa, diri dan kepribadiannya akan sempurna.

Apabila Mendadak Berada Pada Kondisi Gagal Menghubungkan Minat Belajar Siswa dengan Materi Ajar.

 



Mengajar memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru harus bisa memilih metode, pendekatan dan strategi pengajaran yang tepat bagi setiap materi ajarnya. Tidak semua materi ajar cocok dengan metode yang sama. Itulah kenapa guru sering mendapati dirinya kesulitan dalam membuat siswanya memahami apa yang diajarkan dan bahkan kesulitan membuat siswa siswanya tetap fokus dengan belajarnya.

Apa yang bisa dilakukan seorang guru yang tak diduga tiba tiba berada pada kondisi gagal mengkomunikasikan materi ajarnya dengan siswa yang harus belajar, dan siswanya mulai tampak  bosan di dalam ruang kelas? Pertama yang perlu dilakukan guru adalah menghentikan proses pengajarannya untuk sementara sambil bertanya apakah siswanya mengerti. Setelah itu rubahlah metode dan strategi mengajarnya sambil mengatakan “ya baik, saya akan ulang penjelasan saya”. Tapi tetap perlu diingat bukan mengulang penjelasan yang diperlukan, tapi metode, pendekatan ataupun strategi pengajarannya yang perlu diubah. Itulah kenapa seorang guru wajib memiliki berbagai macam metode pengajaran, pendekatan pengajaran ataupun strategi pengajaran, karena kalau menemukan kebuntuan pada salah satu metode , pendekatan maupun strategi pengejarannya, guru bisa langsung mengubahnya pada saat itu juga.

Untuk bisa memilih dan mengubah metode, ataupun strategi pengajaran dengan tepat, guru bisa mengingat dan memikirkan bagaimana cara belajar terbaik siswa siswa itu di masa lalu yang pernah guru ketahui. Juga metode pengajaran semacam apa yang pernah guru gunakan dan dulu pernah berhasil. Guru harus mencari referensi ke masa lalu ketika dia berhasil dengan baik dalam mengajarkan materi itu dan pikirkan mengapa waktu itu bisa berhasil. Setelah itu terapkan metode, ataupun strategi yang sama di dalam proses pembelajaran yang sekarang dengan sedikit modifikasi bila dirasa perlu. Selain itu guru bisa sambil mengatur ruang kelas disesuaikan dengan kondisi saat itu agar suasana kelas bisa lebih memfasilitas dan memotivasi siswa dalam belajarnya. Gunakan lebih dari satu strategi saat mengajar setiap pelajaran. Pastikan strategi dan metode pengajaran perubahan yang guru ambil bisa memastikan semua siswa  bisa mendengar, melihat, dan termotivasi lebih memahami apa yang guru ingin siswanya pelajari.

Selebihnya guru juga wajib mengatur ruang kelas yang sedemikian rupa sehingga tidak menggangu pergerakan siswa dalam keseluruhan proses belajar mengaja, baik yang berupa ceramah langsung , kerja mandiri maupun kegiatan pembelajaran lain semacam diskusi atau pekerjaan kelompok yang lain. Pastikan apa pun kegiatan belajar mengajarnya kelas tetap dalam kondisi kondusif, tenang dan nyaman.

Selanjutnya, guru wajib mengantisipasi apabila  segala sesuatunya tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Guru wajib berbekal ilmu dan pengetahuan bagaimana menangani apabila ada siswanya yang kurang termotivasi dalam belajarnya, siswa yang argumentatif dan ngeyelan, siswa yang cuek dan lalai, atau bahkan bila ada siswa yang manipulatif dan suka mengganggu. Ingat, menjadi seorang guru tidak boleh meninggikan suara pada siswanya, bersikap dan berkata negatif, dan juga tidak boleh kehilangan kendali diri. Kalau itu terjadi pada seorang guru. bukan hanya guru itu kehilangan kendali diri, tapi dia juga akan kehilangan kendali atas siswa siswanya dan ruang kelasnya. Tetap semangat....

 

Jumat, 07 Juli 2023

Apa Saja Hard Skills, Soft Skills, Spiritual Skills, Life Skills, Sosial Skills, Managerial Skills Yang Diperlukan Dan Bagaimana Seharusnya Diajarkan Pada Siswa Kita.

 


Saat ini sudah banyak sekolah yang menyadari atau setidaknya pernah dengar pentingnya pengembangan soft skills siswa di sekolah masing masing. Selama ini sekolah hanya terpaku dalam pengembangan hard skills siswa yang berupa peningkatan pengetahuan pemahaman akan ilmu serta ketrampilan vokasional siswa yang lain. Hal ini bisa dibuktikan bahwa buku raport sampai saat ini juga isisnya pasti hanya nilai nilai perkembangan hard skills siswa ini. Namun sekitar satu dekade terakhir ini semua sekolah sudah mulai bicara tentang pentingnya pengajaran soft skills untuk siswa. Ya walaupun masih banyak yang hanya terbatas jadi wacana pembicaraan saja. Satu hal yang melegakan adalah bahwa setidaknya mereka sudah tahu akan arti penting soft skills ini bagi siswanya.

Pengembangan soft skills bagi siswa ini biasanya juga tak terlepas dari pengembangan karakter pada diri siswa. Itulah kenapa ketika kita bicara tentang pengebangan dan pengajaran soft skills disekolah, kita juga membicarakan bagaimana sebaiknya karakter siswa dibentuk dan karakter seperti apa yang perlu dicangkokkan ke diri siswa siswa di sekolah kita. Soft skills siswa yang sering dibicarakan para pengajar dan pendidikan biasanya adalah life skills. Kita semua sekarang sudah menyadari selain siswa harus pintar, siswa perlu life skilss ini agar bisa menjawab tantangan jaman, mampu tetap hidup dan menjaga hidupnya sendiri (survive). Itulah kenapa sekolah sekolah hari ini punya kecenderungan memberikan ketrampilan hidup pada siswanya berupa, peningkatan kreativitas dan inovasi siswa, kadang ditambah pengembangan kemampuan vokasional dan bisnisnya.

Namun sesungguhnya life skills yang dibutuhkan siswa lebih dari itu, siswa juga membutuhkan ketrampilan lain selain soft skills, misalnya siswa juga membutuhkan sosial skills dan managerial skills, serta jangan lupa juga entrepreneurship skills-nya siswa juga sangat perlu dikembangkan.  Lebih  dari itu spiritual skills siswa juga merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia dan siswa kita akan sangat memerlukannya nanti. Oleh karena pengajaran agama dan keimanannya tidaklah boleh dilupakan.

Kesadaran akan hal ini semua, seperti saya sampaikan di atas, sudahlah menjadi sebuah kesadaran bersama untuk saat ini. Kendala satu satunya adalah masih banyak sekolah yang belum mendapatkan cara untuk menanamkan semua karakter dan ketrampilan hidup itu pada para siswanya. Mereka masih baru sampai pada kesadaran tapi masih banyak yang belum sampai pada implementasi di lapangan. Akibatnya pengejaran semua jenis soft skills di tasa masih pada ucapan dan pembicaraan saja. Siswa baru dikasih tahu bahwa mereka harus pintar, harus kreatif, inovatif, jujur, berdedikasi, pantang menyerah, gigih berusaha dan lain lainnya. Jadi semua ketrampilan hidup itu masih baru sebatas diajarkan dalam bentuk ceramah. Sementara orang tidak akan tiba tiba menjadi kreatif dan inovatif hanya gara gara mendengar ceramah. Orang juga tak bisa mendadak jadi orang yang gigih berusaha, tahan banting, banyak ide bisnis hanya gara gara mendengarkan pidato motivasi. Orang juga tidak mendadak sholeh, jujur, pemurah, lembut hati, suka menolong, rajin ibadah hanya karena mendengarkan nasihat dan khotbah agama.

Manusia mendapatkan karakternya, manusia mendapatkan kepribadiannya, manusia mendapatkan kemampuan sosialnya, kemampuan hidupnya, kemampuan bisnisnya karena mengerti ilmunya, paham manfaatnya, membiasakannya dalam pengalaman hidupnya, memantapkan sebagai keyakinan dalam praktik kesehariannya.  Dengan begitu, kalau kita ingin banget menanamkan semua karakter dan ketrampilan penting itu dalam diri siswa kita, yang perlu kita siapkan adalah kurikulum, program belajar,  pendekatan dan strategi pengajaran yang memberikan siswa kita ruang dan waktu untuk mengerti, paham, menginternalisasi dalam dirinya,  mempraktikkannya, membiasakannya dan menjadikan semua karakter dan ketrampilan hidup itu bagian dari diri dan hidupnya, sehingga menjadi profil tetap diri siswa siswa kita. Nah pertanyaannya program dan kurikulum seperti apa yang bisa mengakomodasi semua bentuk pengajaran dan internalisasi semua karakter dan ketrampilan hidup itu pada siswa kita? Ya pikir sendirilah... kalau tanya saya, setalah saya jawab, saya kan kasih tagihan pada Anda...


Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...