Senin, 13 Februari 2023

Tiga Syarat Utama Agar Guru Mampu Proaktif Dalam Pelaksanaan Manajemen Ruang Kelas yang Efektif.

 



Dengan merujuk ke Wikipedia kita bisa mengerti bahwa yang dimaksud dengan manajemen ruang kelas adalah merupakan kegiatan-kegiatan yang diupayakan oleh seorang guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal. Sedangkan bagi penulis sendiri ketika mendengar istilah manajemen ruang kelas yang terbayang adalah upaya untuk mengatur seluruh elemen ruang kelas sedemikian rupa sehingga bisa membantu menggapai tujuan pendidikan yang dijalankan di dalamnya secara menyeluruh dan maksimal. Nah elemen elemen ruang kelas terpenting yang harus diatur oleh seorang guru sebagai manajer kelas adalah space dari ruang kelas itu sendiri, semua perlengkapan dan fasilitas yang ada, waktu, siswa dan guru itu sendiri.

Semua elemen itu perlu diatur bukan cuma tata letaknya akan tetapi juga bagaimana penggunaannya. Ini kalau kita bicara tentang ruang kelas dan fasilitas pendukungnya. Beda lagi kalau bicara tentang waktu. Dalam penggunaan waktu, guru harus mengusahakan agar waktu yang diberikan tergunakan secara efektif efisien dengan kebocoran waktu yang minimal. Jangan sampai waktu belajar yang memang hanya sedikit terbuang percuma dengan kuterlambat guru datang ke ruang kelas, guru sibuk dengan perlengkapan dan dirinya sendiri dengan duduk berlama lama di kursi guru tanpa menghiraukan siswanya, atau waktu terpakai percuma untuk membicarakan hal hal yang tidak penting lainnya. Sedangkan terkait dengan sumber daya manusia yang ada di dalam ruang kelas, guru dan siswa, haruslah ada kejelasan aturan main dalam berinteraksi dan bertingkah laku. Oleh karena itu manajemen tingkah laku (behavior management) adalah bagian dari manajemen ruang kelas (classroom management). Semua pengaturan ini dimaksudkan agar tujuan dari kegiatan belajar mengajar yang diharapkan dan ditargetkan oleh guru benar benar bisa terwujud dan siswa bisa belajar dan berkembang secara maksimal baik dari segi kognitif, psikomotorik, maupun afektifnya.

Sebegitu pentingnya pengaturan ruang kelas ini, guru sama sekali tidak boleh abai, bahkan harus jadi prioritas perhatian selama jam mengajarnya. Kegagalan manajemen ruang kelas ini adalah hancurnya tujuan belajar mengajar itu sendiri. Oleh karena itu manajemen ruang kelas tak bisa dilakukan sambil lalu, tapi harus direncanakan secara matang sebelum guru memulai semesternya. Pengajaran pengajaran tradisonal selalu tidak memperhatikan manajemen kelas ini, mereka bertindak kalau ada kejadian. Kebiasaan bertindak mendadak saat ada perkara seperti ini jarang bisa menyelesaikan permasalahannya dengan baik dan tuntas. Yang sering terjadi malah akan jadi permasalahn yang sangat lama bahkan melebihi waktu satu semeter yang seorang guru punya. Buktinya siswa yang badung banyak yang sembuh karena mereka lulus sekolah. Selama disekolah mereka tetap tak bisa diatur.  Andaikan guru berhasil meredam permasalahan yang timbul, guru itu akan memerlukan waktu yang lama yang membuang sia sia waktu belajar siswa. Siswa jadi tidak belajar gara gara persolan yang muncul di dalam kelas.

Itulah sebabnya guru perlu perencanaan untuk manajemen ruang kelasnya,guru harus tahu apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam kelas, guru harus paham arti penting peraturan kelas dan bagaimana membuatnya, guru harus paham sekali bahasa seperti apa yang harus dipakai di dalam kelas, guru harus tahu bagaimana pengaturan ruangan dan penempatan fasilitas belajar, serta bagaimana penggunaannya. Persiapan pesiapan seperti ini harus dikuasai dan dipunyai seorang guru sseblum guru melangkah masuk kedalam kelas. Kenapa guru harus memepersipakan semua sebelumnya? Ya karena mencegah lebih baik dari pada mengobati. Persiapan manajemen ruang kelas itu bisa mencegah timbulnya permasalahan di dalam kelas. Guru harus proaktif, dan jangan menunggu kejadian baru bertindak.

Agar guru bisa proaktif dalam manajemen ruang kelas. Gettinger memberikan arahan pada kita, semua guru. Menurutnya agar guru bisa proaktif dalam mempersiapkan manajemen ruang kelasnya, guru harus memperhatikan tiga hal:

1. Upayakan untuk memperkirakan permasalahan apa yang bisa timbul di ruang kelas tempat dia mengajar, serta kericuhan seperti apa yang bisa dibuat oleh siswa yang akan belajar. Setelah permasalahan yang dikawatirkan bisa terjadi itu terinventarisir, guru wajib membuat langkah langkah pencegahannya. Ini penting, agar yang dikawatirkan itu tidak benar terjadi, dan  malapetaka ditimbulkan bisa dihindari. Semua ini adalah bentuk dari proaktifnya seorang guru dalam perencanaan pencegahan masalah di ruang kelas.

2. Guru wajib mempertimbangkan dan merencanakan semua proses pembelajaran. Guru wajib merencanakan bagaimana pelajaran akan disampaikan, metode dan pendekatan seperti apa yang akan dipakai. Guru juga harus paham bagaimana memfasilitasi siswa yang selalu on-task, juga bagaimana memfasilitas siswa yang off-task, atau siswa yang tak pernah sungguh sungguh mau belajar dan malah mengganggu temannya yang belajar. Selain itu yang lebih penting lagi, seorang guru wajib memfasilitasi pencapaian semua siswanya, karena ini adalah tugas terpenting dari seorang guru yang harus diembannya.  Tentu saja hal ini juga perlu pemikiran dan perencanaan yang matang oleh seorang guru. Secara tradisional guru biasanya memisahkan kegiatan belajar instruksional dengan manajemen tingkah laku siswanya. Mereka datang ke kelas tahunya hanya mengajar, guru tak peduli dengan sikap dan tingkah siswanya, kalau timbul masalah barulah dipikirkan bagaimana menyelesaikannya. Guru yang proaktif tentu tidak akan melakukan seperti itu lagi. Antisipasi dan perencanaan seperti diuraikan di atas, akan diprioritaskan sebelum dia ketemu siswanya di ruang kelas.

3. Akhirnya, manajemen kelas proaktif harus berpikir, mengatur dan fokus pada kondisi seluruh kelas, bukan hanya memfokuskan perhatian pada satu atau dua siswa saja di dalam kelas. Perhatian seorang guru haruslah untuk kesejahteraan seluruh kelas, kedamaian seluruh kelas, ketenangan dan kenyamanan seluruh kelas, bukan pada siswa secara individual. Harus diingat seorang guru dikirim ke sebuah ruang kelas itu untuk semua siswa bukan untuk satu atau dua siswa saja, Tidak peduli bahwa siswa itu pintar sekali atau badung sekali, perhatian guru harus menyeluruh bukan individual. Oleh karena itu pendekatan seorang guru juga harus pendekatan kelompok, bukan pendekatan individual. Peraturan yang dibuat untuk semua orang, bukan cuma untuk satu dua orang siswa  saja. Itu artinya rewards dan punishments untuk semua siswa harus sama, adil, dan merata. Tidak boleh guru mempunyai anak emas di dalam kelas. Tidak boleh ada siswa yang selalu mendapat fasilitas baik dari gurunya dan kesalahannya selalu dimaafkan. Sebaliknya tidak boleh juga ada anak tiri di dalam kelas, yang selalu dapat salah dan hukuman seperti siswa yang tak pernah berlaku benar. Begitu sedikit ilustrasinya.

Dengan tiga langkah ini diharapkan guru mampu membangun lingkungan belajar yang aman dan nyaman serta kondusif untuk belajar, bertumbuh dan berkembang siswa. Pendek kata, semua hal yang harus dilakukan guru di dalam ruang kelas wajib bertujuan untuk mendorong keterlibatan dan kerja sama siswa dalam kegiatan kelas dan untuk membangun lingkungan kerja yang produktif".

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...