Minggu, 05 Maret 2023

Guru Yang Efektif Tahu Apa Yang Harus Dilakukan Pada Siswanya

 


Jadi guru itu tidak mudah. Pekerjaan seorang guru tidaklah sama dengan pekerjaan pada umumnya yang hanya berurusan dengan benda benda mati semacam buku, alat tulis, laptop, printer, kertas kertas, mesin, perkakas dan material lainnya; yang semua hanya memerlukan penjagaan secara fisik saja. Guru adalah sebuah profesi unik yang bukan hanya berurusan benda mati, tapi berurusan dengan manusia. Mungin banyak profesi yang berurusan dengan manusia selain profesi seorang guru, namun tak ada yang mampu mengalahkan penting dan uniknya menjadi seorang guru, karena guru itu berurusan dengan masa depan manusia yang dihadapinya. Mengingat yang dikelola seorang guru adalah masa depan siswa siswanya, maka mereka patut memperhatikan  baik proses pertumbuhan maupun pengembangan diri siswa siswanya. Itu artinya tugas guru itu berganda. Di satu sisi guru harus memperhatikan pertumbuhan siswanya secara fisik. Untuk pertumbuhan secara fisik ini, seorang guru  harus memperhatikan dan menjaga keamanan siswanya secara fisik, agar pertumbuhan badan siswa tidak terhambat. Dilain pihak, guru juga bertanggung jawab bahwa secara psikis siswa harus terjamin perkembangan mental spiritual dan karakternya agar kelak bisa menjadi pribadi utuh yang berkembang sempurna menjadi manusia dewasa yang paripurna. Dalam hal ini guru wajib memberikan rasa nyaman pada siswanya, karena perkembangan psikis siswa hanya bisa terjadi  dalam kenyamanan.

Kegagalan guru dalam mendidik siswa siswanya bisa berakibat fatal bagi kehidupan dan masa depan peserta didik tersebut. Hal inilah yang membuat tanggung jawab seorang guru terasa sangat besar. Amanah yang guru emban sangatlah mulia tapi sangat berat. Kondisi ini yang sering membuat guru meriang dan tak percaya diri di awal semester. Bayang bayang kegagalan mengendalikan kelas dan mendisiplinkan siswa berkecamuk dalam pikirannya, sewaktu pertama sekali seorang guru melangkahkan kaki menuju ke ruang kelasnya di awal semester. Deg deg ser, jantung berdegup kencang, dada terasa terkesiap, harap harap cemas, ada pertanyaan besar mampu tidak nanti mengajar dengan baik dan mengendalikan kelas.

Kalau tatkala masuk kelas pertama sekali ternyata guru mendapati kelasnya teratur dan siswanya cukup tertib, maka guru akan segera percaya diri dalam pengendalian kelas, dan proses belajar mengajar bisa mendapatkan performanya dengan cepat. Sebaliknya, kalau yang terjadi  siswanya gaduh tak disiplin, susah diatur, guru bisa merasa cemas dan hilang kendali diri, bayangan kepala sekolah yang tak suka dengan kinerjanya dan protes orang tua atas performanya bisa memberatkan pikirannya. Dalam kondisi seperti ini, apa pun yang dilakukan guru bisa salah dan tidak pas. Siswa yang tidak disiplin dan tidak on-task kalau dibiarkan kelas akan semakin kacau dan proses belajar mengajar akan sangat terganggu atau bahkan tidak terjadi. Sekali guru gagal menertibkan dan mendisiplinkan kelas, guru itu akan hampir mustahil bisa melanjutkan mengajar di kelas itu. Guru mau marah dan membentak siswa agar tertib pun tidak akan efektif. Selain tak semua siswa takut dibentak, bentakan dari seorang guru hanya akan menambah ketegangan pada suasana kelas. Suasana tegang yang disebabkan amarah dan bentakan guru, bukan saja memancing keributan dengan siswa jagoan yang merasa tertantang, tetapi sebetulnya juga merusak suasana hati dan gairah belajar siswa yang tertib, disiplin dan yang sebetulnya punya keinginan kuat untuk belajar. Jadi guru menggunakan jurus marah dan membentak sangat tidak dianjurkan dalam manajemen ruang kelas.

Itulah kenapa guru memerlukan perencanaan sebelum mulai mengajar, baik perencanaan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang berupa rencana pengajaran, juga perencanaan manajemen ruang kelas yang baik. Guru harus menyiapkan aturan kelas, prosedur, dan rencana pendisiplinan kelas untuk bisa mendapatkan manajemen ruang kelas, pengendalian serta disiplin kelas yang baik. Seorang guru harus mampu mengendalikan diri dan emosinya, agar tidak merasa tertekan di dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Guru yang secara mental tertekan akan memberi pengaruh yang kurang baik pada kesehatan dan kondisi emosional dia sendiri secara umum, pada guru guru lain di sekolah dan berdampak besar pada kondisi psikis siswa dikelasnya (wood and Mccarty, 2002), dan bahkan pernah ada kasus yang menunjukkan ketertekanan mental seorang guru bisa mempengaruhi suasana sekolah pada umumnya.

Oleh karena itu penting untuk menjadi guru yang efektif yang tahu apa yang harus dilakukan pada siswanya untuk bisa mengendalikan kelas dengan sempurna dan menanamkan disiplin kelas dengan baik. Sekali lagi, guru yang baik haruslah guru yang mampu mengendalikan suasana kelas dan kedisiplinan siswanya dengan metode dan perencanaan yang matang dan bukan dengan emosi yang tak terkendali. Guru yang efektif mengatur ruang kelasnya dengan peraturan, prosedur dan memupuk rutinitas yang baik. Guru yang tidak efektif mencoba mendisiplinkan siswanya dengan marah, ancaman dan hukuman (wong and wong, 1998)

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...