Jumat, 03 Maret 2023

Ketegasan Guru, Dan Kesadaran Diri Siswa Untuk Disiplin Kelas yang lebih Baik

 


Semua upaya manajemen ruang kelas yang dilakukan guru adalah untuk mendapatkan kedisiplinan di dalam ruang kelas. Kedisiplinan siswa di ruang kelas akan menjamin terjadinya banyak keajaiban di sana, seperti adanya keteraturan siswa di dalam proses belajarnya, pengendalian kelas yang lebih mudah dan baik, adanya ketenangan selama belajar, kemudahan berjalannya proses belajar mengajar, serta adanya kepastian seluruh siswa akan on-task selama di dalam kelas. Tentu saja munculnya hal hal ajaib tersebut akan membuat keberhasilan pengajaran dan pembelajaran berada dalam jangkauan untuk diraih seorang guru karena siswa siswanya disiplin dalam belajar.

Sekilas baca manajemen ruang kelas itu sama dengan disiplin kelas. Secara tujuan akhir mungkin dua hal itu sama saja, tetapi menurut Jim Walter dan Shelly Frei  kedua hal itu terbukti tidak sama. Manajemen ruang kelas terkait dengan bagaimana mengatur segala sesuatu yang terkait dengan ruang kelas dan proses belajar- mengajar yang berlangsung di dalamnya, sementara disiplin kelas adalah pengaturan secara khusus tingkah laku siswa di dalam kelas (2007).

Lebih jauh Marvin Marshal menegaskan bahwa manajemen ruang kelas berurusan dengan bagaimana semua hal yang terkait dengan ruang kelas dan pengajaran di dalamnya dijalankan, sedangkan disiplin kelas dimaksudkan untuk menata bagaimana siswa seharusnya berperilaku di dalam kelas. Melihat definisi keduanya diatas, kita bisa pahami bahwa manajemen ruang kelas adalah tugas dan tanggung jawab guru. Oleh karena itu seorang guru yang baik haruslah tahu dan punya rencana yang baik dalam manajemen ruang kelas sebelum permulaan semester dimulai. Di sisi lain, kedisiplinan kelas, guru hanya sebagai pengatur dan fasilitator, namun disiplin kelas merupakan kewajiban yang harus diemban oleh siswa. Itulah kenapa seorang guru harus punya rencana yang matang juga dalam hal disiplin kelas ini. Seorang guru harus mempersiapkan siswa untuk memahami perlunya disiplin selama belajar serta tata aturan yang harus mereka ikuti dan jalankan sepanjang semester yang akan mereka jalani.

Untuk pelaksanaan manajemen ruang kelas, guru membutuhkan prosedur prosedur yang terkait dengan proses belajar mengajar yang akan dijalankan, rutinitas kelas yang perlu dibangun, serta struktur pengawasan atas pelaksanaannya yang efektif. Sedangkan disiplin kelas memerlukan dorongan dan pengaturan yang tegas dari guru, serta kematangan kesadaran dan disiplin diri dari seluruh siswa di dalam kelas (2003). Hal hal inilah yang harus dimengerti, pahami dan persipakan oleh seorang guru, agar manajemen ruang kelas dan disiplin kelas bisa terwujud di ruang kelasnya.

Senin, 27 Februari 2023

Kedisiplinan Kelas Tanggung Jawab Siapa?


Kedisiplinan bukan hanya harus dipandang sebagai elemen sangat penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar di dalam ruang kelas, tapi kita harus juga menyadari bahwa kedisiplinan sebetulnya jua sebagai hasil tak terpisahkan dari proses belajar itu sendiri. Orang terpelajar dan berpendidikan haruslah orang yang punya kedisiplinan tinggi. Tanpa kedisiplinan dalam yang terpatri dalam karakter pribadi, seseorang tak bisalah kita sebut sebagai orang terpelajar. Walau semua kita menyadari arti penting kedisiplinan bagi keberhasilan proses belajar mengajar, tapi faktanya kedisiplinan itu ternyata tak selalu tersedia di setiap ruang kelas di sekolah sekolah kita. Kedisiplinan itu semacam hantu yang ada namanya tapi tak ada wujudnya. Itulah kenapa sekolah harus ketat menseleksi guru gurunya, karena merekalah yang nantinya wajib mengusahakan dan memastikan kedisiplinan itu ada di dalam ruang kelas dimana mereka mengajar. Itulah sebabnya seorang guru yang baik harus memenuhi kualifikasi dan kriteria tertentu juga pelatihan yang cukup agar mereka bisa diandalkan dalam hal pengajaran dan pembuatan rencana untuk disiplin kelas.

Kedisiplinan di dalam ruang kelas membutuhkan keteraturan selama waktu tertentu untuk memberi ruang dan waktu bagi guru dan siswa menjalankan tugas masing masing di dalam kelas. Untuk mendapatkan keteraturan ini, tentu saja ruang kelas perlu pengaturan dan peraturan yang baik. Di sinilah letak pentingnya profesionalitas seorang guru yang harus mampu membuat rencana kedisiplinan kelas yang menyeluruh. Tujuannya rencana kedispilinan ini adalah agar guru mampu memastikan tercapainya tujuan pendidikan, dan mampu menggapai level kesuksesan pendidikan yang ditetapkan sekolah. Hal ini penting agar sekolah bisa memenuhi harapan, dan memberi kepuasan akan keberhasilan pendidikan yang sangat diharapkan baik oleh orang tua, pemerintah, masyarakat,  maupun oleh guru dan siswa itu sendiri.

Oleh karena ada banyak pihak yang mengharapkan keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas, maka tegaknya kedisiplinan kelas tidak boleh hanya dibebankan pada guru yang mengajar saja. Disiplin kelas dalam perencanaannya harus melibatkan seluruh guru, kepala sekolah, konselor, orang tua siswa dan siswa itu sendiri. Selain perencanaan dan pelibatan seluruh elemen pendidikan seperti tersebut di atas, akan lebih bagus lagi kalau perencanaan disiplin kelas itu juga dilengkapi dengan peraturan pemerintah dan peraturan sekolah yang mengakomodir pembuatan dan pelaksanaan rencana disiplin kelas tersebut.  Semua pihak terkait tak boleh mengelak bila diminta perannya dalam pendisiplinan siswa di kelas.

 

Jumat, 24 Februari 2023

Pengaturan Tingkah Laku Siswa (Behavior Management), Dari mana Kita Memulainya?


Untuk keberhasilan setiap usaha mendisiplinkan kelas, pengendalian dan pengaturan ruang kelas (classroom management) pada akhirnya akan memerlukan pengendalian dan pengaturan pola tingkah laku (behavior management) yang baik dan tepat di dalam ruang kelas. Selain efektivitas pengaturan ruang kelas, keteraturan pola tingkah laku seluruh penghuni kelas akan sangat menentukan kondusifitas ruang dan lingkungan kelas untuk belajar. Sebuah ruang kelas dengan pola tingkah laku yang tertib dan teratur tentu akan memberikan rasa aman dan nyaman untuk belajar dengan serius, sebaliknya sebuah ruang kelas dengan penghuni yang berperilaku tanpa aturan, tidak disiplin dan kacau, tentu akan menimbulkan kegaduhan yang sama sekali tidak mendukung proses belajar mengajar di dalamnya. Pengaturan tingkah laku di dalam ruang kelas haruslah terpola, dan terencana dengan jelas dan sistematis. Pengaturan tingkah laku di dalam ruang kelas tak bisa hanya bersifat reaktif, bertindak dan berbuat berdasarkan apa yang terjadi, cari solusi kalau ada permasalahan muncul saja. Lebih dari itu, pengaturan tingkah laku ini sangat memerlukan perencanaan yang matang dengan melibatkan penyiapan sebuah sistem tingkah laku yang secara efektif mampu mengelola dan mengendalikan siswa di dalam ruang kelas dengan menggunakan prinsip-prinsip teori perilaku. Otoritas seorang guru memang sangat penting untuk pengendalian tingkah laku siswa, namun seorang guru tidak cukup hanya bermodal otoritas untuk bisa mendapatkan pengaturan tingkah laku yang baik. Pengaturan tingkah laku siswa dengan mengedepankan otoritas hanya akan menimbulkan kekakuan, ketegangan dan kesumpekan di dalam ruang kelas yang pada gilirannya nanti akan menimbulkan rasa capai dan bosan pada siswa yang membuatnya tidak bisa belajar. Itulah kenapa pengaturan tingkah laku siswa di dalam ruang kelas wajib memperhatikan prinsip prinsip teori tingkah laku seperti yang disebutkan sebelumnya. Itu artinya seorang guru wajib paham dan tahu ilmu pedagogi dan psikologi, setidaknya psikologi pendidikan. Keberhasilan pendisiplinan, pengendalian dan pengaturan tingkah laku siswa tergantung pemahaman guru akan kejiwaan dan aspek psikologis siswa ini.

Sebelum pendisiplinan dan pengaturan tingkah laku siswa dimulai wajib diingat bahwa yang disebut tingkah laku siswa adalah semua tindakan dan gerak siswa yang dapat kita lihat, kita bisa ukur dampaknya terhadap siswa itu sendiri dan lingkungannya, kita bisa prediksi akibat yang mungkin ditimbulkannya, sehingga kita punya alasan yang tepat untuk setuju atau tidak setuju dengan perbuatan atau perilaku itu, dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa guru wajib menyadari ada batasan waktu di mana dia boleh intervensi dan mengatur apa yang boleh dan tak boleh lakukan di dalam ruang kelas.  Penekanan tingkah laku pada hal hal yang terlihat dan terukur ini penting, agar guru tidak terlalu jauh memasuki hal hal yang bersifat pribadi pada siswanya. Juga jangan sampai siswa lagi bersedih malah dimarahi oleh gurunya dengan alasan tangisannya mengganggu proses belajar, misalnya, atau ketika siswa merasa ada yang lucu kemudian tak sengaja tersenyum, gurunya mengomel. Tidak boleh terjadi juga, ada siswa yang lagi mencoba mengungkapkan pemikirannya baik dengan menjelaskan apa yang dipikirkan maupun mempertanyakan sesuatu pada gurunya, bukannya didengarkan dan ditanggapi dengan baik, malah siswa dipersalahkan oleh gururnya dengan alasan pikiran dan pertanyaannya tak sejalan dengan pelajaran. Semua hal itu berlebihan dan harus dihindari seorang guru dalam upayanya mengatur tingkah laku siswa di dalam kelasnya. Sekali lagi, tingkah laku selalu terkait dengan hal hal yang tampak, terukur dan bisa diprediksi akibatnya, perilaku bukanlah perasaan, pikiran, atau niat hal-hal yang memiliki interpretasi berbeda jika dipersepsi oleh orang yang berbeda. Dengan demikian jelas, bahwa kita harus memulai manajemen tingkah laku ini dari pemahaman yang tepat akan batasan apa yang disebut tingkah laku itu, agar kita tak bertindak terlalu jauh dan malah mengacaukan manajemen tingkah laku yang kita rencanakan.

Dalam pelaksanaannya manajemen tingkah laku siswa seharusnya tidak dipegang sendiri tanggung jawabnya oleh guru. Pembentukan hierarki hak dan tanggung jawab dalam pengaturan tingkah laku di dalam ruang kelas bisa sangat membantu keberhasilan tercapainya kondisi aman dan nyaman di dalam ruang kelas dengan siswa bertingkahku yang bertanggungjawab. Oleh karena itu pembentukan perangkat struktur organisasi kelas beserta job desc-nya, tugas administrasi ringan yang terkait dengan aktivitas kelas dan pelanggaran peraturan kelas yang dibebankan ke struktur kelas dan siswa yang piket bisa sangat membantu pelaksanaan manajemen tingkah laku ini. Dengan adanya hierarki dalam pengaturan tingkah laku siswa menunjukkan bahwa pengaturan ini sistematis. Selain itu hierarki yang kita buat di dalam kelas, juga memungkinkan kita menganalisis di mana titik lemah dari sistem tingkah laku kita secara keseluruhan, dan kita tahu bagaimana kita memecahkan permasalahan yang terjadi di sistem tingkah laku yang kita bangun di dalam ruang kelas. Hal ini sekaligus mempertegas bahwa manajemen tingkah laku tak bisa dilakukan secara terpisah dari sistem pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan di dalam kelas. Kita sama sekali tidak boleh beranggapan bahwa tugas kita di dalam kelas itu hanya mengajar, menjelaskan materi pelajaran saja, kalau terjadi pelanggaran disiplin dan tingkah laku menyimpang, ya itu urusan nanti. Yang benar adalah kita harus memasukkan pola penanganan tingkah laku itu dalam sebuah rencana yang terintegrasikan pada sistem pendidikan dan pengajaran yang kita bangun.

 

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...