Pendahuluan
Di lihat dari sejarahnya yang bermula sejak tercetusnya revolusi industry di Perancis abad 18, sekolah diadakan untuk mengajarkan pengetahuan tertentu saja untuk bekal mencari kerja siswa siswinya karena revolusi industry saat itu mentriger perubahan sosial budaya dan pertumbuhan ekonomi serta memrbuka peluang kerja seluas luasnya pada orang yang mempunyai kecakapan dan ketrampilan khusus.. Di sekolah pada awalnya hanya ada transfer pengetahuan (transfer of knowledge) dari pengajar ke murid yang diajar. Tapi perkembangan selanjutnya, sekolah bukan hanya tempat menimba pengetahuan, tetapi juga tempat pembentukan karakter manusia. Para ahli pendidikan dan Psikolog juga menyatakan bahkan bahwa watak dan tingkah laku manusia sangat ditentukan oleh lingkungan sekolah, disamping juga di pengaruhi linkungan keluarga dan lingkungan masyarakatnya.
Dari sudut pandang dan bahasa yang berbeda, Ian Robertson, seorang sosiolog dari University of California Los Angeles, menggambarkan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan (education) itu juga berarti sosialisasi (socialization). Ada tersirat dari pernyataan Robertson diatas bahwa sekolah bukan hanya tempat siswa belajar pengetahuan formal tapi juga tempat siswa menginternalisasikan nilai nilai, norma- norma sosial, moralitas, dan peraturan peraturan lain dalam dirinya untuk pembentukan dan pencarian jati dirinya.
Di negara kita Indonesia, bahkan telah berkembang anggapan bahwa dalam proses pembelajaran di sekolah itu ada dua proses yang berjalan simultan. Pertama adalah proses “pengajaran” dimana seorang guru mengajarkan dan mentransfer pengetahuan formal kepada para siswa sehingga siwa memiliki pengetahuan tertentu. Proses lain yang berjalan seiring adalah proses “pendidikan”, dimana seorang guru dituntut untuk mensosialisasikan nilai nilai dan norma norma sosial pada perserta didik. Sehingga seorang guru pun dianggap sangat bertanggung jawab untuk memberikan contoh yang baik tentang moralitas,. Oleh karena itu masyarakat menganggap orang terdidik bukan hanya orang yang pintar dengan pengetahuan yang banyak tetapi juga harus yang berkepribadian dengan tingkah laku yang sesuai dengan nilai nilai dan norma sosial.
Namun itu ternyata tidak cukup, pendidikan di abad 21 ini dituntut bukan hanya mencetak manusia manusia yang berilmu dan berwatak tapi juga dituntut untuk menciptakan SDM yang kreatif dan innovative. Karena telah terbukti selama ini lulusan lulusan dunia pendidikan yang pintar dan berkarakterpun ternyata tidak mampu merespon perubahan perubahan yang terjadi dewasa ini. Banyak orang pandai yang menjadi penganggur dan akhirnya menjadi beban masyarakat dan Negara. Lulusan yang kreatif ,inovatif dan berani ambil resiko adalah jawaban kemajuan bangsa dan kesejahteraan umat manusia.
Untuk mencapai semua itu kita bisa kembangkan sekolah melalui serangkain pelatihan sebagai berikut:
1. Tahap starter
a. Profil dan arah pendidikan abad 21.
Memberikan wawasan kepada guru dan kepala sekolah perbedaan arah dan tujuan pengajaran ditahun tahun yang silam dengan apa yang diharapkan terjadi di dunia pendididkan diabad sekarang agar siswa mampu beradaptasi dan bisa menyongsong abad yg penuh tantangn dengan suka cita. Arah pendidikan yang semata mata membuat anak didik hafal dan paham akan bahan ajar yang disampaikan guru terbukti hanya menjadikan sekolah menjadi sebuah beban psikologis bagi siswa. Andai tujuan sekolah membuat siswanya hafal dan mengerti terbukti sukses dengan nilai UN rata rata 09,00, bukan berarti pendidikan yang dikembangkan sekolah itu sudah bisa dianggap paripurna, karena pertanyaannya adalah, setelah paham terus siswa bisa berbuat apa? Sarjana dengan IPK nyaris 4,00 pun tak lebih dari calon pencari kerja seadanya dengan gaji sesuka suka yang memperkerjakannya. Beginikah arah pendidikan yang kita harapkan untuk Indonesia?
Pengembangan pendidikan yang hanya sampai pada pemupukan Low order thinking skills harus dihentikan. Siswa berhak mengalami sebuah system pembelajaran yang mengembangkan High order thinking skills, agar mereka bisa mengatasi persoalan hidupnya di masa depan. Orang tua sekarang mulai menyadari salahnya model pendidikan yang diterima putra putrinya di sekolah. Mereka tidak lagi menginginkan anak anaknya sukses SEKOLAH, yang mereka inginkan bahwa anak anak mereka semuanya sukses BELAJAR.
mu
b. Apa yang dilakukan guru pada pengajaran abad 21
Menggambarkan tantangan yang dihadapi guru dan langkah langkah antisipasi guru agar mampu memenuhi kualifikasi dan kompetensi guru di abad 21. Perubahan visi pendidikan di abad 21 ini serta berkembangnya tuntutan akan system, metode dan bentuk pendidikan, mengharuskan guru segera berbenah dan menyesuaikan diri dengan tuntutan jaman yang selalu berubah. Guru sekarang dituntut melakukan perubahan perubahan mendasar pada tataran keyakinannya (belief) sebagi seorang guru. Sudah ada perubahan keyakinan dan tatanilai (value) dalm dunia pendidikan. Guru yang tidak segera menyadari akan tergilas dan terlempar ditempat yang asing. Pendek kata paradigm guru sebagai pendidik harus segera di rubah atau Indonesia akan makin lama terjebak dalam kubangan kemiskinan.
c. Classroom management
Memberi gambaran kepada guru bagaimana menata ruang kelas yang baik yang sesuai dengan standar ruang kelas abad 21, sebuah tempat belajar yang terasa aman dan nyaman untuk pengembangn diri siswa. Selain itu juga diajarkan bagaimana bentuk hubungan kerja sama antara sesame guru dan guru dengan orang tua siswa dengan tujuan untuk menciptakan suasana belajar yang baik aman dan nyaman bagi siswa. Penataan ruang kelas juga akan menentukan apakah system pembelajarannya nanti akan bersifat student-centered learning atau teacher-centered learning, muridnya belajar difasilitasi guru, atau gurunyanya blajar ngoceh dilihat muridnya.
d. Behavior management
Sebuah ruang kelas akan memencarkan suasana yang sejuk dan damai dan terasa aman dan nyaman untuk proses belajar mengajar, apabila seluruh penghuni kelas bisa diatur untuk selalu menjaga ketenangan dan ketertiban. Manajemen tingkah laku adalah sebuah ilmu yang akan membawa guru pada kemampuan mengatur tingkah laku siswanya sehingga guru bisa menciptakan suasana belajar yg kondusif bagi siswa siswinya. Guru haruslah mengandalkan kemampuan managemen yang baik dalam mengatur siswa siswinya, bukan lagi saatnya guru mengandalkan ancaman dan hukuman untuk menenangkan siswanya. Hal ini diperlukan agar guru tidak terjebak pada bulliying dan pelecehan (harassment) serta kekerasan (coercion) terhadap muridnya. Ingat siswa sekarang memiliki orangtua yang sangat melek hokum. Guru bisa dibawa ke siding pengadilan kalau salah langkah dalm membimbing siswanya.
e. Pengembangan watak peserta didik (character Building)
Sekolah sekarang bukan lagi tempat bagi siswa untuk berlatih menghafal dan mengerti pelajaran yang diberikan guru. Sekolah sekarang adalah sebuah wadah bagi siwa untuk menjadi dirinya sendiri. Guru harus mampu mengarahkan perkembangan kepribadian siswanya sesuai kecenderungan dan bakat bakat alami yang dimilki siswa. Arahkan siswa bukan hanya bisa berfikir hafal dan mengerti pelejaran. Jadikan mereka pribadi pribadi yang kreatif dan inovatif lebih dari itu jadikan mereka the best of them. Jadikan mereka diri mereka sendiri dan ajarakan pada mereka cara hidup bersama.
2. Tahap pengembangan (progressive)
a. Pengembangan otak kiri dan otak kanan
Manusia diberikan oleh yang kuasa dua belahan otak yang menyatu dalam rongga kepala, selama ini system pendidikan hanya terpacu pada pengembangan otak kiri saja, sementara belahan otak kanan tidak tergarap dengan baik, sehingga ada ketidak seimbangan pada perkembangan manusia. Guru punya kewajiban untuk mengembangkan kedua belahan otak ini. Pemahaman akan fungsi otak kanan dan otak kiri serta bagaimana cara mengembangkan kemampuannya sangat perlu dikuasai oleh guru dimanapun dia berada. Agar siswa siswinya mampu mencapai pada tingkatan diri mereka yang terbaik.
b. Pelatihan Pengembangan kecerdasan ganda (multiple intelegences).
Manusia diyakini memilki kecerdasan yang beraneka macam, dan masing masing orang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda di masing masing ranah kecerdasan. Kecerdasan masing masing individu yang berbeda itulah yang membuat kita tidak bisa menilai siapakah yang paling pintar diantara Rudi Hartono, Rudi Hadisuwarno, Rudi Calcess, Rudi Chairudin dan Rudi (BJ.habibie) walau mereka semua bernama Rudi, karena telah terbukti mereka hebat dibidang masing masing. Bidang kehebatan masing masing Rudi itulah yang disebut orang kecerdasan ganda. Pendek kata Allah sesungguhnya memberikan kecerdasan pada tiap manusia, Cuma saja kecerdasan yang diberikan dibidang yang berbeda beda, tugas guru adalah mengakomodir perkembangan semua jenis kecerdasan sesuai yang diminiati masing masing siswa, hal ini penting karena siswa harus bisa mengenal diri sendiri. Jadi tidaklah benar bila ada siswa yang tidak cerdas. Guru wajib memahami ini dan mampu mendorong siswa untuk mengasah kecerdasan masing masing siswa, sehingga semua orang memiliki masa depan yang sama cerah. No Child left behind kata orang barat.
c. Pelatihan penggunaan Bloom’s taxonomy dalam pembelajaran.
Teori taxonomy kemampuan pikiran manusia yang digagas oleh Benyamin Bloom dan yang akhirnya dikoreksi oleh Andersons memang sebagian besar guru pernah dengar bahkan tahu dan hafal. Namun begitu baru sedikit guru yang benar benar mengajak siswanya berfikir pada tataran High order thinking skills seperti yang digagas oleh dua ahli diatas. Karena tuntutan kurikulum dan tuntutan Ujian nasional, guru kurang memperhatikan perkembangan pemikiran siswa apakah siswa masih berkutat pada low order thingking skills atau sudah beranjak ke yang high order. Kecuekan guru ini bisa jadi dipicu karena tuntutan kurikulum tapi bisa juga dikarenakan kurang pahamnya guru tentang cara memebuat siswa berfikir pada tataran High order thinking skills. Pelatihan adalh kunci dari semua itu.
d. Perlunya leadership life skill dalam pendidikan
Dalam pelatihan ini kita akan membahas unsur unsur kepemimpinan dan arti pentingnya bahwa semua siswa harus mampu menyerap unsur unsur itu dalam dirinya menjadikan semua unsur itu menjadi bagian dari watak siswa. Dengan demikian kita berharap bahwa semua siswa itu nantinya bisa menjadi calon calon pemimpin di negri ini di masa depan. Unsur unsur yang dimaksud antara lain, hal ini terasa penting kalau kita menyadari bahwa pendidikan sesungguhnya adalh tempat pembentukan watak dan karakter siswa, selain memebuat siswa pandai. Character building tidak bisa dilakukan sambil lalu atau diceramahkan, tapi harus dipolakan dalm bentuk hidden curriculum.
e. Aproches to learning
Pelatihan ini memberikan gambaran bagaimana memberi arah pada setiap usaha pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas, agar bermanfaat bagi siswa yang belajar. Dan pendekatan pembalajaran yang diharapkan bisa memberi arah dan tujuan dalam setiap proses belajar mengajar adalah:
f. Metodologi pengajaran abad 21
Jaman sudah sanagt berubah, perubahan jaman itu tidak lagi pakai hitungan tahun, tapi hitungan perubahan adalah detik. Pada faktanya tehnologi yang sekarang menjadi agen besar perubahan peradaban manusia berkembang begitu cepat, saat kita asyik minum secangkir kopi di kafe pilihan, diluar kafe sebetulnya sudah ada bermunvculan penemuan penemuan baru dalam bidang tehnologi yang akan merubah pola hidup kita esok pagi. Guru sebagi bagian dari agen perubahan harus mampu menyiapkan siswa siswanya untuk menghadapi perubahan perubahan masa depan. Ajarkan pada siswa kita semua hal tentang masa depan mereka, jangan ajarkan pada mereka apa yang kita dapat di masa lalu kita. Paradigm kita sebagi guru harus segera berubah, cara ngajar kita juga harus berubah, sitem pendidikan kita juga segera harus diganti. Kalau tidak anak anak murid akan mempelajari sesuatu yang sudah habis masa berlakunya 30 tahun yang lalu.
a. Pelatihan Pengembangan TQM (Total Quality Managent) dan TCS (total Customer satisfaction)
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberi kesadaran kepada guru dan warga sekolah lain perlunya meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada siswa dan orang tua siswa di segala lini agar tercipta kepuasan pelanggan. Untuk bisa menciptakan kepuasan pelanggan (siswa dan orangtuanya), sekolah wajib menjaga nilai sekolah yang sesuai dengan harapan konsumen. Artinya sekolah harus menerapkan zero defect management.
b. Pelatihan pengembangan leaderpreneurship dalam pengajaran.
Paket training ini akan memberikan warna baru pada sekolah yang berbeda dari sekolah lain. Program ini akan memberikan warna lain pada kurikulum yang digariskan pemerintah. Sebuah inovasi pengajaran dan kurikulum yang menjamin terciptanya pemimpin pemimpin masa depan yg kreatif dan inovatif berkarakter dan tangguh dengan kekuatan IQ, EQ dan SQ yang berkembang berimbang dan penuh. Guru akan diajarkan sebuah metode pengajaran yang berbeda dan dengan model perencanaan yang berbeda dan system penilaian yg otentik. Kurikulum leaderpreneurship ini mencoba mengintegrasikan sifat siat kepemimpinan dan sifat sifat entrepreneurs ke dalam pemahaman taksonomi pengajaran Bloom. hal ini kami yakini akan menghasilkan pendekatan pembelajaran yang mampu merubah wajah pendidikan nasional nantinya.
c. Pelatihan mind mapping and spider web
Pelatihan ini harus dikembangkan untuk mendukung tahapan tahapan awal penggunaan kurikulum berbasiskan leaderpreneuship, khususnya membrikan bekal kemampuan pada guru untuk mengarahkan siswa dalam berfikir logis sintesis dan komprehensif. Tujuannya agar guru mampu mengarahkan siswa siswinya memetakan pikiran dan ide idenya agar terbiasa terfokus pada suatu topic sehingga mampu berfikir sistematis, dan mampu membuat analisa dengan benar bersintesa dengan handal. Dan akhirnya tumbuh pemikiran pemikiran yang kreatif dan inovatif.
d. Pelatihan evaluasi dan penilaian
Selama ini cara memberikan evaluasi dan penilaian terhadap siswa sama sekali tidak benar, sehingga siswa terdorong untuk berlomba mengejar nilai, dan pemerintahpun latah dengan membuat kebijakan Ujin nasional sebagi standar kelulusan yang mana juga di dasarkan pada nilai pencapaian intektualitas siswa semata. Padahal pemerintahpun juga menyadari bahwa pendidikan itu berkutat bukan hanya pada satu wilayah intelektualitas (kognitif) saja tapi juga pada wilayah wilayah afektif dan psikomotorik juga. Penilaian pada aspek kognitif saja terbukti membawa pendidikan pada arah yg salah, siswa cenderung menjadi penghafal saja tanpa tahu nilai dari pengetahuan yang mereka pelajari. Bagi yang pintar, nilai bagus ternyata tidak bisa menjadi jaminan masadepan yg gemilang, bagi yang bernilai jelek sudah juga terlanjur kehilangan rasa percaya diri. Oleh karena itu harus ada revolusi dalam penilaian siswa di sekolah, sebuah system evaluasi yang adil dan tidak menjatuhkan mental siswa. Sebuah penilaian yang mendorong semua siswa untuk maju dan yang tidak memungkinkan perengkingan siswa. Sebuah penilaian yang menjamin perkembangn dan pertumbuhan siswa semuanya, “no child left behind” begitu semboyan yang diperlukan dunia pendidikan dimasa mendatang.
e. Pelatihan pelaksanaan Student centered-Learning
Selama ini disekolah telah terjadi kesalahan yang sangat mendasar. Kalau kita perhatikan dengan benar maka kita akan mendapati di sekolah sekolah kita, siswa adalah objek pasif dari kegiatan belajar. Logikanya siswalah yang harus belajar di kelas dan guru adalh fasilitator dan pengarah pembelajaran, tapi yang terjadi tidaklah demikian, gurunya katif belajar bicara dan siswa yang menjadi saksinya sambil sesekali terkantuk kantuk. Tentu kita tidak bisa berharap banyak dari model belaajr yang seperti ini. Yang harus kita lakukan adalah merubah polanya, bagaimana menjadikan siswa yang aktif belajar sementara guru berperan sesuai seharusnya yaitu fasilitataor pengajaran.
Pelatihan yang berkaitan dengan dunia pendidikan lain yang kami sediakan antara lain:
1. Pelatihan dibidang etika profesi
2. Pelatiahn dibidang motivasi.
3. Pelatihan manajemen.
4. Pelatihan pengembangan KTSP
5. Pelatihan pembuatan silabus and RPP
6. Pelatihan kepemimpinan.
7. Pelatihan penentuan KKM/ SKBM
8. Pelatihan analisa butir soal
9. Pelatihan pembuatan Program tahunan and program semester.
10. Pelatihan penelitian tindakan kelas.
11. Pelatihan pembuatan kisi kisis soal.
12. Pelatiahan penulisan ilmiah and popular.
13. Pelatihan pembuatan rencana pengembangan sekolah.
14. Pelatihan pembuatan presentasi dg Powerpoint
15. pelatihan bahasa inggris.
16. Pelatihan computer.
17. Pelatihan Contextual teaching learning (CTL)
18. Pelatiaan Quantum learning
19. Pelatihan pelaksanaan Student centered-Learning
20. Pelatihan integrated learning
21. Pelatihan metodologi pengajaran.
22. Pemantapan tujuan pengembangan sekolah.
23. Pelatiahan penanganann kasus siswa.
24. Pelatiahan pengajaran life skills.
25. Pelatihan tentang narkoba
26. Pelatiahan tentang bahaya sex bebas
27. Pelatiahan tentang Problem –based learning.
28. Pelatiahan metodologi pengajaran.
29. Pelatiahan Pengembangan kehidupan spiritual siswa
30. Pelatiahan school based management.
31. DLL
bagi yang ingin sekolahnya maju besar dengan program yang mantap dan menginginkan training dari kami...segera hubungi kami...