Sabtu, 11 Februari 2023

Siswa Mana Yang Bermasalah Dan Bagaimana Sebaiknya Sikap Guru Dalam Menanganinya?

 



Siapa sih yang tak menginginkan punya siswa yang cerdas, disiplin, berkepribadian seimbang, selalu menghormati guru dan orang lain, tak suka bikin onar, selalu on-task, dan bertanggungjawab? Tapi sayangnya harapan sering tak tersampai, Dari sekian banyak siswa di dalam ruang kelas, kadang hanya ada 2-3 saja murid ideal seperti yang kita harapkan. Selebihnya kita hanya mendapati siswa yang kurang seimbang kepribadiannya dengan ciri ciri kurang mengenal dirinya sendiri bahkan ada yang membenci diri sendiri, kurang tertarik untuk mengembangkan dirinya sendiri karena menganggap diri sendiri tidak penting, dan akhirnya mereka benar benar mengabaikan diri sendiri, tak peduli apa pun yang akan terjadi pada dirinya dan juga tak mau memikirkan masa depannya. Satu satunya kesadaran tentang dirinya adalah bahwa dirinya tidak beruntung, menyedihkan dan menyakitkan.

Kebetulan siswa dengan kondisi psikologis macam ini, tentu dengan derajat yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain, sering lebih banyak kita jumpai di ruang kelas ketimbang siswa yang punya kepribadian yang seimbang sehingga mampu berpikir logis, kritis dan dewasa dalam menghadapi setiap persoalan. Itulah kenapa ruang kelas kita sangat jarang dalam kondisi baik baik saja, karena siswanya juga hanya sedikit yang baik baik saja, dan inilah gunanya kenapa penulis selalu menekankan bahwa seorang guru harus selalu menyiapkan segala sesuatunya jauh jauh hari sebelum pertama kali kaki menginjakkan kaki di ruang kelas. Aturan kelas, prosedur kelas, rutinitas kelas, konsekuensi kelas, aturan disiplin kelas dan juga langkah langkah penanganan siswa bermasalah, semua sudah harus siap sebelum kita bertatap muka dengan siswa. Tentu sajapersipana kurikulum, bahan ajar, silabus, rencana pengajaran juga tak kalah pentingnya.

Siswa dengan masalah pribadi tidak seimbang ini akan bisa kita bagi menjadi dua macam. 1) Siswa dengan kepribadian tidak seimbang yang cenderung agresif, hiperaktif dan suka mengganggu siswa lain. Pekerjaan mereka setiap hari bikin gaduh ruang kelas dengan teriakan, tarikan dan dorongan meja dan kursi, mengganggu siswa lain (bullying), tidak mau diam, tidak bisa menghargai orang lain, tidak disiplin, tidak bisa kerja sama dengan siswa lain. 2) Siswa dengan ketidakseimbangan kepribadian tipe ke dua, adalah siswa yang punya kecenderungan pasif, cuek, malas, menyendiri atau menarik diri dari pergaulan, tidak ribut tapi diam masa bodoh, ketakutan dan distressed. Nah siswa kelompok kedua ini adalah yang selalu jadi korban perudungan (bully) atau gangguan dari kelompok pertama.

Kelompok pertama hanya berani mengganggu kelompok kedua ini, untuk menggagu kelompok siswa dengan kepribadian seimbang mereka merasa segan. Itulah kenapa kalau terjadi perudungan (bullying) guru wajib menangani baik pelaku maupun korbannya. Kedua belah pihak itu sama sama bermasalah. Jadi tidaklah tepat kalau terjadi perudungan, guru hanya ambil pelakunya untuk ditangani tapi melupakan korbannya. Ingat siswa yang baik baik saja tak akan pernah jadi korban perudungan. Korban perudungan bukanlah siswa yang baik baik saja, mereka tak kalah bermasalah dari pelakunya.

Namun begitu perlu diingat, tugas guru adalah menangani tingkah laku yang salah, bukan menangani pelakunya. Jadi segala upaya untuk penanganan keributan dan ketidakdisiplinan di dalam kelas harus terfokus pada penghentian keributan itu sendiri, bukan untuk menghukum  siswa atau orangnya. Guru harus tetap menjaga harga diri dan martabat siswa apa pun yang mereka lakukan. Guru wajib membuat pemisahan yang tegas antara pelaku dan perilakunya. Guru bertugas mengubah perilakunya, tapi harus membiarkan pelakunya tetap menjadi diri mereka sendiri. Biarkan mereka seperti siapa mereka.  Bapak ibu guru..selamat berjuang......

Rabu, 08 Februari 2023

Kriteria Guru Favorite Yang Didamba Siswa

 



Selayaknya manusia yang mempunyai hati dan perasaan, guru juga senang apabila keberadaannya bisa diterima dengan baik oleh orang lain baik sebagai individu ataupun sebagai guru itu sendiri. Guru juga selalu berhasrat untuk menjadi seorang guru favorit yang keberadaannya dinantikan baik oleh siswa, kolega, institusi, maupun oleh orang tua siswa. Adalah kebahagiaan tersendiri apabila keberadaan seorang guru bisa diterima muridnya. Semua muridnya senang diajar, memperhatikan apabila sedang diajar, pintar pintar, hormat, patuh dan sayang pada gurunya.

Maka tak heran kalau semua guru berlomba untuk menjadi guru yang terbaik dan bisa diterima  siswa siswinya. Ada yang pasang tampang sangar untuk mendapatkan penghormataan dari siswanya, tapi sebaliknya ada yang menjadi lucu, agar bisa dekat dan disukai siswanya. Ada yang jaim banget agar tak kehilangan rasa percaya dirinya dan siswamdipaksa untuk merasa inferior dihadapan guru, tapi ada juga yang kehilangan kendali dan terlalu dekat dengan siswanya sehingga siswanya malah ngelunjak dan tak ada hormat hormatnya lagi pada guru. Ada juga guru yang sok tegas dan keras terhadap siswanya, agar supaya siswa selalu memperhatikan dan patuh padanya, tapi ada juga yang terlalu santai membiarkan siswa suka suka mau berbuat apa. Pokoknya macam macam positioning yang dibuat guru, untuk mendapatkan tempat di hati siswanya.

Kemudian pertanyaannya adalah, mana dari mereka yang berbuat tepat dan memenangkan posisi di hati siswanya? Biasanya guru yang mengambil posisi hanya dengan mempertimbangkan satu aspek saja, akan dipastikan gagal menjadi guru favorit bagi siswanya, baik karena suasana ruang kelas yang terlalu tegang dan menyeramkan yang terbangun dari sikap gurunya, atau sebaliknya, sikap guru ternyata menjadikan suasana ruang kelas lepas kendali. Siswa sulit diatur, tidak disiplin dan guru tak mendapatkan rasa hormat siswanya. Terus jadi guru yang baik harus bagaimana dong? Nah seorang guru yang baik dan akan menjadi dambaan siswa, ternyata punya banyak kriteria, Seorang guru yang ingin mendapatkan posisi yang baik dihati siswa, kolega, institusi maupun orang tua siswa harus memenuhi semua kriteria itu. Dalam penelitiannya Sandra Newell mendapatkan kriteria guru yang disuka dan diharapkan serta dihormati siswanya berikut ini;

 

• guru haruslah tegas tapi adil, jangan hanya tegas ke siswa tertentu saja dan lemah di depan siswa lainnya.

• tidak bias, guru harus jelas sikap dan positioningnya. Tidaklah bagus guru sering mengotot minta dihormati, tapi sikap dan tindakan guru tak mendukung harapannya itu, bahkan cenderung mengundang untuk dilecehkan siswanya.

• menghormati murid, murid juga manusia yang punya harga diri dan kehormatan. Junjunglah harga diri dan jagalah kehormatannya, nanti timbal baliknya mereka juga akan menjunjung harga diri dan menaruh hormat pada gurunya.

• adalah panutan yang baik, selalu ingatlah sikap, tingkah, ucapan guru selalu dipantau siswanya, kalau baik sikap, tingkah dan perkataan gurunya itu akan menjadi teladan siswanya, kalau sebaliknya, mereka akan tidak menghormati gurunya.

• kerja keras, tunjukkan kalau guru itu berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan tugasnya mengajar dan mendidik siswanya. Usaha guru yang sungguh sungguh akan terbaca siswanya dan mereka akan simpati pada guru yang bersangkutan.

• terlibat, guru harus selalu terlibat dalam proses belajar dan mengajar. Ketidakterlibatan guru dalam proses belajar dan mengajarkan akan menurunkan semangat belajar siswanya. Kalau siswa kehilangan semangat belajar, mereka cenderung main main di ruang kelas dan keberadaan guru tak mereka pentingkan lagi.

• tertarik pada siswa sebagai individu. Siswa ingin dihargai sebagai pribadi, mereka akan senang kalau guru juga menghargai merek sebagai pribadi, mengenal satu persatu siswa, menyebut nama mereka secara langsung akan dipersepsi siswa sebagai adanya kedekatan secara individual dan itu menyenangkan hati siswa.

• sabar dan tenang, guru yang diharapkan semua siswa adalah guru yang pembawaannya tenang, tak mudah marah dan teriak.

• mau mendengarkan, guru ingin selalu didengarkan siswanya ketika bicara, sebaliknya siswa juga berharap gurunya mau mendengarkan mereka ketika mereka bicara.

• memahami dan peduli, setelah guru mau mendengarkan keluh kesah, kegundahan dan pertanyaan siswa, guru juga dituntut untuk bisa memahami permasalahan, karakter, keinginan, harapan semua siswanya dan setelah itu tunjukan kepedulian dan keberpihakan pada mereka.

• memiliki kepribadian yang baik, ya memang guru harus bersikap yang baik, berhati baik, siswa membutuhkan guru yang baik sebagai contoh pengembangan kepribadiannya.

• antusias, guru harus menunjukkan semangat dan besarnya keinginan untuk belajar bersama siswanya, guru yang masuk kelas dalam kondisi loyo atau tidak terlalu fokus pada urusan belajar mengajar akan membuat siswa kurang semangat untuk melanjutkan pelajaran juga.

• memiliki selera humor yang bagus. Bercanda atau melakukan hal hal yang lucu juga perlu di sela sela kegiatan belajar, namun jadikan humor sekedar pengendor ketegangan dalam belajar. Jangan berlebihan. Humor yang berlebihan menghilangkan wibawa guru, apalagi humornya porno, langsung kewibawaan dan kehormatan guru bakal hilang.

• memperlakukan murid sebagai manusia. Sadari bahwa setiap siswa mempunyai pemikiran, ide, wawasan, dan perasaan yang berbeda beda, kemudian perlakukan mereka sesuai dengan pemikiran dan wawasan, serta perasaan mereka.

• tidak pernah sarkastis, siswa ternyata tidak suka guru yang kalau ngomong nyelekit dan menyakiti perasaan.

• tidak pernah menjatuhkan, guru memang tidak selayaknya menjatuhkan mental, menghina ataupun merendahkan siswanya.

Jalankan semua point di atas dan kita akan jadi guru favorit bagi siswa siswa kita. Semoga berguna.

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...