Kamis, 23 Februari 2023

PENTINGNYA PENGUASAAN KELAS, DISIPLIN , MANFAAT DAN CARA MENDAPATKANNYA

 

Tak bisa disangkal lagi,  pembentukan dan pengembangan masa depan mayoritas dari anak anak kita itu berada terjadi di dalam ruang kelas. Di ruang kelas sekolah itulah anak anak kita menganyam helai helai masa depannya dengan belajar berbagai macam ketrampilan hidup, mulai dari belajar ilmu pengetahuan, belajar cara hidup bersama, belajar percaya diri, belajar mengendalikan emosi, belajar bertoleransi dengan berbagai macam keadaan dan manusia, belajar manajemen waktu, belajar mengatur orang lain, belajar adab, tingkah laku dan tata krama, belajar kepemimpinan dan vokasi , bahkan belajar membuat keputusan bisnis pun bisa terjadi di ruang kelas.  Dengan begitu jelaslah bagi kita kalau peran ruang kelas bagi anak anak kita itu sangatlah sentral dan penting. Fakta ini sudah selayaknya menyeret perhatian kita, baik sebagai orangtua, guru, kepala sekolah maupun pihak terkait lain untuk selalu memperhatikan dan menjaga kondisi kelas tetap dalam kondisi yang baik untuk tempat belajar mengajar. Menjadikan ruang kelas selalu dalam kondisi aman dan nyaman bagi siswa untuk mengembangkan intelektualitas dan dirinya adalah hal yang harus menjadi prioritas dan tak boleh dilupakan oleh para guru yang mengajar di ruang ruang kelas sekolah sekolah kita.

Penyakit utama yang merusak kondisi ideal sebuah ruang kelas untuk belajar adalah ketidakdisiplinan, baik ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh siswa maupun yang dilakukan oleh gurunya sendiri. Guru yang baik pasti akan mengusahakan kedisiplinan terjadi terlebih dahulu di ruang kelas, sebelum memastikan siswa siswanya memulai belajarnya. Bukan saja kedisiplinan akan memastikankelancaran dan keberhasian proses pendidikan, juga kedisiplinan itu sendiri adalah pelajaran yang pertama  tama harus dipahami oleh siswa sebelum siswa belajar dan mengembangkan ketrampilan ataupun pengetahuan lain di ruang kelasnya. Di sinilah letak arti pentingnya sekolah untuk selalu mengevaluasi pelaksanaan disiplin dan manajemen ruang kelas yang dilakukan oleh para guru di ruang kelas masing masing, karena proses dinamis pembelajaran yang berada di dalam ruang ruang kelas itulah yang nantinya akan menjadi penentu keberhasilan belajar dan kejayaan masa depan siswa siswanya.

Ruang kelas dengan tingkat disiplin yang tinggi dan manajemen ruang kelas yang baik akan memastikan semua siswa dalam kondisi on-task selama di dalam kelas. Kondisi siswa yang selalu on-task menunjukkan kesiapan siswa untuk menyerap pelajaran dan sekaligus gambaran profesionalisme guru pengajarnya. Paduan siswa yang siap belajar dan guru yang profesional dalam tugasnya pada akhirnya akan menjamin lancar dan suksesnya proses belajar mengajar.

Untuk mencapai kondisi ideal ini seorang guru dituntut untuk  memastikan adanya lingkungan ruang kelas yang tertata dengan baik, disiplin yang tinggi dengan menerapkan manajemen tingkah laku dengan benar, dan manajemen ruang kelas yang handal.  Hanya dengan memastikan ketiga hal itu seorang guru bisa menguasai kelas dengan sempurna sehingga siswa siswinya benar benar bisa mengalami proses belajar mengajar yang efektif dalam kedisiplinan. Selain itu hal baik yang bisa didapat dari upaya pendisiplinan siswa dengan manajemen yang baik adalah hubungan antara guru dan siswa yang akan terjaga baik, serta dimungkinkanya terjalin kerja sama yang baik antar siswa dalam proses peningkatan kualitas dan kecakapan mereka masing masing.

Sabtu, 18 Februari 2023

PEMBUATAN PERATURAN KELAS DAN PEMBERIAN CONTOH YANG BAIK PENTING UNTUK MENDAPATKAN SISWA YANG PATUH DAN DISIPLIN.



Dari perspektif budaya Jawa yang senang dengan “kerata basa atau jarwa dosok” (mencoba mencari arti kata dengan menjadikan singkatan dari kata kata lain), maka diperoleh fakta bahwa guru itu bermakna “yang di guGU dan ditiRU”. Jadi guru itu haruslah seorang agent yang bisa dituruti semua petuah dan perintahnya, digugu. Pun pula guru harus bisa dijadikan tokoh panutan dalam hal sikap, tingkah laku dan tutur katanya, atau ditiru.

Seorang guru bisa digugu atau dipatuhi oleh siswanya kalau guru bisa menunjukkan sikap, kemauan serta perintah dan perkataannya jelas. Selain semuanya harus jelas guru pun harus konsisten dengan semua sikap, kemauan, perintah dan perkataannya itu. Tidak konsistennya sikap, kemauan, perintah dan perkataan guru tidak akan membuat guru menjadi sosok yang bisa digugu, yang bisa dipatuhi dan yang bisa dipegang perkataannya. Ketidakkonsistenan guru hanya akan membuat siswa bingung dengan apa maunya guru, dan siswa pada akhirnya akan bersikap bodo amat terhadap apa pun yang diperintahkan dan diucapkan guru, karena perintah dan ucapan guru bagi siswa tidak bisa dipercaya. Bagaimana guru bisa dipercaya sikapnya kalau kemarin ada yang tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya dihukum dengan berdiri di depan kelas, tapi hari ini ada yang tak bisa mengumpulkan pekerjaan rumahnya cuma disuruh mengumpulkan besok pagi? Bagaimana seorang guru bisa dipercaya petuah dan perintahnya kalau dia membeberkan pentingnya tepat waktu dan tidak terlambat, tapi dia sendiri datang terlambat masuk kelas? Jelas dan konsisten adalah kunci bagi seorang guru untuk mendapatkan rasa hormat, dan kepercayaan siswa, yang pada akhirnya akan mendatangkan kepatuhan siswa.

Inilah kenapa perlunya seorang guru mempersiapkan peraturan kelas yang jelas, singkat, padat namun mencakup semua persoalan yang mungkin muncul di ruang kelas. Jangan lupa juga tetapkan konsekuensi yang mengikuti kalau peraturan itu dilanggar. Lebih dari itu peraturan itu harus dijalankan dengan konsisten agar siswa mendapatkan kejelasan akan sikap dan kemauan guru, sehingga mudah bagi siswa untuk konsisten juga mematuhi perintah, anjuran dan nasihat guru.

Tak kalah pentingnya, guru harus memberi contoh yang baik pada siswanya. Siswa berperilaku buruk belum tentu karena mereka siswa yang buruk, akan tetapi bisa saja perilaku  yang buruk itu terjadi karena siswa tidak tahu bagaimana berbuat dan berperilaku yang baik. Contoh dari guru adalah jembatan bagi siswa untuk meninggalkan perilaku yang buruk ke perilaku yang baik. Siswa sering belum memahami bagaimana memperlakukan kawannya, gurunya dan orang yang lainnya, guru wajib memberi contoh dan mengarahkan siswa apa yang harus dilakukan dan sikap apa yang harus ditunjukkan pada mereka. Guru juga wajib mengarahkan siswa dan memberikan contoh bagaimana menghindari konflik dengan orang lain atau menyelesaikan konflik kalau konflik sudah terjadi. Untuk bisa menjadi role-model dan memberi contoh yang baik, guru wajib juga memperlakukan siswa siswanya dengan baik dan penuh hormat. Dengan perlakuan yang baik dan penuh hormat pada siswanya, bukan saja siswanya bisa mendapatkan contoh perilaku yang baik, tapi siswa juga bisa langsung merasakan dan mengalami bagaimana diperlakukan dengan baik itu, sehingga mereka bisa mengerti kenapa kita perlu berbuat baik, berperilaku sesuai aturan.

Perlu diingat siswa yang ada di dalam kelas tak mendapatkan pengalaman hidup yang sama dalam keluarganya. Ada yang pengalamannya menyenangkan, ada yang datar saja, ada yang pengalaman hidupnya dalam keluarga menyedihkan dan buruk. Perlakuan yang tidak tepat pada mereka, akan berakibat sangat fatal, siswa yang hidupnya sudah penuh tantangan, kalau tambah tertantang oleh perlakuan guru, maka amarahnya akan meledak dan akan jadi masalah di dalam ruang kelas.

 

Jumat, 17 Februari 2023

Perhatian Dan Pujian Merupakan Langkah Awal Mengurangi Perilaku buruk Dan Ketidakdisiplinan Siswa.

 


Sebelumnya kita sudah berbicara tentang siswa yang punya kepribadian yang tidak seimbang dan pada akhirnya menyebabkan kegaduhan dalam ruang kelas baik karena si siswa secara agresif mengganggu siswa lain, ataupun menjadi kurban bullying karena siswa yang bersangkutan menarik diri dari pergaulan dan merasa rendah diri. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di https://satyawiyatama.blogspot.com/2023/02/siswa-mana-yang-bermasalah-dan.html . Dalam artikel itu, penulis dengan jelas menyampaikan bahwa guru harus menghentikan segala jenis kericuhan di dalam ruang kelas karena kericuhan dalam ruang kelas akan merusak disiplin dan suasana belajar semua siswa. Sedangkan guru sudah tentu tidak akan bisa menjalakan tugasnya untuk mendidik dan mengajar siswa kalau suasana di ruang kelas selalu ribut.

Sungguhpun demikian penulis peringatkan bedakan antara kenakalan dan ketidak-disiplinan itu dengan pelaku atau siswanya. Tugas guru adalah melawan tingkah laku yang tidak benar, kenakalan dan ketidak-disiplinan siswa itu, bukan melawan siswa dan merusak suasana belajar dan kejiwaannya. Terus bagaimana caranya?

Huber (2000) mengatakan “Children quickly learn that displeasing is also a way to get attention, and it often works quicker and more reliably than pleasing does”. Siswa siswa yang punya kepribadian tidak seimbang itu tetaplah siswa, manusia juga. Sebagai manusia, apalagi sebagai anak remaja yang lagi bertumbuh dan berkembang, perhatian dari orang lain itu sangat penting. Seperti layaknya orang lain mereka juga butuh perhatian. Seperti biasanya siswa siswa yang punya kepribadian kurang seimbang, selain suka bikin ribut dan bertingkah laku tidak disiplin, mereka juga biasanya gagal dalam belajarnya, karena tenaga dan pikirannya tidak difokuskan untuk belajar tapi untuk menyesali dan membenci dirinya sendiri. Ketidak-berhasilan dalam belajar bisa menambah makin dalam persoalan hidup siswa tersebut, karena siswa ini juga akan sulit mendapatkan perhatian dari orang lain. Hanya siswa pintar dan berhasillah yang akan memenangkan perhatian banyak orang. Kondisi seperti inilah yang membuat teori Huber di atas menemukan momentumnya. Siswa pengganggu lama lama akan menyadari bahwa berbuat buruk dan tidak menyenangkan juga mendatangkan perhatian dari orang orang sekitar, bahkan perhatian yang didapat bisa lebih spontan dan lebih cepat ketimbang perhatian yang didapat siswa yang berbuat baik, disiplin, pintar dan juara sekalipun.

Dengan demikian “perhatian” adalah kunci pendisiplinan siswa pengganggu dan nakal. Perhatian yang tulus dari guru, ketertarikan guru pada siswanya sebagai manusia dan kemauan guru untuk mendengarkan mereka akan mendamaikan kegundahan hati mereka. Apalagi kalau selain perhatian, guru juga sering memberikan pujian pada mereka, penulis jamin tabiat buruk siswa, kenakalan dan ketidak-disiplinan siswa bisa dikurangi sedikit demi sedikit dan mendorong mereka untuk berperilaku yang baik dan menjadikan siswa yang baik baik saja semua. Jelas ya bapa ibu guru, melawan kenakalan dan ketidak-disiplinan siswa itu, senjatanya cuma dua; perhatian dan pujian. Perhatian dan pujian juga efektif untuk mempercepat perkembangan penghargaan pada diri sendiri, kejiwaan dan kepribadian siswa biar mereka segera menjadi pribadi pribadi yang seimbang.

 

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...