Minggu, 02 April 2023

Mengapa Tangan guru Perlu Dilipat Ke Belakang Saat Menangani Siswa Bermasalah?

 


Memang jadi seorang guru yang baik dan benar itu tidaklah mudah, banyak hal kecil kecil dan detail yang perlu dimengerti dan dipahami oleh seorang guru agar dia benar benar mampu bersikap dan bertindak sebagai guru yang profesional dan tahu apa yang harus dilakukannya.  Mungkin di profesi yang lain tidak perlu memperhatikan terlalu detail sikap dan kial tubuhnya, Namun seorang guru sangat penting untuk memahami arti penting semua sikap dan gerak tubuhnya karena sikap dan kila tubuh guru akan mempengaruhi sikap dan penerimaan siswa terhadap pengajaran dan pendidikan yang diberikan oleh seorang guru.

Sebagai contoh, apakah guru perlu memperhatikan sikap dan gerak tangannya ketika menangani siswa yang sedang bermasalah? Bagi yang tidak mau memperhatikan detail pendidikan, tentu akan berpendapat, tak perlulah memikirkan gerakan tangan guru saat menangani siswa yang bermasalah. Tetapi akan sangat berbeda kalau yang diminta pendapat adalah guru yang benar benar profesional. Mereka akan mempunyai pendapat tersendiri tentang ini.

Bagi seorang guru yang berpengalaman, mereka pasti akan menyarankan pada semua guru yang sedang menangani siswa yang bermasalah untuk mendekati siswa yang bermasalah itu dengan berjalan tenang dan meletakkan kedua tangan di belakang tubuh. Jadi guru yang mau menangani siswa yang bermasalah itu disarankan untuk mendatangi siswa yang bersangkutan dengan bersikap seolah sedang menggendong tangannya di belakang pinggangnya. Sikap ini sangat disarankan bagi seorang guru saat berjalan mendatangi siswa yang bermasalah dan selama berbicara dengan siswa tersebut. Sikap ini terasa lebih menenangkan hati siswa, karena siswa tak terlalu merasa terancam saat melihat tangan gurunya tersembunyi di belakang badannya. Selain itu yang tangan terlipat ke belakang juga bisa menjaga guru dari berbuat yang tidak tepat terhadap siswa yang bermasalah tersebut.

Kamis, 30 Maret 2023

Guru Tak Boleh Emosional Dalam Menangani Siswa Bermasalah

 


Dalam menangani pelanggaran yang dilakukan siswa, guru tak boleh kehilangan kendali diri. Guru harus selalu dalam kondisi tenang, dan bertindak secara terarah dan terukur. Hindari marah dan emosional ketika berhadapan dengan siswa yang bermasalah. Menurut Fischer (2004) guru yang marah ketika mendapati siswanya melakukan pelanggaran peraturan, sebetulnya menunjukkan bahwa guru itu tidak terlalu percaya diri dalam berurusan dengan siswa dan situasi yang ada.

Guru sebagai orang yang dianggap dewasa hendaknya selalu memberikan contoh perilaku yang baik dalam situasi yang seperti apa pun, termasuk ketika menghadapi siswanya yang sedang bermasalah. Guru yang lepas kendali dalam kemarahan ketika mendapati siswanya melakukan pelanggaran akan kesulitan membuat keputusan yang tepat, baik dan mendidik bagi siswa yang bersangkutan. Selain itu akan ada bias juga dalam memberikan konsekuensi atas pelanggaran yang dibuat siswanya tersebut.

Akibat lebih jauh yang bisa didapat guru yang saat menangani pelanggaran siswa dengan kemarahan adalah kehilangan kedekatan dengan siswa yang bersangkutan dan rasa hormat siswa terhadap gurunya itu. Padahal kedekatan dengan siswa dan rasa hormat siswa adalah modal besar bagi guru untuk sukses mendidik dan mengajar siswa siswanya.

Selasa, 28 Maret 2023

Penanganan Siswa Bermasalah Harus Disegerakan, Jangan Terlambat

 


Untuk efektivitas penanganan masalah siswa, apabila guru ingin meluruskan tindakan siswa atau menasihati siswa yang melakukan pelanggaran aturan kelas ataupun aturan sekolah, sebaiknya dilakukan secepatnya pada hari yang sama saat pelanggaran dilakukan. Jangan membiarkan penanganan permasalahan siswa menjadi terlambat dan dilakukan di hari berikutnya, karena apabila pelurusan tindakan siswa itu dilakukan di hari berikutnya, maka suasana hati siswa sudah berubah. Pada hari berikutnya itu siswa sudah membawa suasana baru ke sekolah. Hati perasaan dan pikiran siswa sudah tenang dan mengacu ke depan, tidak lagi merasakan dan memikirkan apa yang terjadi di hari sebelumnya. Kalau kita paksakan siswa untuk menyelesaikan urusan hari sebelumnya, siswa akan merasa diintimidasi dan dibuat tidak nyaman. Dalam kondisi begini siswa tidak akan mau menyadari kesalahannya. Siswa justru yang akan merasa marah karena merasa bahwa kebahagiaan dia hari itu diganggu oleh gurunya. Permasalahan bukannya menjadi membaik tapi malah akan makin kompleks.

Penanganan pada hari yang sama akan lebih baik karena siswa pun masih memikirkan apakah benar atau salah tindakannya dan masih siap dengan konsekuensi yang harus dia tanggung. Pun begitu penanganan masalah siswa harus mengedepankan menjaga perasaan, dan martabat siswa dari pada permasalahan yang akan dibicarakan. Guru janganlah berpikir untuk membuat jera siswa melakukan tindakan kelirunya, tapi guru wajib hanya membuat siswa menyadari kesalahan tindakannya, mau bertanggungjawab dengan jiwa kesatria dan meyakinkan diri tak akan mengulangi lagi bukan karena takut atau jera, tapi karena sudah tumbuh kesadaran pribadinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk meyakinkan siswa bahwa apa yang guru lakukan pada saat itu adalah karena rasa sayang dan perhatian guru pada siswa tersebut. Jangan mengedepankan pemberian hukuman, tapi cobalah jelaskan tanggung jawab dan konsekuensinya. Juga tak kalah pentingnya, siswa harus bisa merasakan bahwa apa yang dilakukan guru padanya pada hari itu adalah sepenuhnya demi kebaikan dia, siswa itu sendiri.

 

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...