Minggu, 07 Mei 2023

Siswa Kadang Mencari perhatian Guru Secara Negatif Dengan Bertingkah Buruk

 


 

Siswa yang terlantarkan, kurang perhatian dan kurang kasih sayang di rumah, kebetulan disekolah juga tidak berprestasi biasanya sangat jarang mendapatkan perhatian dari orang lain. Siswa yang bernasib seperti ini biasanya sangat merindukan datangnya perhatian dari orang lain. Kadang-kadang, saking kepinginnya dapat perhatian, mereka menghalalkan perhatian negatif kalau mereka merasa tidak  mungkin mendapat perhatian positif. Terkenal jadi siswa badung, tukang bikin ricuh, tukang berkelahi, siswa bermasalah, suka bolos apa pun orang lain akan kasih sebutan ke mereka, mereka tidak peduli, yang penting bagi mereka adalah perhatian dari orang lain dan eksistensinya diakui orang lain dan gurunya, Oleh karena itu guru yang menginginkan ketenangan di dalam ruang kelasnya, jangan melupakan memberi perhatian kepada seluruh siswa yang ada di ruang kelas, dengan sesekali menyebutnya namanya, atau memberikan pujian yang terbuka bila siswa berhasil melakukan sesuatu yang sangat sepele sekalipun. Pujian terbuka di depan kawan kawannya sangat penting agar siswa merasa diperhatikan dan eksistensinya diakui gurunya.

Ada sebuah kasus yang pernah terjadi, seorang guru wanita mampu menaklukkan siswa yang paling badung dan paling berani melawan pada gurunya. Pada awalnya guru wanita ini kesulitan mau memberi pujian pada siswanya itu, karena siswanya itu sangat badung dan tak punya prestasi. Guru wanita ini tak punya kesempatan sama sekali untuk memberi perhatian siswa ini dengan memberi pujian, karena siswanya memang jauh dari sifat terpuji. Guru ini tak kehilangan akal, Tidak ada kesempatan memuji, tidak mengurungkan niatnya memberi perhatian siswanya yang badung dan tidak disiplin itu. Setiap masuk ruang kelas guru itu belum akan bicara apa pun sebelum memberi perhatian siswa istimewanya itu dengan bertanya. “Selamat pagi, Tommy  duduk di sebelah mana ya?” Setelah ditunjukkan oleh siswa siswanya yang lain di mana siswa istimewa itu berada, guru itu langsung mengarahkan pandangan ke siswa itu sambil berujar. “Mas Tommy, ibu mau mulai mengajar ya,  tolong kamu jangan ganggu ibu selama ibu mengajar ya, OK?” Kalimat yang diucapkan guru itu sederhana,  tapi itu sudah menunjukkan perhatian dia sebagai guru dan pengakuan bahwa siswa itu memang siswa yang badung. Terbukti apa yang dilakukan ibu guru ini sukses, siswa sudah mendapatkan apa yang dicari, perhatian dan pujian, guru pun sukses mengajar dengan baik di ruang kelas tersebut.

Lebih jauh, guru itu sebetulnya sudah pula mampu menunjukkan perilaku yang lebih baik dan bisa diterima lingkungan pada siswa itu tanpa harus mengatakan secara langsung apa adanya. Itu artinya guru mampu mengoreksi tingkah laku siswanya, tanpa harus membuat siswanya tersinggung atau malu karena sudah besar tapi masih harus dinasihati di depan teman temanya. Strategi strategi macam inilah yang perlu digali guru untuk menenangkan siswa dan membuat kondusif ruang kelasnya untuk melanjutkan belajar.

Sabtu, 06 Mei 2023

Dahsyatnya Pengaruh Perhatian Guru Pada Siswanya Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Di Kelas

 


Sebelum kita membicarakan tentang siswa yang tidak bisa diam dan memperhatikan pelajaran, siswa yang tidak bisa diatur agar untuk sekedar mau mengikuti peraturan dan rutinitas kelas. Juga sebelum mendiskusikan bagaimana guru harus bersikap, berbuat dan bertindak untuk mengembalikan semua siswa pada tugasnya dan menjadikan ruang kelas jadi tempat yang kondusif untuk belajar. Satu hal yang pasti dan perlu guru sadari adalah bahwa semua siswa sebetulnya menunggu tanda kepastian dari guru bahwa keberadaan mereka diperhatikan dan diakui oleh gurunya.

Di sinilah sebetulnya titik krusial dan sekaligus titik persimpangan apakah seorang guru akan sukses mengajar di kelasnya atau kelas dan pelajarannya akan berantakan selama satu semester ke depan. Sekali lagi, hal ini sangat penting untuk guru ketahui dan perhatikan, karena kenakalan siswa, ketidakdisiplinan siswa sering sekali berasal dari perasaan bahwa mereka tak mendapatkan perhatian dari gurunya. Mereka berpikir bahwa gurunya tak tertarik padanya, tak menganggapnya penting keberadaannya, dan hanya memilih dan memperhatikan siswa tertentu atau siswa lain saja yang tentu bukan dirinya. Perasaan tidak dianggap oleh gurunya ini yang sering memicu pelanggaran aturan,  kedisiplinan dan kekacauan dalam manajemen ruang kelas.

Kekacauan ruang kelas, pelanggaran aturan dan disiplin kelas semacam ini sebetulnya bisa dihindari, kalau sejak awal masuk kelas, guru sudah membagi adil seluruh cinta dan perhatiannya pada semua siswa yang ada di dalam ruang kelasnya. Buatlah semua siswa merasa dipentingkan, diperhatikan dan diperlakukan secara adil sehingga semua merasa diistimewakan oleh gurunnya, agar tak ada kecemburuan di dalam ruang kelas yang berpotensi menyebabkan rusaknya suasana yang kondusif untuk belajar dan mengajar.

 Itulah kenapa penting bagi seorang guru untuk memperhatikan semua siswanya dan memberikan sinyal atau tanda pada semua siswa bahwa guru mengenalnya, menganggap mereka penting sehingga siswa bisa merasakan bahwa guru benar benar memperhatikan diri dan perkembangan belajarnya. Dengan demikian guru pun mempunyai jaminan akan memiliki ruang kelas yang sangat kondusif baginya untuk mengajar dan yakin semua siswanya bakalan on-task semua.

 

Rabu, 03 Mei 2023

Tiga Alasan Siswa Berperilaku Buruk


Membicarakan kenakalan siswa dan tingkah lakunya yang buruk, serta kebiasaan mereka melanggar peraturan seperti tak pernah ada habisnya dan tak ada keyakinan kapan kesudahannya. Permasalahan siswa yang tak berperilaku dengan benar ini akan selalu ada dan akan selalu jadi tambahan permasalahan yang harus  dihadapi seorang guru.  Di tulisan ini, penulis juga tidak menjanjikan solusi ataupun tutorial bagaimana menghilangkan permasalahan seperti ini dari sekolah sekolah kita. Seperti yang sudah saya katakan di muka, apa pun yang kita lakukan, permasalahan yang ditimbulkan siswa yang berperilaku salah ini akan tetap ada.

Bukan cara menghilangkan sama sekali masalah ini dari sekolah yang perlu guru ketahui, karena itu jelas tak ada caranya, namun kemampuan guru untuk mengatasi dan mengurangi dampak negatif dari tingkah laku itulah yang perlu seorang guru ketahui. Untuk mengetahui mengapa seorang siswa berperilaku buruk dan bagaimana mengatasinya, pertama sekali guru harus mengidentifikasi penyebab munculnya tingkah laku salah itu. Berdasarkan perkiraan penyebab permasalahan itulah nantinya seorang guru dituntut mampu mencari solusi atas permasalahn yang ditimbulkan oleh siswa di dalam kelasnya.

Nah, dari pengamatan di lapangan dan dari apa yang diamati oleh beberapa ahli, kita bisa tahu bahwa setidaknya ada tiga alasan dasar kenapa siswa berperilaku buruk:

(a)    Anak tersebut memang secara sengaja tahu tidak sengaja memang terdidik untuk bersikap memberontak dan gemar membikin masalah. Hal ini bisa disebabkan oleh anak yang salah memilih teman bergaul. Teman bergaul yang buruk akan menularkan sikap dan sifat yang buruk juga. Itulah kenapa penting anak itu selalu dalam pengawasan dan pengasuhan orang tua. Sekali anak terlepas dari perhatian dan pengasuhan orang tua, anak akan dengan segera berada dalam pengasuhan ldan pengawasan lingkungannya. Kalau anak sudah masuk dalam kondisi diasuh, diperhatikan dan diawasi lingkungannya yang salah, maka jangan berharap lagi orang tua akan punya kesempatan merebutnya dari lingkungan kelompok bejatnya itu. Lebih dari itu sering sekali terjadi sifat siswa yang suka berontak pada gurunya dan tak taat aturan adalah didikan dari orang tuanya sendiri. Orang tua ada yang sering menasihati anaknya untuk tak takut pada guru dan disuruh melawan bila perlu, dengan janji kalau ada apa apa si orang tua yang akan menyelesaikan segala urusan disekolah. Ajaran seperti ini, sering kali juga disertai bumbu cerita bahwa dulu ketika si orang tua jadi siswa juga suka memberontak dan berani pada guru. Dorongan dari orang tua yang seperti ini sering menjadi daya dorong tingkah laku bruk siswa di sekolah.

(b)    Penyebab ke dua yang sering teridentifikasi adalah bahwa kenakalan siswa itu sebetulnya adalah  dorongan siswa untuk menjaga kehormatan dan harga dirinya di depan guru dan teman teman sekelasnya. Hal ini sering terjadi tatkala seorang siswa tak mendapatkan perlakuan yang adil dari pihak guru atau pihak sekolah pada suatu kasus yang melibatkan siswa tersebut dengan sekolah, guru atau siswa lain yang ditangani sekolah. Bisa juga terjadi ketika siswa mendapatkan penanganan yang salah dari guru atau pihak sekolah. Pada saat seorang siswa yang punya harga diri yang tinggi merasa dipojokkan atau dipermalukan di depan umum atau di depan teman temannya, maka ada kemungkinan siswa itu akan melakukan perlawanan dengan berperilaku buruk untuk mengimbangi ketidakadilan yang dia rasakan . Oleh karena itu seorang guru harus berhati hati dalam bertindak dan berkata di depan siswanya jangan sampai perbuatan atau perkataan kita menyinggung harga diri siswa sehingga mereka terdorong untuk melakukan perlawanan.

(c)     Anak tidak memiliki keterampilan sosial yang diperlukan bisa jadi penyebab yang ketiga. Kekurangan keterampilan sosial bisa muncul ketika siswa tidak tahu bagaimana caranya bergaul yang baik dengan teman temannya. Mereka merasa kagok untuk bisa berbaur dengan teman sekelasnya. Bagi siswa yang introvert mungkin mereka akan cukup berdiam diri dan menyendiri, hidup tanpa teman di sekolah. Tapi kekurangan ketrampilan sosial seperti ini bagi yang ekstrovert akan memicu mereka mencari perhatian dengan perilaku buruknya. Seorang guru harus jeli mengamati keberadaan siswa siswa yang tak memiliki ketrampilan yang cukup untuk berbuat yang baik seperti ini, dan segera mencari solusinya. . Guru wajib hadir dan membantu siswa tidak memiliki keterampilan untuk berperilaku dengan tepat seperti ini. Sebelum siswa itu bikin masalah di jam pelajaran bapak atau ibu guru tersebut. Ingat saat ini semakin banyak siswa tidak pernah diajari keterampilan sosial ini atau mungkin tidak pernah dihadapkan pada kondisi yang memerlukan penggunaan keterampilan sosial ini.

 

Sabtu, 29 April 2023

Membuat Siswa Kembali On-task Bisa Dengan Komunikasi Non-Verbal , Kontak Mata


 

 Permasalahan siswa yang off-task dan mengganggu proses belajar mengajar, tak selamanya perlu didekati dengan komunikasi verbal, guru menegur apalagi harus sampai berteriak. Untuk langkah pertama justru guru harus menghindarkan teguran, teriakan atau tindakan sejenisnya yang berbentuk komunikasi verbal. Pada tahap awal sebetulnya yang perlu dikerjakan guru hanyalah berhenti berbicara atau menerangkan kemudian melihat pada siswa yang melanggar aturan kelas.

Usahakan berhenti berbicara sehingga seluruh siswa menyadari bahwa guru dengan sengaja menghentikan kegiatan belajar mengajar dan siswa yang bermasalah pun menyadarinya kemudian dia melihat ke guru. Pada saat siswa yang off task ini melihat guru, guru harus segera menangkap padangan mata siswa dengan pandangan matanya sendiri. Sehingga terjadi kontak pandang. Kontak mata seperti ini perlu dilakukan guru untuk mempertegas otoritasnya di dalam ruang kelas. Kontak mata semacam ini adalah bentuk komunikasi non verbal yang mempertegas siapa yang sesungguhnya berkuasa di ruang kelas. Dengan begitu guru tak boleh kalah dalam kontak mata ini.

Bahasa non verbal ini biasanya efektif untuk menenangkan siswa yang ribut di dalam kelas dan mengganggu siswa lain. Guru cukup pandang langsung siswa yang melanggar aturan kelas atau bikin kegaduhan dan tingkah siswa yang tidak pas itu akan hilang, siswa kembali on-task.

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...