Jumat, 02 Juni 2023

Mengeluhkan Siswa Yang Susah Diajari Bukanlah Solusi Pendidikan, Jangan Dibiasakan

 

Bila sedang berbincang bincang dengan rekan guru di kantor, sering kita mendengar keluhan teman guru tentang satu atau dua siswanya yang susah sekali belajar dan diajar. Hal ini tidak terjadi hanya pada satu atau dua guru, tapi hampir semua guru punya kebiasaan atau setidaknya pernah mengeluhkan siswanya yang sulit mengerti, sulit paham ilmu yang diajarkan guru pada mereka. Biasanya keluhan semacam ini hanya menjadi katalisator kepenatan pikiran dari para guru. Sekedar melepaskan beban pikiran saja. Bukan benar benar ingin mendiskusikan langkah apa yang bisa ditempuh seorang guru agar semua siswanya mengerti dan paham akan apa yang diajarkannya di dalam kelas.

Karena keluhan semacam ini hanya sekedar untuk melepas beban pikiran guru, maka biasanya hanya ditanggapi sekenanya oleh teman sejawat guru atau paling banter ada guru lain yang mengaminkan, memberi persetujuan karena guru ini punya pengalaman yang sama ketika mengajar siswa yang sama. Kemudian kesimpulan pun diambil bahwa siswa yang ini dan yang itu memang bodoh dan sulit dibuat mengerti oleh guru gurunya. Tak ada rasa sesal telah membuat siswanya tidak mengerti, pun juga tak ada langkah solusi atas ketidakmampuan siswa itu dalam menangkap pelajaran. Semua adalah salah siswanya. Siswa dianggap tidak pintar dari sananya dan adalah nasib mereka untuk tetap tidak paham dan mengerti ilmu pengetahuan.

Padahal seharusnya tidaklah seperti itu. Semua siswa punya hak untuk mengerti, semua siswa punya hak untuk pintar dan itu adalah kewajiban guru untuk membuat mereka pintar. Loh tapi kan guru sudah berusaha untuk mengajar dan membuat mereka pintar, buktinya siswa yang lain mengerti kok? Itu juga betul. Namun tidaklah terpikir oleh kita, jangan jangan cara kita mengajar yang kurang tepat sehingga siswa gagal memahami pelajaran yang kita berikan? Jadi permasalahannya adalah cara kita mengajar, dan bukan karena siswa kita benar benar bodoh seperti tudingan kita terhadap mereka.

Nah di tulisan pendek ini, penulis mengajak mengubah sedikit paradigma kita sebagai guru. Kalau kita sudah tahu dan menyadari bahwa siswa siswa itu tidak bisa belajar dan mengerti dengan metode kita mengajar, kenapa kita tidak mencoba mengajar mereka dengan metode mereka belajar? Bukankah semua orang itu sebetulnya bisa belajar, bisa mengerti dan bisa pintar, hanya saja metode mereka belajar yang berbeda? Gurulah yang wajib mengakomodasi cara siswanya belajar, bukan sebaliknya siswa yang mengakomodasi cara guru mengajar.

 

Sabtu, 27 Mei 2023

Pentingnya Guru Mau dengan Sabar Mendengarkan Siswanya

 Sebagai manajer kelas, guru sering berada pada posisi untuk ambil tindakan pada siswanya, terutama pada siswa yang dianggap melanggar peraturan dan kedisiplinan. Siswa berbuat nakal, mengganggu ketertiban, melanggar peraturan, memang harus menerima konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Kalau tak ada konsekuensi bagi mereka tentu akan berpotensi mengundang siswa yang lain untuk melakukan pelanggaran yang sama, karena mereka menganggap bahwa peraturan sudah tidak berlaku atau hala hal negatif itu tidak termasuk pelanggaran.

Namun yang perlu dipikirkan oleh seorang guru, ketika harus mengambil keputusan atas suatu kasus yang siswa lakukan adalah bahwa sebagai seorang guru, dia tidak boleh gegabah memutuskan dan memberikan konsekuensi atau hukuman atas pelanggaran yang siswa lakukan itu. Upayakan guru mendengarkan dahulu semua siswa yang terkait agar guru mendapatkan gambaran yang utuh dan menyeluruh atas suatu kasus atau peristiwa sebelum membuat sebuah keputusan yang akan berdampak pada siswa.

Penting bagi guru untuk benar benar mendengarkan semua siswa terkait dengan cermat serta mendapatkan semua informasi agar benar benar tahu duduk perkaranya dan bisa memetakan semua persoalan dengan benar.  Setelah guru pada posisi tahu secara komprehensif atas permasalahan yang dihadapi, ada baiknya guru lantas menyelami persoalan itu dengan mempertimbangkan dan melihat persoalan itu dari sudut pandang mereka,  sebelum guru membuat keputusan dan memberikan tindakan atas pelanggaran indisipliner itu. Proses mendengarkan dan menyelami persoalan dari sudut pandang siswa ini tidak hanya akan membantu guru mengumpulkan informasi yang benar dan lengkap dalam membuat keputusan yang tepat, adil, dan melegakan semua pihak, tetapi juga akan menghasilkan momen yang bagus bagi semua orang untuk belajar banyak hal yang terkait dengan kondisi dan posisi masing masing orang yang terlibat dan kenapa permasalahan itu muncul dan pelanggaran itu bisa terjadi. Dengan demikian guru akan makin kaya dengan informasi yang memberikan kemampuan seorang guru untuk mencegah pelanggaran berikutnya. Selain peraturan kelas pun bisa dibuat dengan lebih sesuai dengan suasana dan situasi kelas dan tentu saja baik lagi

 


Jumat, 19 Mei 2023

Arti Penting Dorongan Semangat Dari seorang Guru Bagi Siswa yang Sudah Termotivasi Untuk Terus Belajar

 

 

Selain siswa yang kurang disiplin, di dalam kelas seorang guru juga memiliki siswa yang sudah menjunjung tinggi disiplin dan peraturan kelas. Mereka tidak lagi membuat ulah dengan melanggar peraturan dan rutinitas ruang kelas. Pada mereka ini guru harus memiliki  pendekatan yang berbeda. Siswa yang sudah berdisiplin serta sudah memfokuskan perhatiannya pada tugas tugasnya sebagai siswa, sudah tidak perlu lagi peringatan, nasihat, atau pelurusan tingkah laku. Siswa siswa seperti ini  bahkan tak akan memerlukan lagi perhatian yang berlebihan. Mereka sudah benar benar termotivasi dari dalam dirinya sendiri untuk belajar dan mengembangkan diri. Ada pujian , tak ada pujian, ada penghargaan  dari orang lain tak ada penghargaan dari orang lain sudah tak banyak berpengaruh pada sikap dan tekadnya untuk belajar.

Pada siswa yang seperti ini, yang guru perlu lakukan adalah memberi dorongan pada mereka untuk tetap pada sikapnya yang konstruktif dan terus berusaha untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kecerdasan, menambah kemampuan, mengembangkan ketrampilan dengan giat belajar. Guru hanya perlu memberi kepastian dukungan dan bantuan untuk mencapai hasil yang  menjadi target pribadi siswanya. Kepastian sikap dan dukungan guru itu membuat siswa merasa dihargai sebagai orang yang dewasa. Bagi siswa yang baru saja mau meninggalkan masa kanak kanaknya, merasa dianggap sebagai orang dewasa itu punya dampak yang sangat besar bagi kejiwaannya. Dianggap dewasa itu adalah sesuatu banget bagi siswa yang sedang mencari jati diri. Ini sangat membantu siswa dalam meningkatkan rasa percaya dirinya dan motivasi belajarnya.

Penulis sangat merekomendasikan guru untuk menghindarkan pemberian pujian pada siswa yang seperti ini. Mereka akan merasa dianak kecilkan lagi nantinya. Guru akan lebih baik memberi dorongan dan memompa motivasi belajar mereka saja dengan memberi gambaran target target yang mereka bisa raih dengan belajarnya. Bagi siswa yang sudah termotivasi dan tergerak sendiri seperti ini dorongan dari seorang guru itu lebih menyenangkan dibanding dengan pujian. Dalam dorongan siswa merasakan mereka diberi umpan balik yang jujur atas prestasi dan sikapnya. Sedangkan pujian terasa tak terlalu jujur karena sering kali pujian dilakukan karena guru ada maunya.

Itulah kenapa pemberian dorongan lebih dianjurkan pada siswa yang sudah pada kondisi on task dan berdisiplin. Pemberian dorongan juga akan dirasa oleh siswa bahwa guru sudah mempercayakan padanya untuk membuat evaluasi pada diri sendiri. Dengan demikian siswa merasa punya kesempatan untuk belajar melihat keberhasilannya sendiri ataupun mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuatnya sendiri.

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...