Jumat, 29 September 2023

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

 

Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan informasi seperti yang terjadi di ruang ruang kelas tradisional di jaman dahulu. Hal ini terjadi karena jaman sudah menuntutnya harus seperti itu. Hari ini informasi mendatangi kita seperti air bah, jadi sudah selayaknya pendidikan dengan model guru menyuapi siswanya dengan informasi ditinggalkan, karena semua orang sudah menerima informasi yang sangat banyak setiap saatnya. Oleh karena itu pertukaran informasi adalah sebuah keniscayaan yang harus terjadi di dalam ruang kelas.

Karena begitu banyakannya informasi yang diterima semua orang sampai kadang sulit bagi kita untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah, mana informasi yang bisa dipercaya dan mana informasi yang ternyata hanya hoax belaka. Sementara di ruang ruang kelas wajib hukumnya di antara guru dan siswa hanya mentransmisikan dan bertukar informasi yang benar dan dapat dipercaya saja. Informasi yang tidak valid dan hanya sekedar hoax, tidak seharusnya dibawa ke dalam wacana diskusi di dalam ruang kelas. Itulah kenapa siswa dan guru di abad 21 ini wajib mempunyai kemampuan melek informasi. Guru dan siswa harus mampu memahami  dan membedakan mana yang fakta mana yang bukan. Siswa dan guru wajib memahami angka angka, statistik, dan data beserta cara baca dan maknanya sebelum mereka memutuskan untuk mentransmisikan ke pihak lain.

Guru sebagai manajer kelas dan sebagai pemegang otoritas di raung kelas wajib memastikan semua siswanya dan dirinya sendiri merupakan  orang orang yang sudah melek informasi ini agar proses belajar mengajar di ruang kelas bisa lancar berjalan. Di dalam proses tukar menukar informasi  di ruang kelas ini, yang paling penting untuk dilakukan guru adalah mengajarkan pada siswanya bagaimana memisahkan fakta dari fiksi, hoax dari realitas, dan informasi valid dari yang invalid. Kalau hal ini tak bisa dilakukan, maka siswa dan guru akan kesulitan menemukan kebenaran. Siswa akan kebingungan di tengah membanjirnya informasi terutama informasi yang datang secara online . Kegagalan siswa memilah dan memilih informasi ini, bisa berakibat siswa tidak mampu mengidentifikasi dan menjaga kejujuran mereka sendiri yang dengan terpaksa mereka harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain membawa informasi yang abu abu atau bahkan tidak benar sama sekali. Itulah kenapa melek informasi wajib diajarkan di ruang kelas di abad 21 ini.

Senin, 25 September 2023

Pembelajaran Langsung Tak Bisa Dipisahkan Dari Ruang Kelas Abad 21


 

Di kelas tradisional siswa disuapi ilmu pengetahuan dan segala macam teorinya. Oleh karena itu tuntutan bagi siswa haruslah bisa mengerti dan hafal. Pendekatan pembelajaran yang tentu saja kurang membumi karena siswa hanya paham teori, sedikit sekali mereka dibawa ke arah pembelajaran yang membuat mereka mengerti secara langsung dengan cara mengalami, mengamati, dan mencari tahu. Pembelajaran dengan pendekatan pada kemampuan mengerti dan menghafal ternyata hanya mengembangkan kemampuan berpikir tingkat dasar, oleh karena itu perlu dicarikan alternatif pendekatan pembelajaran lain yang lebih mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya (high level thinking skills) melaui pembelajaran yang menekankan pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta menurut bloom’s taxonomy.

Untuk mendapatkan atmosfer pembelajaran yang mengembangkan high order thinking skills ini, proses pembelajaran langsung adalah jawabannya. Di jaman yang arus informasi bergemuruh bagai banjir bandang seperti saat ini, sudah tak ada lagi alasan bagi seorang guru untuk mempertahankan pengajaran tradisional yang hanya mengajarkan pemahaman konsep dan teori. Ruang kelas saat ini sudah dengan mudah disulap menjadi tempat belajar yang langsung atau setidaknya setengah langsung. Guru tak layak lagi hanya membawa konsep dan teori ke ruang kelas, karena guru sudah bisa menghadirkan hala hal yang lebih riil untuk siswanya melalui gadget dan perangkat IT dengan kelengkapan AI-nya. Bahkan kalau guru berniat benar benar membawa siswa pada pengajaran langsung, guru bisa membawa siswanya ke dunia nyata lewat program outing, fiield trip , pembelajaran di laboratorium atau sekedar belajar di luar ruang kelas yang mengharuskan siswa berkotor kotor di kebun belakang sekolah. Tujuan pembelajaran langsung ini adalah memberi siswa pengalaman langsung dan pengalaman nyata atas apa yang mereka pelajari. Pengalaman langsung dalam belajar seperti ini akan memberi siswa pemahaman yang lebih baik atas apa yang diajarkan guru, karena siswa benar benar mengalami dan melihat serta mengamati langsung fenomena yang diajarkan guru.

Pembelajaran langsung seperti ini sebetulnya bukan barang baru. Sudah banyak para pakar pendidikan yang menegaskan pentingnya pembelajaran langsung seperti ini. Itulah kenapa kita sering dengar orang membicarakan tentang pembelajaran eksperimental, pembelajaran berdasarkan project, pembelajaran berdasarkan inquery dan lain lain yang semuanya akan mengarahkan siswa pada pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung sesungguhnya mendorong siswa belajar dalam kondisi yang membuat mereka belajar secara aktif (active learning), karena pembelajaran langsung sudah pasti membutuhkan keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat intent. Keyakinan yang seperti inilah yang membuat penulis masih percaya pada kebenaran Edgar Dale’s learning cone bahwa pembelajaran makin mengharuskan keterlibatan siswa secara langsung adalah pembelajaran aktif yang sesungguhnya. Pembelajaran jenis inilah yang nantinya benar benar akan membuat siswa mampu mengembangkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi mereka.(gambar pinjam dari google)

Rabu, 20 September 2023

Pendidikan Abad 21 Bukan Lagi Ditekankan Pada Aspek Intelektual Siswa, Sudah Bergeser Pada Aspek Pembentukan Karakternya.


 

Ada adagium yang mengatakan bahwa Your altitude will depend on your attitude. Pendek kata seberapa tinggi pencapaianmu, tingginya karier yang kamu bisa gapai, semua tergantung sikap dan tingkah lakumu. Apakah kepandaian, kemampuan intelektualitas manusia, tidak berpengaruh dalam pengembangan karier? Ya tentu saja juga berpengaruh, namun banyak pakar yang mengatakan bahwa pengaruh kepandaian pada perkembangan karier seseorang tak akan lebih dari 15-20 % selebihnya akan sangat ditentukan olek sikap dan perilaku kita. Itulah kenapa di judul sudah penulis tegaskan bahwa pendidikan di abad 21 harus menekankan pada pembentukan karakter.

Lho apa hubungannya antara karakter dan sikap hidup? Sikap dan perilaku kita adalah anak kandung dari karakter yang kita miliki. Bagus karakter kita, bagus juga sikap hidup kita. Buruk karakter kita, buruk pula pola pikir, sikap dan tingkah laku bahkan ucapan kita. Jadi apa yang kita tampilkan ke publik sebagai gambaran atau refleksi diri adalah pancaran dari karakter yang kita miliki. Sedemikian pentingnya karakter yang baik bagi diri dan masa depan kita, maka tak pelak lagi sekolah sebagai lembaga pendidikan harus memfasilitasi tumbuh kembang karakter yang baik pada setiap siswa yang dididik pada sekolah itu.

Pentingnya pendidikan karakter sudah tidak diragukan lagi, semua orang sudah mengakui harus adanya pendidikan karakter, namun sayangnya pendidikan karakter tidak bisa diajarkan seperti kita mengajarkan matematika, bahasa inggris atau biologi. Tidak ada orang yang mendadak punya karakter yang baik setelah mengikuti ceramah di ruang kelas. Itulah kenapa sekolah dan para guru harus mampu merumuskan metodologi pengajaran yang tepat bagi pendidikan karakter ini.  Guru wajib menggali strategi seperti apa sehingga siswa sedikit demi sedikit berubah karakternya menuju yang lebih baik.

Sebagai patokan awal, karakter manusia akan dipengaruhi oleh sosial skills-nya, spiritual skills-nya dan life skills-nya. Karakter kita sebetulnya gabungan dari ketiga hal itu. Dari ketiga hal itu ada satu kata kunci yang perlu kita perhatikan, yaitu “skills”. Dari kata inilah guru bisa memulai menentukan strategi pendidikan karakter ini. Skill atau ketrampilan adalah satu kemampuan yang tidak bisa didapat dari belajar baca buku atau mendengarkan ceramah. Semua ketrampilan dipelajari dengan mempraktikkan. Karena karakter adalah kumpulan dari berbagai macam ketrampilan, maka  strategi pendidikannya haruslah memperbanyak latihan dan praktik dari karakter yang akan diajarkan pada siswa. Tugas guru dan sekolah adalah memformulakan latihan dan praktik pendidikan karakter seperti apa yang efektif bagi siswa siswanya.

Senin, 18 September 2023

Ruang Kelas Abad 21 Haruslah Tempat yang Bebas Risiko.

 



Kita pasti sepakat ruang kelas harus menjamin perkembangan diri siswa secara utuh. Artinya ruang kelas harus menjamin perkembangan fisik dan psikis siswa. Perkembangan fisik siswa ini sering sekali dilupakan oleh guru dan sekolah, karena banyak yang beranggapan bahwa perkembangan fisik siswa terkait dengan asupan gizi yang diberikan orang tua di rumah. Sesungguhnya tidak demikian, sekolah juga harus memikirkan , berkontribusi dan menjamin perkembangan siswanya tidak terganggu.  Benar bahwa perkembangan fisik siswa terkait dengan asupan gizi masing masing siswa di rumah masing masing, namun menghilangkan gangguan atas perkembangan fisik siswa harus jadi perhatian sekolah, karena siswa berada di sekolah sepanjang hari.

Bentuk dari jaminan perkembangan fisik siswa yang bisa dilakukan sekolah adalah sekolah tidak membuat program belajar yang memberatkan siswa secara fisik. Sebagai contoh, pendidikan olah raga dan kesehatan, harus dirancang secara tepat untuk membantu pertumbuhan tubuh dan menjaga kesehatan siswa. Jangan ada jenis olah raga yang terlalu berat sehingga menjadikan pertumbuhan fisik siswa terganggu. Demikian juga mata pelajaran yang diberikan kepada siswa jangan sampai menyebabkan siswa terbebani secara fisik. Pengalaman yang terjadi pada anak penulis yang sekolah di sebuah Sekolah Dasar. Sekolah mewajibkan anak SD yang badannya masih kecil dan sedang membutuhkan kondisi yang baik untuk bertumbuh membawa berbagai macam buku. Untuk satu pelajaran seorang siswa harus membawa buku paket sebagai referensi, buku tulis untuk catatan dan buku untuk latihan, serta satu buku lembar kerja siswa. Dalam satu hari akan ada 4-5 pelajaran. Itu artinya seorang anak kecil yang sedang mau berkembang harus membawa satu tas penuh yang sangat berat. Akibatnya anak saya sedikit bongkok badannya karena waktu SD harus menanggung beban buku yang sangat berat setiap hari. Hal hal seperti ini harus diperhatikan sekolah, karena membuat siswa secara fisik tidak aman, Sedang sekolah haruslah menjadi tempat yang aman bagi siswanya.

Selain pertumbuhan fisik, sekolah harus memperhatikan perkembangan diri siswanya. Perkembangan diri siswa harus meliputi perkembangan kognitifnya, linguistiknya, emosinya, spiritualnya, psikomotoriknya. Semua itu harus dikembangkan  karena sekolah adalah tempat siswa mengembangkan diri, mengembangkan seluruh potensi diri, sehingga siswa bisa menjadi dirinya sendiri dalam versi terbaiknya. Ketika siswa bisa berkembang secara optimal seperti itu, sudah otomatis karakter siswa tersebut juga terbangun dengan baik. Itulah  mengapa sekolah wajib menjamin memperhatikan perkembangan psikis siswanya dengan membuat suasana yang nyaman untuk belajar dan berkembang.

Sekolah memang harus menjadi tempat yang bebas risiko untuk belajar siswa, agar pertumbuhan dan perkembangan siswa tak terhambat. Untuk memastikan tak ada risiko bagi siswa di lingkungan sekolah sekali lagi, sekolah hanya perlu memastikan dua kata ini ada benar di sekolah. Dua kataitu adalah Aman dan Nyaman.

 

Jumat, 15 September 2023

Pendidikan Abad 21 Haruslah Sistem Pendidikan Yang Terbuka



Masih segar di ingatan kita tentang apa yang terjadi di dalam ruang ruang kelas tradisional sekolah kita, bahkan yang masih banyak dilakukan di kebanyakan sekolah kita hari ini, satu satunya sumber informasi dan pengetahuan adalah guru kita yang berdiri di depan ruang kelas. Sudah guru satu satunya sumber informasi dan pengetahuan, masih juga guru kita ini hanya punya satu buku referensi, buku pelajaran kita. Otomatis benar salah informasi yang samai pada peserta didik, tergantung guru kita yang hanya baca satu buah buku saja sebagai referensi. Demikian juga untuk evaluasi belajar, referensi juga buku itu saja. Itulah kenapa siswa wajib punya buku referensi guru itu kalau ingin sukses dalam mengejakan soal soal evaluasi sekolah. Membaca buku sejenis yang karangan orang lain tak akan menjamin siswa mampu menjawab soal soal evaluasi sekolah, baik itu ulangan harian, test tengah semester maupun ujian akhir semester. Sedemikian tertutupnya model ruang kelas tradisional, sehingga tak memungkinkan kita bahkan sekedar memakai buku referensi lain untuk belajar.

Memasuki abad 21 model pembelajaran yang sangat tertutup seperti ini sudah tidak layak dipertahankan. Perangkat ICT dan majunya perkembangan teknologi AI memungkinkan kita menggapai banyak sumber informasi. Siswa kita hari ini benar benar sudah terpapar banyak ragam informasi dan pengetahuan dari banyak sumber melewati gadget yang selalu nongkrong di kantong mereka dan perangkat ICT yang lain. Pengajaran dengan melulu mengandalkan satu sumber informasi sudah sangat tidak relevan untuk dipertahankan. Lagi pula saat ini bukan lagi jamannya guru mencekoki siswanya dengan informasi, ruang kelas hari ini adalah tempatnya orang bertukar informasi. Dengan demikian paradigma guru juga harus berubah. Guru harus meninggalkan gagasan bahwa dia adalah sumber ilmu yang harus menyuapi siswa dengan pengetahuan yang dia punya agar siswa mereka pintar. Gagasan ini sangat keliru. Ilmu pengetahuan dan informasi diumbar bebas di alam raya, siapa cepat dapat informasi itu dia terlebih dahulu yang akan pintar. Tidak selamanya guru akan mendapatkan informasi yang pertama dan dia menjadi yang paling pintar. Kemungkinan besar masing masing siswa di ruang kelas akan mendapatkan informasi yang beragam lebih dulu. Sehingga masing masing siswa punya satu informasi baru yang mana siswa lain belum tahu dan gurunya juga belum paham. Dengan demikian sangat dimungkinkan semua orang yang ada di dalam ruang kelas itu adalah orang yang paling pintar di informasi tertentu dan bodoh di informasi yang lainnya. Pun demikian guru, boleh jadi dia baru saja dapat informasi terbaru tentang sesuatu, tapi guru yang sama bisa ketinggalan informasi di bab yang lainnya. Oleh karena itu sudah benar, bahwa ruang kelas abad 21 bukan lagi tempat untuk transfer ilmu pengetahuan dan informasi tapi tempat berbagi pengetahuan dan informasi. Guru harus menyadari hal ini dan membuka diri untuk menerima kenyataan bahwa suatu hari , siswa siwanya lebih pintar dari dia, gurunya. Guru harus terbuka dan lapang dada akan masukan dari siswa siswanya.  Guru harus membuka ruang kelasnya luar luas sehingga sumber belajar dan sumber informasi bisa beragam dan dari mana saja. Tugas guru bukan lagi menyebarkan ilmu pengetahuan dan informasi, tapi memimpin seluruh siswa di ruang kelas untuk mengumpulkan informasi bersama untuk kemajuan bersama, untuk membangun wawasan bersama.

Karena sumber belajar dan sumber informasi beragam dan dari mana saja, maka siwa juga bisa belajar dar mana saja dan kapan saja. Dengan demikian sebetulnya siswa bukan saja bisa ambil informasi dari mana saja dan kapan saja, tetapi juga bisa mengambil informasinya dari mana saja. Artinya ruang kelas abad 21 nantinya akan diwarnai juga dengan pembelajaran jarak jauh, karena siswa boleh dan bisa mengambil informasi dari mana saja, kapan saja dan dari mana saja. Oleh karena itu jangan terlampau kaget kalau ruang kelas di masa depan akan kosong, tapi siswanya ada di seluruh penjuru dunia mereka belajar di tempat yang berbeda dan waktu yang tidak sama. Sepertinya akan sampai sejauh itu keterbukaan ruang kelas kita nantinya.

 

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...