Seperti anggota
masyarakat lainnya yang berinteraksi dengan orang lain, siswa yang juga
berinteraksi dengan guru biasanya akan membuat penilaian terhadap guru guru yang mengajar mereka dan kemudian mereka juga akan membuat peringkat mulai dari guru favorit
yang disenangi sampai guru yang dicap buruk dan kurang disukai. Yang
membagongkan dari kondisi ini adalah bahwa peringkat yang dibuat oleh siswa ini pada akhirnya akan sampai ke orang tua yang
di rumah dan pada gilirannya nanti akan sampai juga ke kepala sekolah atau
pengambil keputusan lain di sekolah.
Berita tentang
guru ini sangat berpengaruh pada penilaian kerja dan kecepatan kenaikan karier
seorang guru. Kondisi ini akan ditanggapi guru dengan berbagai macam sikap. Ada
guru yang tak peduli bagaimana penilaian siswa, orang tua, dan sekolah terhadap
dirinya, bagi dia lebih penting pegang teguh idealisme seorang guru yang
menanggung amanah pendidikan bagi generasi penerus. Oleh karena itu aturan main
di dalam ruang kelas harus ditegakkan sebaik mungkin, tak peduli apa penilaian
siswa terhadap dirinya. Namun ada pula guru yang menjadi bingung untuk bersikap
dan akhirnya memutuskan untuk bersahabat dengan siswa, dengan harapan siswa
senang dengan caranya dia mengajar dan mengendalikan kelas. Strategi bersahabat
dengan siswa ini, punya kelemahan yang fundamental, yaitu akan selalu ada
kecenderungan guru terlalu bersahabat dengan siswa. Istilahnya yang tadinya
guru bertujuan untuk sedikit bersahabat dengan siswa, tapi hasilnya guru malah
dianggap teman oleh siswanya. Dalam taraf yang kebablasan persahabatan yang
dicoba guru agar bisa dekat dan disuka siswa ini akan terperosok lebih dalam
menjadi persahabatan. Pada taraf ini biasanya siswa akan ngelunjak, mereka
sudah tak menaruh hormat lagi pada guru. Guru yang tadinya ingin sok lemah
lembut bersahabat agar bisa disuka siswa, malah terperangkap pada suatu
kedudukan yang rentan mendapatkan pelecehan dari siswanya. Yang tadinya ingin
dapat nilai plus dari siswa, orang tua dan sekolah, malah akhirnya dapat nilai
kurang baik karena dianggap sebagai guru yang kurang dihormati oleh siswanya.
Memang jadi
guru itu sangat tidak mudah, persoalannya sangat kompleks dan berbelit. Oleh
karena itu diperlukan kehati-hatian seorang guru dimulai saat pertama sekali
melangkah menuju ruang kelas untuk jumpa siswanya untuk pertama kali. Salah
langkah dalam bergaul dan berkomunikasi dengan siswa sangat fatal akibatnya. Untuk
menjaga kewibawaan dan kehormatan seorang guru memang tidak harus sok gagah,
sok galak dan sok berwibawa, karena sikap seperti itu juga akan secara spontan
membuat sikap antipati dan melawan dari siswa siswanya. Namun sikap bersahabat
yang berlebihan juga tidak menguntungkan karena siswa akan cenderung ngelunjak
dan melecehkan gurunya. Ingat, ketika siswa diizinkan pegang kaki, maka mereka
akan mencoba juga memegang lutut. Kalau memegang lutut diizinkan, mereka kan
mencoba memegang tangan. Kalau tangan sudah terpegang, mereka akan lebih berani
memegang pundak, dan kalau guru tidak segera menyadari kekeliruannya, siswa pun
akan berusaha memegang kepala. Kehormatan guru akan tergadaikan karena
kesalahan tersebut. Oleh karena itu yang perlu selalu diingat dan dipegang
teguh seorang guru adalah keyakinan bahwa yang mereka butuhkan di dalam kelas
bukanlah persahabatan dengan siswa, tapi yang guru butuhkan sebetulnya adalah
justru kejelasan tingkah laku, sikap, cara pandang, cara berpikir, paradigma
dan idealisme guru itu sendiri di dalam kelas.
Sikap guru,
kemampuan manajemen kelasnya, ketrampilan pedagoginya, kejelasan sikap, suara,
dan kemauannya, kejelasan aturan kelasnya, rencana pengajarannya semua akan
menentukan sikap dan respons, serta respek dari siswanya. Penting untuk
dilakukan dan diupayakan agar guru bisa terlihat rapi, menarik, percaya diri,
bisa mengendalikan secara penuh ruang kelasnya, dan bersikap adil kepada siswa
siswanya. Hanya dengan bersikap seperti itu, guru akan bisa membangun harapan
pada siswanya, memperkuat peraturan untuk pedoman siswa dan keteraturan dalam
rutinitas di sesi pengajarannya, dan akhirnya menuai keberhasilan dari tujuan
pengajaran itu sendiri.