Selain siswa yang kurang disiplin, di dalam kelas seorang guru juga memiliki siswa yang sudah menjunjung tinggi disiplin dan peraturan kelas. Mereka tidak lagi membuat ulah dengan melanggar peraturan dan rutinitas ruang kelas. Pada mereka ini guru harus memiliki pendekatan yang berbeda. Siswa yang sudah berdisiplin serta sudah memfokuskan perhatiannya pada tugas tugasnya sebagai siswa, sudah tidak perlu lagi peringatan, nasihat, atau pelurusan tingkah laku. Siswa siswa seperti ini bahkan tak akan memerlukan lagi perhatian yang berlebihan. Mereka sudah benar benar termotivasi dari dalam dirinya sendiri untuk belajar dan mengembangkan diri. Ada pujian , tak ada pujian, ada penghargaan dari orang lain tak ada penghargaan dari orang lain sudah tak banyak berpengaruh pada sikap dan tekadnya untuk belajar.
Pada siswa yang seperti ini, yang guru perlu lakukan adalah memberi dorongan pada mereka untuk tetap pada sikapnya yang konstruktif dan terus berusaha untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kecerdasan, menambah kemampuan, mengembangkan ketrampilan dengan giat belajar. Guru hanya perlu memberi kepastian dukungan dan bantuan untuk mencapai hasil yang menjadi target pribadi siswanya. Kepastian sikap dan dukungan guru itu membuat siswa merasa dihargai sebagai orang yang dewasa. Bagi siswa yang baru saja mau meninggalkan masa kanak kanaknya, merasa dianggap sebagai orang dewasa itu punya dampak yang sangat besar bagi kejiwaannya. Dianggap dewasa itu adalah sesuatu banget bagi siswa yang sedang mencari jati diri. Ini sangat membantu siswa dalam meningkatkan rasa percaya dirinya dan motivasi belajarnya.
Penulis sangat merekomendasikan guru untuk menghindarkan pemberian pujian pada siswa yang seperti ini. Mereka akan merasa dianak kecilkan lagi nantinya. Guru akan lebih baik memberi dorongan dan memompa motivasi belajar mereka saja dengan memberi gambaran target target yang mereka bisa raih dengan belajarnya. Bagi siswa yang sudah termotivasi dan tergerak sendiri seperti ini dorongan dari seorang guru itu lebih menyenangkan dibanding dengan pujian. Dalam dorongan siswa merasakan mereka diberi umpan balik yang jujur atas prestasi dan sikapnya. Sedangkan pujian terasa tak terlalu jujur karena sering kali pujian dilakukan karena guru ada maunya.
Itulah kenapa pemberian dorongan lebih dianjurkan pada siswa yang sudah pada kondisi on task dan berdisiplin. Pemberian dorongan juga akan dirasa oleh siswa bahwa guru sudah mempercayakan padanya untuk membuat evaluasi pada diri sendiri. Dengan demikian siswa merasa punya kesempatan untuk belajar melihat keberhasilannya sendiri ataupun mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuatnya sendiri.