Di kelas tradisional siswa disuapi ilmu pengetahuan dan segala macam teorinya. Oleh karena itu tuntutan bagi siswa haruslah bisa mengerti dan hafal. Pendekatan pembelajaran yang tentu saja kurang membumi karena siswa hanya paham teori, sedikit sekali mereka dibawa ke arah pembelajaran yang membuat mereka mengerti secara langsung dengan cara mengalami, mengamati, dan mencari tahu. Pembelajaran dengan pendekatan pada kemampuan mengerti dan menghafal ternyata hanya mengembangkan kemampuan berpikir tingkat dasar, oleh karena itu perlu dicarikan alternatif pendekatan pembelajaran lain yang lebih mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya (high level thinking skills) melaui pembelajaran yang menekankan pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta menurut bloom’s taxonomy.
Untuk mendapatkan atmosfer pembelajaran yang mengembangkan high order thinking skills ini, proses pembelajaran langsung adalah jawabannya. Di jaman yang arus informasi bergemuruh bagai banjir bandang seperti saat ini, sudah tak ada lagi alasan bagi seorang guru untuk mempertahankan pengajaran tradisional yang hanya mengajarkan pemahaman konsep dan teori. Ruang kelas saat ini sudah dengan mudah disulap menjadi tempat belajar yang langsung atau setidaknya setengah langsung. Guru tak layak lagi hanya membawa konsep dan teori ke ruang kelas, karena guru sudah bisa menghadirkan hala hal yang lebih riil untuk siswanya melalui gadget dan perangkat IT dengan kelengkapan AI-nya. Bahkan kalau guru berniat benar benar membawa siswa pada pengajaran langsung, guru bisa membawa siswanya ke dunia nyata lewat program outing, fiield trip , pembelajaran di laboratorium atau sekedar belajar di luar ruang kelas yang mengharuskan siswa berkotor kotor di kebun belakang sekolah. Tujuan pembelajaran langsung ini adalah memberi siswa pengalaman langsung dan pengalaman nyata atas apa yang mereka pelajari. Pengalaman langsung dalam belajar seperti ini akan memberi siswa pemahaman yang lebih baik atas apa yang diajarkan guru, karena siswa benar benar mengalami dan melihat serta mengamati langsung fenomena yang diajarkan guru.
Pembelajaran langsung seperti ini
sebetulnya bukan barang baru. Sudah banyak para pakar pendidikan yang menegaskan
pentingnya pembelajaran langsung seperti ini. Itulah kenapa kita sering dengar
orang membicarakan tentang pembelajaran eksperimental, pembelajaran berdasarkan
project, pembelajaran berdasarkan inquery dan lain lain yang semuanya akan
mengarahkan siswa pada pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung
sesungguhnya mendorong siswa belajar dalam kondisi yang membuat mereka belajar
secara aktif (active learning), karena pembelajaran langsung sudah pasti membutuhkan
keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat intent. Keyakinan yang seperti
inilah yang membuat penulis masih percaya pada kebenaran Edgar Dale’s learning
cone bahwa pembelajaran makin mengharuskan keterlibatan siswa secara langsung
adalah pembelajaran aktif yang sesungguhnya. Pembelajaran jenis inilah yang
nantinya benar benar akan membuat siswa mampu mengembangkan ketrampilan berpikir
tingkat tinggi mereka.(gambar pinjam dari google)