Jumat, 28 April 2023

Jenis Jenis Gangguan Psikologis Yang Mungkin Ada Pada Diri Siswa Kita Di sekolah

 


 

Sebagai seorang guru wajib menyadari bahwa dia tidak akan selalu mendapatkan siswa yang baik baik saja, karena secara faktual banyak siswa bermasalah yang salah satunya bisa saja berada di dalam kelas kita. Kesadaran bahwa tidak semua siswa kita baik baik saja akan membuat kita selalu berhati hati dan tidak gegabah dalam menangani kasus kenakalan siswa, selain kita juga tergerak untuk mengetahui lebih banyak tentang penyimpangan tingkah laku siswa, penyebab dan bagaimana penanganannya. Inilah beberapa jenis penyakit kejiwaan dan penyimpangan tingkah laku yang mungkin dipunyai siswa kita:

 

  1. Attachment Disorder, Gangguan Ketertarikan, Gangguan kejiwaan ini utamanya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik secara fisik maupun emosional. Bisa juga gangguan ini timbul sebagai akibat dari pelecehan seksual yang diterima si anak. Penderita ini sering menunjukkan hubungan sosial yang pendek dan tak didasarkan rasa cinta. Mereka juga suka bersifat manipulatif dan suka bohong, suka menunjukkan pesona palsu dengan bicara terus-menerus dalam kebohongan. Mereka juga sering mengungkapkan tuduhan pelecehan palsu, hasil ngarang ngarang. Mereka juga kurangnya nalar dan tak ada hati nurani, seka mencuri, melakukan kekejaman, dan menyakiti diri. Gangguan kejiwaan ini juga sering disalahartikan sebagai AD(H)D dan dapat menyebabkan ODD atau CD saat anak mencapai usia remaja.
  2. Conduct Disorder (CD) or Oppositional Defiant Disorder(ODD), Gangguan kejiwaan ini mulai di usia 2 tahun, anak menjadi semakin agresif, mudah tersinggung, hiperaktif, susah diatur dan kurang memiliki keterampilan sosial bahkan mereka bertingkah laku menyimpang. Mereka kurang secara kognitif sehingga menghasilkan kinerja akademik yang buruk. Dan ketika mereka menjadi semakin tidak patuh, mereka akan dijauhi oleh orang-orang, akibatnya mereka dapat menjadi semakin depresi, tidak berdaya. Penderita gangguan ini sering menjadi kambing hitam untuk semua kekacauan karena mereka juga punya kecenderungan bergabung dengan kelompok yang suka memberontak dan bikin ricuh. Yang gangguannya makin parah, bahkan ada kecenderungan bergabung dengan kelompok kriminal. Ini juga sering disalahartikan sebagai AD(H)D.
  3. Attention Deficit (Hyperactivity) Disorder/ AD(H)D, Gangguan kurang perhatian dan hiperaktivitas, adalah gangguan mental penyebab penderita sulit memfokuskan perhatian. Penderita gangguan ini biasanya impulsif, serta hiperaktif, tingkah lakunya tak teratur, kesulitan dalam mempertahankan tugas, pelupa, dan suka mengganggu. memiliki rentang perhatian yang pendek, menjadi mudah bosan dan frustrasi dengan tugas yang diembannya. Meskipun mereka mungkin cukup cerdas, dan kreatif, namun kurangnya fokus sering mengakibatkan nilai yang buruk dan kesulitan di sekolah.
  4. Histrionic Personality Disorder, Gangguan Kepribadian Munafik, merupakan jenis gangguan kejiwaan yang lebih sering terjadi pada wanita. Kemunculannya biasanya ditandai dengan pola mencari perhatian dengan cara yang aneh dan tidak lazim. Penderita gangguan ini biasanya sangat emosional, terlalu mudah percaya sehingga sering sekali tertipu. Mereka juga egois dan mementingkan diri sendiri serta terlalu memperhatikan penampilan fisiknya. Meskipun gangguan kejiwaan ini masih memungkinkan penderita dapat hidup dengan relatif sedikit masalah dalam masyarakat, namun gangguan ini juga dapat menyebabkan hambatan dan masalah dalam kehidupan sehari hari, terutama bila penderita juga menderita gangguan psikologis yang lebih serius lainnya.
  5. Borderline Personality Disorder, Gangguan Batas Kepribadian, merupakan gangguan kepribadian yang paling umum menjangkiti siswa siswa kita, Anak-anak mengalami keterpisahan dari kenyataan pada waktu yang singkat. Gangguan ini sering didiagnosis sebagai anak dengan gangguan depresi atau mengalami gangguan psikotik. Mereka biasanya memiliki hubungan pribadi, gambaran diri dan kondusi emosional yang tidak stabil. Mereka impulsif dan sering menyakiti diri sendiri meskipun jarang melakukan kekerasan terhadap orang lain atau hewan.
  6. Antisocial Personality Disorder (ASP), Gangguan Kepribadian Anti sosial, merupakan gangguan kepribadian yang akan dirasakan seumur hidup yang kebanyakan di derita anak laki laki ketimbang anak perempuan. Gangguan kejiwaan ini ditandai munculnya pengabaian dan pelanggaran atas hak dan keamanan orang lain, agresivitas pada orang lain, pembangkangan, sering melakukan perbuatan yang tidak bertanggung jawab, penipuan, dan gampang marah. Dalam hubungan sosial dan pergaulan, mereka mungkin kasar, tidak setia, tidak jujur, dan manipulatif. Mereka mempunyai kecenderungan kecanduan - obat-obatan, alkohol, dan melakukan seks bebas pada usia yang sangat muda
  7. Bipolar Disorder/ Manic Depression, Gangguan Bipolar/Depresi Gila, merupakan bentuk depresi berat bahkan sampai mengarah pada percobaan bunuh diri. Gangguan kejiwaan jenis ini umumnya menyerang dan mengganggu anak perempuan. Gangguan ini biasanya ditandai sikap melankolis yang berlebihan tapi mudah marah. Perhatiannya mudah teralihkan. Mereka juga memiliki kecemasan yang besar, insomnia/ hipersomnia, sering mimpi buruk, harga diri rendah, kesulitan dalam psikomotorik dan bicara, kelelahan, dan juga rasa nyeri secara fisik. Mereka biasanya tidak tertarik pada aktivitas apa pun, sering merasa bersalah, ragu-ragu, atau membuat keputusan dan membuat kesimpulan secara terburu-buru. Mereka juga rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.
  8. Sensory Integration Disorder (SID), Gangguan Integrasi Sensori, yaitu sejenis gangguan kejiwaan yang mirip ADHD sehingga sering dianggap sebagai AD(H)D. Gangguan kejiwaan ini juga terkait dengan gangguan kejiwaan lain, misalnya Autisme.  Anak yang menderita SID merespons segala sesuatu. baik hal maupun kejadian dengan cara yang tampak aneh. Mereka menunjukkan gejala kurang percaya diri, suka membangkang, bersikap kasar, atau "aneh". Mereka mengalami kesulitan untuk memahami dan beradaptasi dengan lingkungan mereka. Mereka mudah terganggu, tidak fleksibel, impulsif, tampak tak bergairah, menyendiri, keras kepala, suka gelisah, terus-menerus menyentuh benda, kikuk, tertutup, pesimis, dan rentan terhadap emosi. Mereka bisa hipersensitif secara fisik Mereka membutuhkan terapi dengan memberi kesenangan indriawi untuk memberi motivasi dan meningkatkan kemauan belajar.

Selasa, 25 April 2023

Apa Indikator Manajemen Ruang Kelas Yang Baik?

 


Banyak bapak dan ibu guru yang bertanya tanya apakah mereka sudah mampu menerapkan manajemen ruang kelas yang baik atau belum, namun sayang mereka tak mudah juga mencari informasi yang valid sebagai jawaban atas keingintahuan mereka itu. Memang sulit bagi guru yang mana saja untuk mendapatkan informasi tentang hal ini. Bertanya pada siswa, siswa tidak memahami dengan baik apa itu manajemen ruang kelas, bertanya pada sesama guru, mereka tidak ada di dalam kelas ketika proses pembelajaran sedang terjadi. Berharap dapat informasi dar kepala sekolah yang setiap semesternya paling tidak sekali melakukan kunjungan kelas dan evaluasi pengajaran, namun sayang biasanya kepala sekolah tidaklah lama berada di dalam kelas sehingga tak memahami secara detail proses belajar mengajar yang dilakukan guru yang bersangkutan. Selain, kedatangan kepala sekolah dikelas akan mempengaruhi tingkah laku guru dan siswa di dalam kelas, sehingga kondisi kelas dan proses pembelajaran yang dilihat kepala sekolah tidaklah kondisi natural. Dengan demikian penilaian kepala sekolah pun tidak akan menggambarkan kondisi riil kemampuan guru dalam menjalankan manajemen ruang kelas di dalam proses belajar mengajarnya.

 

Namun guru jangan berkecil hati, masih ada celah untuk bisa mengetahui kemampuan manajemen ruang kelas yang dijalankannya, karena manajemen ruang kelas yang baik akan meninggalkan jejak yang bisa dilihat. Nah tanda tanda bahwa guru sudah menjalankan manajemen ruang kelas yang baik akan terlihat dari hal hal berikut:

1.       Guru mampu menetapkan dan menerapkan standar tingkah laku di dalam kelas melalui penetapan peraturan yang diikuti dan rutinitas yang dilaksanakan.

2.       Guru mampu menata fasilitas dan inventaris kelas dengan baik sehingga memudahkan siswa dalam menggapai dan memanfaatkannya untuk belajar dan bukan malah mengganggu gerakan guru dan siswa serta proses belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas.

3.       Guru mampu menghadirkan suasana yang tenang dan kondusif untuk belajar. Siswa di dalam kelas harus bisa merasakan rasa nyaman dan aman selama proses belajar mengajar. Rasa aman berarti siswa secara psikologis jiwanya merasa tenang dan tak ada kekhawatiran selama belajar di dalam kelas itu. Rasa nyaman mensiratkan bahwa secara fisik tidak ada ancaman pada siswa ketika belajar di dalam kelas. Bahkan kalau memungkinkan guru atau sekolah wajib menghilangkan rasa panas atau gerah atau gangguan fisik lainnya di dalam kelas.

4.       Guru mampu menggunakan jam pelajaran yang disediakan secara efektif untuk mengajar.

5.       Siswa mampu dibuat menyadari tanggung jawab pribadinya sebagai siswa dan mampu menghormati tanggung jawab serta hak siswa lain untuk tidak terganggu di dalam belajarnya.

6.       Siswa mampu disadarkan perlunya keterlibatan mereka dalam proses belajar mengajar.

7.       Guru tidak lupa menempatkan siswa sebagai partner di dalam membangun manajemen ruang kelas yang baik, sehingga guru tidak lupa melibatkan siswa di dalam pembuatan keputusan, peraturan dan rutinitas yang akan dijalankan di dalam kelas.

8.       Siswa dibuat mampu bekerja dan belajar di dalam kelas baik secara pribadi maupun di dalam kelompok dan mereka selalu terlibat di dalam semua kegiatan yang ada di dalam kelas. Tak ada siswa yang off task selama belajar. Tak ada siswa yang ngobrol sendiri kita yang lain belajar.

 

Kalau delapan hal ini terjadi di ruang kelas seorang guru, maka guru itu sudah mampu menghadirkan manajemen ruang kelas yang baik di dalam ruang ruang kelas di mana dia mengajar.

 

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...