Baiklah kita lanjutkan lagi
pembicaraan kita tentang hal hal yang tidak seharusnya dilakukan seorang guru
didepan siswa siswinya. Hal hal yang akan saya sebutkan adalh mutlak untuk
dihindari guru kalau sebagi guru anda berharap bisa mengembangkan suasana kelas
yang aman dan nyaman serta kondusif untuk proses belajar mengajar. Hal haram
berikutnya yg tidak boleh didekati oleh guru adalah:
n Menunjukkan
diri yang paling hebat.
Untuk meredam
kenakalan siswa atau untuk mengambl hati siswa agar mudah diatur selama
berlangsungnya proses belajar mengajar, tidaklah perlu sampai guru menyomongkan
dirinya dengan menunjukan kehebatan dan prestasinya. Apalagi kalau prestasi
yang dibangga bangakan itu diceritakn setiap hari. Selain nantinya guru tidak
akan ngajar karena fokus pembicaraan bukan diarahkan ke pelajran tapi diarahkan
ke pribadi sang guru beserta segala bualannya, cerita yang sama yg diulang
ulang cuma akan menimbulkan ejekan pada sang guru dan menjadikan sang guru jd
bahan candaan siswa. Dampaknya sdh bisa ditebak tdk akan ada respek yg bisa
diterima oleh sang guru. Hal ini erlu saya samppaikan karena ada sekian banyak
guru yang senengnya cerita ttg kehebatan diri, kehebatan anak anaknya,
kehebatan cucunya atau bahakan cerita kesuksesan anggota keluaga besarnya.
Sejauh pengamatan guru yang begini kurang disuka oleh siswa siswinya.
n Menempatkan diri sebagai yang paling benar.
Hal yang
dibenci siswa dari gurunya yang lain adalah sikap guru yang sok merasa paling
jago, paling ngerti dan paling benar sendiri. Guru yang seperti ini akan
cenderung membenarkan pendapatnya sendiri dan selalu menyalahkan apa yang
disampaikan siswanya. Sikap yang demikian bisa menimbulkan rasa tidak hormat
pada guru tersebut dari siswa siswinya karena mereka merasa tidak dihargai oleh
sang guru yang sebetulnya diharapakan bisa menghargai mereka sebagi perwujudan
rasa sayang guru pada siswanya. Harapan yang bertolka belakang ini akan
menimbukan sikap yang mengecilkan dan tidak menghargai guru. Sebagai guru
selayaknya kita menghargai apapun pendapat siswa dan memberi apresiasi agar
semangat belajarnya tumbuh dan berkembang. Andai pendapat siswa kurang benar
tidak seharusnya langsung dibilang “salah” begitu saja. Ada banyak cara agar
siswa lebih mengerti persoalannya selain menempatkan pada posisi “orang bodoh”.
Lagi pula jaman ini guru bukanlah satu satunya sumber belajar lagi, ada banyak
sumber disekitar kita yang memeungkinkan siswa dapat informasi yang bukan dari
gurunya. Sehingga akalau ada perbedaan pendapat anatar siswa dan guru ada
baiknya guru mencari tahu dulu, siapa tahu siswanya yang benar dan gurunya yang
ketinggalan informasi. Sehingga merasa yang paling benar dan paling pintar
tidak lagi menjadi sifat bagi kita sebagi guru.
n Main kayu
Hal lain yang
tabu dilakukan guru dalam menenangkan dan mengatur siswanya adalah main kayu
atau menggunakan kekerasan fisik terhadap siswa siswinya. Jelas tugas guru itu
mendidik dan mengajar siswa bukan menebar sakit hati, dan dendam. Penanganan
siswa dengan kekerasan fisik pada siswa tidak akan bisa mengarahkan siswa pada
disiplin dan rasa tanggungjawab, justru sebaliknya kekerasan yang dilakukan
guru terhadap siswa akan membuat siswa merasa dipermalukan didepan teman
temannya. Sebagai akibatanya siswa akan menyimpan dendam pada sang guru dan
tentu rasa dendam ini akan memepengaruhi semangat dan motivasi belajar siswa.
Bagaimana kita bisa berhrap menciptakan SDM unggul di sekolah kalau siswa yang ada dipenuhi rasa dendam dalam
hatinya? Lagi pula keadaran hukum dan kesadaran akan pendidikan yang baik telah
mewabah dikalang orang tua, sehingga kekerasan fisik bisa diartikan bahwa
pendidikan di sekolah itu kurang bagus dan kurang bermutu. Bahkankan kekerasan
fisik bisa berbuntut jadi ersoalan hukum untuk jaman sekarang. Jangan disamakan
dengan jaman tahun 60-70an dimana guru boleh seenak udelenya nempelng siswanya.
n Melebarkan permasalahan ke tempat lain.
Adakalanya
dalam menangani kasus siswa secara tidak sengaja menunjuk siswa yang lain lagi
untuk kesalahan yang sama atau mnunjuk siswa lain sebagi sama sama siswa yang
badung dengan kasus lain yang sudah lalu. Tindakan ini tidak bijaksana karena
guru akan memperluas permasalahan dengan mengundang konflik dengan orang oarang
yang tidak perlu. Ada baiknya bila ada
ksus pada salah satu siswa, guru berkonsentrasi untuk menyelesaikan kasus itu
dan terfokus pada siswa yang bersangkutan. Tidak perlu kiranya guru memeprluas
permasalahn dengan menunjuk kesalaha siswaa yang lain lagi yang ada disekitar
situ. Jadi kalimat seperti ‘kamu tuh sama saja bandelnya dengan dia” semesti
jangan samapi dikeluarkan.
n Tidak
sesuai antara ucapan dan tindakan.
Ucapan seorang
guru haruslah bersifat “sabda pandita ratu tan kena wola wali”, tetap dan
mengikat baik pada siswa maupun pada guru itu sendiri. Jangan sampai ucappan
guru tidak sesuai dengan tindakannya. Kalau seorang guru mengatakan bahwa
membuang sampah harus pada tempatnya kepada siswa siswinya, mka guru tersebut
kalau buang sampah tidak boleh sembarangan dan harus pada tempatnya. Kalau
siswa disuruh menghormati orang berbicara dengan cara mendengarkan dengan baik,
sudah seharusnya kalau siswa berbicara guru juga harus mau mendengarkan
siswanya sampai selesai bicara. Jangan sampai guru membuat standard ganda,
kalau siswa harus begini begitu, sedang akalu guru boleh suka suka sendiri.
Kalau ini terjadi siswa akan kehilangan rasa percaya pada gurunya.
n Tidak konsisten dalam menangani kasus
siswa.
Di dunia ini disebelah
manapun, orang sangat menghargai konsistensi, konsistensi itu menunjukkan jati
diri dan pendirian yang kuat. Kekonsistenan juga memudahkan orang bersikap
padanya, itulah kenapa orang senang dgn orang yang konsisten. Berkaitan dengan
sikap konsisten yang dipunya guru, murid akan mengapresiasi tinggi karena sikap
konsisten guru menyiratkan keadilan, dan ketidakberpihakkan. Guru harus
memastikan bahwa pelanggaran yang sama akan mendapatkan konsekwensi yang sama,
perbuatan baik yang sama akan mendapatkan imbalan yang sama. Kalau seorang guru
bisa menjaga konsistensinya itu, dia ga akan pernah diprotes siswanya.
n Menggoda siswanya.
Sempat beberapa
kali melihat guru laki yang masih lajang menggoda siswinya. Menurut penglihatan
saya sang guru memang tertarik secara seksual atau jatuh cinta pada siswanya. Hal
ini sangat haram dilakukan. Karena wajah orang jatuh cinta atau tertarik secar
seksusal dgn lawan jenisnya itu sangat kelihatan. Kalau ada guru yang seperti
ini tentu akan jd bahan tertawaan siswa siswanya.Apalagi kalau cintanya tidak
ditanggapi oleh siswanya, guru akan
menanggung beban psikis yang berat karena suka disindir siswanya, sementara
cintanyapun tak berhasil. Ruang kelas akan jadi ruang siksaan bagi si guru dan
tempat kurang ajar bagi siswa. Hati hati.
n Menyentuh siswi / murid perempuan.
Dalam ajaran
islam menyentuh lawan jenis yang bukan muhrim (keluarga) itu haram hukumnya. Namun
selalu ada saja guru laki yang suka main pegang, main peluk siswanya. Hal ini
sangat berbahaya karena perbuatan guru ini akan menurunkan wibawa guru. Siswa tidak
akan menaruh hormat padanya malah cenderung menjauh. Furu yang seerti ini tentu
sudah susah untuk dihrapkan bisa mengatur siswa untuk tidak berisisik dan fokus
dalam belajar. Selain itu kalau sampai disalah mengerti dan dilaporkan sebagai
pelecehan seksual akan jadi masalah yang lain lagi.
n Membandingkan siswa satu dengan siswa yang
lainnya.
Walau sessulit
apa mengatur tingkah laku siswa, janganlah pernah seorang guru membandingkan si
siswa “nakal” dengan temannya yang mudah diatur. Karena dalam membandingkan
bisa saja guru terlepas kata yang menyakitkan hati si siswa “nakal’. Kalau proses
pembandingan ini berlangsung lama dan terus menerus, siswa ‘nakal” ini bukan
saja akan membenci gurunya karena merasa selalu diremehkan , dikecilkan dan dihinakan,
tapi si siswa ‘nakal” ini bisa timbul dendam pada siswa baik yang selalu
dipakai sebagai perbandingan. Dengan membandingkan siswa, tak sengaja guru bisa
mencarikan musuh bagi siswanya yang sudah sesuai aturan yg diharapkan gurunya
tersebut.
OK lah bapak Ibu guru diamanapun
anda berada sekian yang bisa saya sampaikan. Saya berkeyakinan kalau bapak ibu
guru mampu mnghindari hal hal yang saya jelaskan di dua artikel saya terakhir
ini. Insyaallah, bapak dan ibu guru akan jad guru yang dihormati siswanya dan
akan mudah mengatur mereka sehingga terciptalah suasana yang aman, dan nyaman
di kelas bapak dan ibu semua, yang kondusif untuk jadi tempat belajar bagi
siswa siswi ibu dan bapak guru semua. Semoga bermanfaat.
apa yaa landasan haramnya. alqurankah atau hadits?????
BalasHapuskitab wedhatama mas
HapusApakah yang bapak tulis ini benar? saya setuju kalau memang ada dasarnya, memang seharusnya guru tidak boleh bersikap yg dapat menyakiti hati siswanya
BalasHapusAnda meragukan kebenaran tulisan saya sambil menyetujui. Sungguh saya yang jadi bingung dengan kondisi ini.
Hapuspenggunaan HARAM berlebihan. bisa gunakan YANG TIDAK BOLEH.
BalasHapus