Jumat, 03 Maret 2023

Temukan Antecedent Dari Perilaku Siswa Untuk Penanganan Kenakalan Siswa

 


Guru guru tradisional biasanya menghadapi perilaku tidak benar siswanya dengan marah dan memberi hukuman. Tentu tak asing lagi bagi kita mendengar tentang siswa yang dimarahi gurunya, siswa yang disuruh push up sekian kali, dijemur di depan tiang bendera, atau suruh lari keliling lapangan sekian kali, bahkan ada yang sampai ditempeleng atau di suruh membersihkan WC. Namun apakah penanganan masalah tingkah laku siswa atau kenakalan siswa dengan marah dan hukuman seperti ini berhasil dan manjur? Sejarah membuktikan tidak. Makin keras kita marah pada siswa, makin berat hukuman yang kita berikan pada siswa, makin menjadi jadilah tingkah laku siswa kita. Siswa tak akan berhenti bertingkah laku tak benar hanya karena marah dan hukuman, kemarahan guru dan hukumannya justru akan membuat tingkah siswa tak terkendali, karena marah dan hukuman melukai harga diri siswa, dan siswa perlu membela harga dirinya di depan siswa lain dengan menunjukkan bahwa dia tak takut dengan gurunya.

Oleh karena itu penanganan siswa bermasalah, hendaklah tidak hanya berusaha menghentikan tingkah lakunya, tetapi perlu juga menghilangkan akar permasalahan dari tingkah laku yang salah tersebut. Dengan begitu, penanganan tingkah laku siswa (behavior management) ini harus dimulai dengan mencari penyebab kenakalan atau penyelewengan tingkah laku siswa itu sendiri.  Begitu kita meyakini bahwa tingkah seorang siswa itu sudah di luar batas wajar dan mulai mengganggu jalannya pelajaran, guru sudah harus berusaha memperhatikan seluruh kejadian di seputar kenakalan tingkah laku siswa tersebut. Guru harus mencari tahu seluruh alur kejadian secara lengkap dan menganalisisnya dengan cermat, agar guru tahu kenapa siswa itu bertingkah laku demikian. Kalau seorang guru sudah memahami apa sesungguhnya yang terjadi, sehingga siswanya menunjukkan tingkah yang kurang pas, maka dengan mudah guru akan tahu apa yang harus dilakukan agar tingkah laku itu bisa dihentikan secara permanen.

Itu artinya guru wajib memahami alasan atau titik awal (antecedent) kenapa  kenakalan itu bisa terjadi. Antecedent dari kenakalan siswa itu bisa berbentuk apa saja, bisa berbentuk orang, barang, situasi, kejadian, atau bahkan tingkah laku menyimpang lainnya. Temukan antecedent dari perilaku salah siswa, baru kemudian guru akan tahu apa yang bisa dilakukan untuk pencegahannya. Jadi guru jangan main marah dan kasih hukuman saja, kalau ingin permasalahan kenakalan siswanya hilang permanen dan mampu menunjukkan profesionalitas dan kualitas keguruannya. Lho, apakah berarti guru tak boleh marah dan memberi hukuman? Kita bahas lain kali ya? Biar artikel ini bisa tetap dijaga pendek saja...tidak kepanjangan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya sangat berterimakasih kalau anda tinggalkan komentar disini / Would you please leave a comment or a critique for the sake of my future writing improvements?

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...