Kamis, 20 April 2023

Apa Yang Diperlukan Dalam Rangka Manajemen Ruang Kelas?

 

 


Untuk saat ini istilah manajemen kelas bukanlah istilah yang asing lagi di telinga guru guru kita, walau pengertian yang tertanam dibenak guru kita masih saling berbeda. Setiap orang akan punya definisi yang berbeda tentang classroom management ini sesuai dengan tingkat pemahaman dan literasi dari masing masing orang. Penulis sendiri dengan mengacu pada banyak definisi yang berbeda menyimpulkan bahwa yang disebut sebagai manajemen ruang kelas adalah serangkaian usaha yang dilakukan seorang guru untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi ruang kelas dan lingkungannya menjadi tempat yang  terorganisir dengan baik dan tepat sehingga mampu mencipta sebuah atmosfir belajar mengajar yang kondusif, nyaman dan aman bagi semua siswa yang memiliki bermacam macam karakteristik yang berbeda.

Nah untuk mencapai manajemen ruang kelas yang baik, apa yang harus dilakukan oleh seorang guru? Untuk mencapai kondisi ruang kelas yang ideal untuk belajar ada banyak hal yang harus diperhatikan, namun pada prinsipnya manajemn kelas hanya memiliki tiga unsure pokok yang harus diperhatikan dan dikembangkan.

 

  1. Seni menagajar yang di dalamnya terdiri dari metode pengajaran, pendekatan pengajaran, manajemen tingkah laku, dan kebutuhan kebutuhan khusus dalam rangka pengajaran.

Untuk menggapai manajemen ruang kelas yang baik, guru memang dituntut untuk banyak belajar, banyak membaca, banyak bertanya tentang best practices dalam pembelajaran, juga harus meningkatkan kreatifitas dalam kegiatan belajar mengajar dengan memperaktekan berbagai macam methode dan pendekatan pembelajaran, selain memahami dengan baik pskologipendidikan dan manajemen tngkah laku siswa. Semua hal ini wajib guru dapatkan dengan cara banyak belajar tentunya.

 

  1. Pengorganisasian kelas,

Sebuah ruang kelas dengan siswa di dalamnya dan seorang guru sebagai managernya adalah sebuah organisasi. Sebagai sebuah organisasi wajiblah punya aturan yang jelas agar ruang kelas benar benar bisa tertata dengan baik. Itu artinya eorang guru yang baik, akan mensiapkan peraturan untuk kelasnya, selain akan berusaha membentuk rutinitas yang terukur, teratur dan terkendali. Bagan organisasi kelaspun wajib diadakan dengan personil dan tugas yang jelas agar bisa membantu dalam pengendalian ruang kelas. Dalam mengorganisir kelas diperlukan juga kemampuan dan kreatifitas guru dalam pengaturan dan penempatan semua fasilitas dan inventaris kelas di tempat tempat yang tepat sehingga fasilitas itu mudah dijangkau semua siswa dan tidak juga menggangu gerak siswamaupun gerak guru itu sendiri di dalam ruang kelas itu.

 

  1. Kerja sama antar guru dan orang tua.

Yang tak boleh dilupakan, guru yang mengajar di suatu kelas tak akan bisa sendiri mengatur kelasnya. Guru itu akan memerlukan bantuan dari kolega sesama guru, kepala sekolah, civitas akademika lain di sekolah, bahkan perlu juga keterlibatan orang tua siswa untuk mengatur ruang kelasnya dengan baik. Sesama kolega guru diperlukan untuk ikut berperan serta apabila ada siswa yang butuh penanganan khusus. Guru tugasnya mengajar, apabila ada siswa yang perlu penanganan khusus maka akan menjadi tugas guru lain atau civitas akademika lain untuk bisa membantu siswa yang bersangkutan. Kepala sekolah berperan dalam regulasi kelas dan penyiapan sarana dan prasarana. Sedangkan kerja sama dengan orang tua siswa diperlukan apabila ada siswa yang perlu perhatian khusus 24 jam sehari, atau yang punya akar permasalahan dari ketidak-disiplinannya itu bukan di sekolah tapi di rumah atau di lingkungan pergaulan siswa itu sendiri di luar sekolah.

Selasa, 11 April 2023

Efektifkah Hukuman Untuk Menghentikan Siswa Dari Berbuat Melanggar Aturan Sekolah?


 

Hukuman bagi siswa yang melanggar aturan selalu dimaksudkan untuk mengembalikan siswa dari melanggar aturan menjadi yang taat pada aturan, dari yang off task menjadi on task, dari yang mengganggu menjadi yang tekun dan giat dalam belajarnya. Hukuman yang diberikan pada siswa pelanggar aturan biasanya diberikan melalui dua cara; pertama, memberikan hal yang tak enak sebagai hukuman, dan yang kedua, menghilangkan hal yang menyenangkan bagi siswa untuk sementara.

Memberi hukuman dengan memberikan hal yang tak mengenakkan adalah jenis hukuman yang digemari guru guru jaman dulu dan masih juga digemari sebagian guru guru jaman sekarang. Guru masih beranggapan kalau siswa diberi pengalaman tidak mengenakkan, mereka akan jera mengulangi lagi perbuatannya. Itulah kenapa guru di masa lalu suka sekali menyuruh siswanya berdiri di lapangan sekolah di bawah panas terik. Menyuruh siswa lari keliling lapangan sekian kali, membersihkan WC, bahkan ada yang sampai menempeleng siswa. Semua dilakukan untuk memberikan efek jera pada para siswa. Apakah metode ini hanya dilakukan guru jaman dulu? Ya, mungkin saja hukuman jenis ini masih diyakini efektif dilakukan oleh guru guru jaman sekarang juga.

Hukuman dengan mengambil hal yang menyenangkan dari siswa, adalah metode yang lebih baru untuk menghentikan kenakalan siswa yang bisa dilakukan guru. Metode ini dilakukan untuk bergeser dari metode hukuman lama, memberi hal yang tidak enak pada siswa, yang terbukti tidak banyak memberi efek perbaikan pada tingkah laku siswa. Untuk menghentikan siswa bertingkah laku melanggar aturan, dengan metode ini, guru biasanya melakukan hal hal berikut; memisahkan tempat duduk siswa yang melanggar aturan dari teman akrabnya, memberikan tambahan tugas sekolah sehingga siswa kehilangan waktu luangnya di sore hari, memberikan tugas pada waktu istirahatnya, tidak mengizinkan siswa meminjam buku di perpustakaan sekolah sepanjang waktu tertentu, tidak membolehkan siswa menggunakan fasilitas yang ada disekolah dan sebagainya. Apakah hukuman jenis kedua ini efektif? Penelitian yang mendalam sepertinya belum ada, sehingga jawaban yang lebih meyakinkan belum bisa penulis sampaikan. Namun penulis berasumsi bahwa sejauh siswa yang bermasalah ini tidak diberi pengertian yang lebih mendalam mengapa siswa seharusnya tidak berbuat melanggar peraturan, dan diberi pemahaman arti pentingnya ketaatan pada aturan dan keseriusan belajar bagi siswa dan masa depannya, maka hukuman jenis apa pun tak akan banyak berpengaruh pada tingkah laku siswa.

Kalau kita kembali pada niatan awal memberi hukuman apa pun caranya adalah untuk mengubah tingkah laku siswa dari yang melanggar aturan ke tingkah laku yang taat aturan. Namun kalau pemberian hukuman ternyata tak mengubah apa apa, terus apa gunanya dilanjutkan pelaksanaannya?

Bagi penulis pemberian konsekuensi pada siswa akan lebih baik dari pada memberi hukuman. Pemberian konsekuensi adalah cara yang efektif untuk mengubah kesadaran siswa yang tak bisa dilakukan dengan pemberian hukuman. Untuk tahu seperti apakah konsekuensi itu, penulis pernah menulisnya di blog ini beberapa tahun lalu. Kiranya pembaca bisa melacaknya sendiri.

Jumat, 07 April 2023

Perlunya Guru Menyebut Nama Siswa Atau Berbicara Setengah Berbisik Kepada Siswa Yang Off-Task

 


Adakalanya siswa yang off-task sangat sulit diatur. Sudah dinasihati tetap saja bikin ricuh ruang kelas. Yang sering terjadi guru akan berteriak, “Anak anak jangan ribut!”, “ sudah...sudah...diam semua”, atau ungkapan sejenis lainnya yang sama sekali tidak efektif untuk menenangkan siswa di dalam ruang kelas dan mengembalikan mereka pada tugas belajarnya. Teriakan seorang guru yang  ditujukan ke seluruh isi kelas seperti itu tentu saja tidak akan punya pengaruh signifikan untuk ketenangan kelas. karena siswa tak akan menyadari kalau yang dimaksudkan guru itu dirinya. Oleh karena itu teriakan yang efektif dari seorang guru adalah yang spesifik pada siswa yang dimaksud. Dengan begitu teriakan guru yang benar adalah dengan menyebut nama siswa yang perlu ditenangkan. Teriakan guru seharusnya seperti ini; “Reihan kembali ke tempat duduk!”, atau akan lebih manis bila ditambah kata “tolong” agar kalimat perintah itu tidak terasa seperti intimidasi bagi siswa. “ Hanifah, tolong menghadap ke depan dan perhatikan papan tulis!”.

Bagaimana kalau sudah juga kita teriak sambil sebut nama, tapi tetap siswa tidak bisa tenang? Berjalanlah mendekat ke siswa yang paling ribut, dan bicaralah pelan dengannya. Usahakan berbicara pada siswa itu dengan setengah berbisik. Katakan pada siswa itu bahwa dia mengganggu proses belajar dan kalau dilanjutkan akan ada konsekuensi buat dia. Dengan berbicara secara pelan seperti berbisik, bukan hanya akan menarik perhatian siswa yang bersangkutan tetapi juga perhatian seluruh kelas. Sudah tabiat manusia dari sananya selalu tertarik hal rahasia yang terkait orang lain. Berbisik itu mengisyaratkan ada rahasia dibalik percakapan itu. Itulah kenapa seluruh siswa akan tertarik dan memperhatikan bisik bisik guru pada temannya. Dengan demikian bukan saja siswa yang dituju yang akan diam memperhatikan, tetapi juga seluruh kelas. Yang perlu diingat walau guru berbicaranya seperti berbisik, tapi pastikan bisa didengar seluruh siswa di ruang kelas kalau dalam kondisi tenang, karena pesan itu sesungguhnya untuk seluruh siswa dan bukan hanya untuk siswa yang dihadapi guru.

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...