Maaf sekali , penulis sudah lama sekali tidak menambah tulisan, tapi syukurlah Alhamdulillah akhirnya tulisan ini bisa sampai di hadapan sidang pembaca.
Seperti sudah berulang kali
penulis sampaikan bahwa kunci keberhasilan pendidikan di sekolah adalah
kemampuan guru untuk membangun dua aspek psikologis siswa di kelas yaitu; rasa
aman dan nyaman. Rasa aman yg didapat
siswa akan berpengaruh pada tingkat kesiapan kejiwaan siswa dalam menuntut
ilmu. Perasaan aman dan terjauh dari ancaman fisik dan ancaman mental membuat
siswa bersemangat dalam belajar dan bangkit rasa ingin tahunya. Tiada kecemasan
yang bersinggasana di hati membuat siswa makin berani mengeksplorasi ilmu yang
mereka butuhkan dan berani mengexplorasi kemampuan diri. Sehingga sehatlah
perkembangan intelektualitas, semangat dan jiwanya.
Di lain pihak rasa nyaman akan
menjamin tingkat kesiapan siswa secara fisik untuk bertumbuh kembang. Kenyamanan
mengindikasikan tidak adanya aral atau gangguan secara fisik pada siswa yang
sedang belajar. Kenyamanan menjauhkan siswa dari keluhan dan alasan untuk tidak
belajar dgn baik. Kalau dua kondisi tersebut bisa diwujudkan sekolah ataupun
bapak/ibu gurunya, betapa dahsyatnya hasil pendidikan yang akan dibawa pulang
oleh siswa siswinya.
Nah dalam tulisan ini, mari kita
coba apa yg bisa kita lakukan di kelas untuk menciptakan kondisi aman dan
nyaman tersebut demi masa depan siswa siswi kita dan masa depan bangsa ini
secara umumnya. Karena pengajaran dan pembelajaran itu terjadi di ruang kelas
maka tentu tidaklah aneh kalau saya katakan bahwa yang harus kita lakukan adalh
membenahi kelas kita. Kelas memang
berwujud fisik namun sejatinya ruang kelas juga memiliki bagian psikisnya. Oleh
krena itu untuk menciptakan kelas yang aman dan nyaman bagi siswa siswi kita,
kita harus membenahi dua aspek yang melingkupi ruang kelas kita tersebut.
A.
Kita mulai
dari pembenahan ruang kelas kita secara fisik dulu.
Hal pertama yang harus kita
perhatikan dari ruang kelas kita secara fisik adalah tata letak atau lay-out
dari perabot dan peralatan belajar lain di kelas. Karena tata letak kelas ini
akan berengaruh pada kemampuan guru menangani dan mengatur kelas serta jalannya
belajar selama guru itu mengajar. Bahkan
tata letak / lay-out sebuah kelas akan besar pengaruhnya pada gaya belajar siswa
dan metodologi pengajaran yang akan diterapka seorang guru. Tata letak kelas yg
tradisional dengan bangku yang berderet deret kebelakang misalnya, tidak akan memungkinkan guru
mengajar dengan metode active learning, atau student-centered learning. Hal ini
disebakan oleh kondisi tata letak yang membuat siswa menghadap ke satu arah dan
guru hanya bisa berada didepan kelas dalam mengajar. Kondisi ini lebih
mendorong guru untuk ceramah ketimbang mendorong guru untuk mengembangkan
metodologi pengajaran yang lain. Akhirnya mau tidak mau suka tidak suka, active
learning tidak akan pernah terjadi dgn tata letak yang tradisional. Dengan begitu
jelas, penulis mendorong gurur untuk mampu membuat lay-out kelas yang lebih
fleksibel dan memungkinkannya siswa belajar lebih aktiv namun terasa aman dan
nyaman. Sebagai panduan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
mendisin ulang tata letak di dalam kelasnya:
a. Tata
letak sesuai
dengan kebutuhan
Tata letak mebeler
dalam kelas harus disesuaikan dgn kebutuhan pengajaran. Untuk memebri ujian,
untuk diskusi, untuk presentasi, untuk belajar bersama tentu membutuhkan tata
letak mebeler yang berbeda. Silahkan guru dan siswa tentukan tata letaknya
mebeler sesuai dgn kebutuhan tersebut.
b.
Jarak yang aman & spacious
Menata letak mebeler kelas bukan asal tidak
konvensional saja, namun ada patokan yang harus diperhatikan. Jarak antara
perangkat mebeler itu harus diperhatikan jangan sampai penataan yang salah
membuat ruang kelas jadi sempit dan jarak antara mebeler itu jadi jarak yang
tidak aman. Jraka antar mebeler harus dibuat leluasa (spacious) karena tata
letak perabotan kelas tidak boleh menggangu ruang gerak guru dan siswanya
sekaligus. Tata letak ruang kelas tetap harus memberi ruang pada guru dan siswa
untuk bisa bergerak cepat ke segala arah. Ini penting bagi seorang guru yang
harus menjaga ketenangan siswa sekelas.
c.
Perhatikan kenyamanan dalam proses belajar mengajar
Tata letak perabotan kelas juga tidak boleh membuat
siswa tidak nyaman dalam belajar krn dia terjepit mebeler atau terhalang
pandangannya saat belajar.
d.
Mendukung pengontrolan kelas.
Guru adalah manger kelas, dia wajib mampu
mengatur dan mengontrol kondisi dan admosfir belajar dikelasnya. Tata letak perabot
dan mebeler kelas harus tidak boleh menghalangi gerak guru untuk bisa mendekati
semua siswanya. Sehingga kalau ada
kejadian gawat darurat guru atau siswa yang lain bisa cepat mendatangi lokasi
kejadian.
e.
Pastikan semua siswa kelihatan .
Pengaturan ruang kelas juga harus masih
memungkinkan guru melihat seluruh siswanya tanpa adaa yang terhalang baik oleh
perabot kelas atau oleh temannya. Siswa yang terhalang dari pandangan guru akan
cenderung bikin ulah atau tidak memperhatikan tugasnya (tidak on task). Dan artinya
guru tidak boleh membeirakan muridnya sembunyi. Murid yang gemar duduk
dibarisan belakang adalah tipe siswa yang suka sembunyi. Kalau mereka dibiarkan
seperti itu jiwa mereka tidak akan berkembang dengan baik kaarena rasa tidak
percaya dirinya terpupuk dengan baik dan tidak ada upaya dari gurunya untuk
mengholangkan.
f.
Pastikan
semua siswa bisa mengakses bahan bahan dan alat alat belajar yang ada di kelas
secara mudah.
Tentu kita
maklum kalau kita harus memeprlakukan siswa secara adil termasuk dalam
mengunakan fasilitas dan sumber belajar yang ada di ruang kelas.
g.
Tidak
ada penghalang gerak di kelas.
Tata letak
harus tidak menciptakan blocking di dalam kelas yang membuat siswa mauun guru
tidak leluasa bergerak.
B. Selain
aspek fisik kelas juga memiliki aspek psikis atau aspek kebatinan yang harus
kita perhatikan juga.
Dalam hal
penanganan aspek batiniah ini kita harus perhatikan tiga hal dibawah ini:
1.
Aspek intelektual
Dalam hal intelektualitas yang akan dikembangkan dalam
kelas, seorang guru harus memastikan bahwa bahan ajarnya, selain menambah
wawasan dan pengetahuan para siswanya, guru juga harus memastkan hal yang
diajarkan bisa juga menyokong perkembangan disiplin dan sikap mental serta
karakter siswanya. Oleh karena itu dalam mengajar guru harus menyampaikan
expektasi atau harapan yang harus dipenuhi siswanya secara jelas. Itulah sebabnya guru wajib menjelaskan apa
yang akan diajarkan dan apa gunanya bila siswa menguasai hal tersebut dan
seberapa jauh siswa harus memahami dan mengerti nahan ajar tersebut. Expektasi tersebut
bisa dipenuhi bila mana didukung dengan tugas tugas yang menantang dan
menggugah rasa ingin tahunya siswa. Guru jangan sampai terjebak dalam pemberian
tugas yang kering dan membosankan pada siswanya. Kedisiplinan siswa dalam
mengerjakan tugas dan belajar juga harus tetap dijaga dalam irama yang tinggi,
itulah kenapa guru harus memberikan masukan yang jelas dan cepat pada semua kerjaan
yang dilakukan siswanya.
2.
Aspek mental spiritual
Selain intelektualitas yang memadahi, siswa juga harus
diajarkan pengembangan kepribadian, sikap dan karakternya. Semua sikap mental
ini akan lengkap dan mantap apabila guru juga bisa memasukan nilai nilai
spiritualitas pada diri siswanya. Sehingga siswa bisa mengembangkan rasa
percaya dirinya, daya tahannya terhadap stress, kemampuan memecahkan
permasalahannya berdasarkan nilai nilai religius dan spiritual yang baik.
3.
Aspek sosial
Dalam proses belajar mengajar guru juga wajib
memastikan adanya aturan ataupun standard tingkah laku yang jelas pada
siswanya. Sehingga siswa bisa saling menghormati dengan sesamanya dan juga
tunduk patuh dan hormat pada gurunya. Untuk mengembangkan kemampuan
berinteraksi dan komunikasinya, siswa wajib diberi kesempatan bekerjasama dalam
proses belajarnya. Selain itu guru harus menghidupkan semangat kebersamaan,
kesamaan penanganan, keadilan, semangat saling menghormati. Untuk membangun itu
semua guru diharapakan banyak pengetahuannya, tidak menjaga jarak, dan cepat
tanggap pada segala situasi.
4.
Aspek emosional
Secara emosional guru wajib menjaga semangat belajar, rasa
ingin tahunya siswa dan yang paling penting kehormatan siswa. Oleh karena itu
buatlah situasi yang nyaman dalam belajar; hilangkan suasana kompetisi dalam
kelas yang akan menempatkan banyak siswa jd pecundang karena tidak bisa juara
kelas atau tidak mampu mengerjakan tugas dgn sempurna. Menempatkan posisi
pecundang pada siswa akan mengganngu mereka secar emosional yang akanmembuat
tidak nyaman suasana belajarnya. Kenali latar belakang dan sifat masing masing
siswa agar bisa menangani emosi siswa secara tepat. Kealahan kesalahan kecil
yang dilakukan siswa ada;ah biasa jangan terlalu diperbesar agar tidak merusak
suasana emosinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya sangat berterimakasih kalau anda tinggalkan komentar disini / Would you please leave a comment or a critique for the sake of my future writing improvements?