Adalah sangat penting mempunyai anak, siswa,
atau generasi penerus yang superior sehingga yakin mampu menghadapi masa depan
mereka sendiri. Mereka bisa berperan di jaman mereka , mampu menaklukkan
tantangan yang muncul dijaman mereka. Untuk membuat anak dan siswa siswi kita mampu
mengembangkan diri dan mempunyai kemampuan menghadang permasalahan hidup mereka
sendiri di masa depan serta keluar jadi pemenang, sudah tiga tahun ini penulis
tawarkan program leaderpreneurship untuk dijarkan pada generasi muda di Negara ini.
Program ini menawarkan pengembangan diri bagi anak anak didik kita untuk mampu
menghadang kerasnya persaingan di masadepan dengan kemampuan adaptasi yag tinggi
terhadap perubahan jaman, kemampuan inovasi dan kreatifitas yang tinggi serta
kemampuan memecahkan masalah yang superior, sehingga anak anak kita itu akan
amampu membuat dirinya jadi pemenang dan bukan pecundang.
Pertanyaannya, sejak kapankah kita harus mulai
mencetak anak anak kita ini bermental dan berkarakter leaderpreneorship? Ternyta
kita bisa menciptakan anak anak superior ini sejak anak ini dilahirkan, yaitu
dengan memperhatikan perkembangan diri dan perkembangan otaknya sejak dini.
Perkembangan Otak
Seperti yang kita pahami selama selama ini
bahwa kita berfikir dengan otak, dan itu artinya semua kemampuan kita akan
berasal dari otak. Dengan demikian tidaklah mengada ada kalau langkah pertama
menciptakan generasi superior haruslah dengan meningkatkan kemampuan otaknya. Untuk
bisa meningkatkan kemampuan otak kita dan otak anak anak kita, sudah selayaknya
yang pertama kali kita harus lakukan adalah mengenali otak kita dan bagaiamana
bekerjanya, agar mudah bagi kita untuk berusaha mengembangkannya.
Menurut para ahli, seluruh proses berfikir dan
proses belajar manusia dimulai dari pengunaan sel saraf otak yang disebut neuron.
Neuron inilah yang membawa informasi informasi dari satu bagian otak
yang satu ke bagian otak yang lain, maupun dari satu bagian tubuh kita ke otak
dan sebaliknya. Informasi informasi yang dibawa neuron neuron itulah yang
memungkinkan kita bisa berfikir dengan baik dan benar.
Sel sel saraf ini ternyata sudah dibentuk dalam
kepala kita sejak kita dalam kandungan di 30 hari pertama ibu kita hamil. Neuron
neuron itu berkembang sejak saat itu dengan kecepatan pembentukan 250.000
neuron atau sel saraf per menit dan akan menghasilkan kurang lebih 100 milyar
sel saraf otak alias neuron saat kita pertama sekali menghirup udara di muka
bumi ini.
Bentuk bentuk sel saraf ini seperti pohon yang
memepunyai akar dan dahan. Akar akar sel saraf itu disebut dendrite yang mempunyai
tugas mengumpulkan informasi atau rangsangan dari tubuh, maka akar akar sel
saraf ini akan terhubung dengan otot otot, kelenjar dan organ tubuh yang lain
untuk menangkap sinyal yang akan diolah di dalam otak kita. Informasi dan
sinyal yang ditangkap dendrite akan dikirim melalui batang sel saraf yang
disebut akson ke cabang cabang sel saraf kita. Dari cabang cabang sel
saraf ini informasi tadi diteruskan ke sel saraf sel saraf yang lain, seperti
sales MLM.
Namun satu hal yang perlu dicatat, cabang dari
sel saraf kita tidak terhubung sama sekali dengan akar sel saraf yang lain,
oleh karena itu untuk bisa disalurkan informasi informasi itu dari satu sel saraf
ke sel saraf yang lain, informasi itu harus melompat melalui celah diantara
satu sel saraf dengan sel saraf yang lain. Celah antar sel inilah yang oleh para ahli disebut sebagi sinapsis.
Informasi informasi ini pindah dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain
dengan meloncat melalui sebuah penghantar pesan kimia yang disebut neurotransmitter.
Sinapsis sinapsis yang jadi bagian penting untuk transmisi informasi dan
kemampuan berfikir ini akan dimiliki secara penuh untuk keperluan berfikir,
berbuat, bertindaak apa saja untuk sepanjang hidup kita pada sat kita berumur
satu tahun. Namun sayangnya sinapsis sinapsis ini akan mulai menghilang dan
berkurang terus sejak umur tiga tahun. Apa yang membuat sinapsis sinapsis ini
menghilang? Ternyta karean tidak digunakan. Artinya semua manusia itu terlahir
pintar, kalau pada masa dewasanya anda bodoh berarti waktu kecil anda
membiarkan banyak sinapsis anda hilang tak digunakan.
Bagaimana mengembangkan diri yang benar?
Sebetulnya uraian diatas sudah sangat jelas. Bahwa
sinapsis sinapsis kita akan menghilang kalau tidak kita gunakan. Semakin banyak
sinapsis yang hilang tentu akan semakin banyak kemampuan dan ketrapilan kita
yang hilang. Agar ini tidak terjadi, yang harus kita lakukan adalah membiasakan
kita sendiri, anak anak kita untuk menggunakan sinapsis itu dengan
maksimal. Sinapsis sinapsis ini akan
semakin kuat dan menebal kalau kita mengulang ulang apa yag kita lakukan. Missal
saja waktu masih kecil kita berlatih badminton, maka informasi tentang gerakan
gerakan yang diperlukan untuk bermain badminton itu akan makin membentuk
sinapsis yang makin kuat dan makin banyak, dan oleh karena itu kemampuan badminton
mereka akan semakin baik. Itu terjadi kalau orang ini rajin berlatih badminton,
tetapi kalau orang ini berhenti latihan maka sinapsis sinapsi tentang gerakan badminton
ini akan sedikit demi sdikit mati dan menghilang lagi. Begitu juga dengan
kemapuan berfikir, semakin kita sering belajar dan berfikir maka otak akan
semain banyak menyediakan sinapsis untuk keperluan itu. Karakter kitapun akan
ditentukan seberapa banyak jenis sinapasis yang kita bangun. Kalau kita
membiasakan berlaku sopan santun, maka otak kita akan menyediakan sinasis kuat
dan banyak bagi tingkah laku sopan santun kita, dan sebagainya. Begitulah kira
kira cara bekerjanya otak dan sinapsisnya dalam mendukung kemampuan berfikir
dan ketrampilan kita. Dan itu artinya kita bisa memebentuk dan membangun anak
anak kita , siswa siswa kita untuk jadi seperti apa, yaitu dengan cara
memperkuat dan memeprbanyak penggunaan sinapsis sinapsis yang tersedia di dalam
otak kita.
Dengan demikian jelaslah bagi kita, kalau kita menginginkan anak kita dan siswa
siswa kita memiliki karakter leadership dan kemampuan entrepreneurship yang
baik, maka kita harus mendidiknya agar melakukan dan mengerti sikap sikap yang
tepat untuk jadi pemimpin dan wirausahawan. Kemudian kita wajib mengulang ulang didikan kita itu agar menjadi
kebiasaan yang dilakuakn setiap hari, sehingga sinapsis leaderpreneurship itu
makin kuat dan makin menebal di dalam otak anak anak dan siswa siswa kita. Semoga
berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya sangat berterimakasih kalau anda tinggalkan komentar disini / Would you please leave a comment or a critique for the sake of my future writing improvements?