Salah satu pekerjaan berat guru adalah membuat mereka mau dengan suka rela menaati peraturan yang berlaku disekolah maupun di dalam kelas. Banyak siswa yang dengan sengaja melanggar peraturan dengan tujuan membuat kacau dan gaduh ruang kelas sehingga mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Mereka senang kalau semua siswa off-task, dan menjadikan ruang kelas jadi arena bermain dan melupakan tugasnya sebagai pelajar. Guru yang mencoba meredakan situasi dan mengembalikan siswa on-task sering sekali mendapatkan perlawanan dari siswanya. Guru dengan wibawa dan ketegasan yang kurang sering kali menjadi bulan bulanan siswanya. Untuk menghindari hal seperti ini, guru hendaklah menggunakan strategi yang tepat saat membuat peraturan kelas.
Peraturan kelas hendaklah dibuat singkat, jelas, dan poinnya tidak terlalu banyak sehingga mudah diingat. Sebagai sebuah undang undang peraturan kelas hendaknya juga diikuti dengan kejelasan konsekuensi bagi yang melanggar. Konsekuensi yang jelas, tegas dan terukur diperlukan agar guru punya referensi dalam menangani pelanggaran aturan kelas. Dengan referensi yang jelas maka guru bisa bertindak adil dan terukur dalam menangani semua pelanggar aturan, karena konsekuensinya sudah tertulis di dalam peraturan itu sendiri. Selain itu hendaklah melibatkan siswa di dalam pembuatan peraturan dan konsekuensinya itu. Tujuannya melibatkan siswa dalam penentuan peraturan kelas adalah memberi kesadaran siswa bahwa kita perlu aturan dan menaati peraturan di mana pun kita berada. Begitu juga di dalam kelas, peraturan diperlukan agar timbul ketertiban dan meminimalisir gangguan pada proses belajar di dalam kelas. Tambahan, dengan melibatkan siswa dalam pembuatan peraturan kelas itu secara psikologis akan menuntut siswa untuk menaati peraturan tersebut karena mereka sendirilah yang membuat aturan itu.
Peraturan yang dibuat juga hendaknya merupakan perpanjangan tangan guru dalam menegakkan otoritas dia sebagai seorang guru dan juga sebagai alat pengendali ruang kelas. Pelibatan siswa dalam pembuatan peraturan tidak akan mengurangi otoritas guru dan kekuasaannya di dalam kelas. Namun perlu diingat peraturan yang dibuat dengan melibatkan siswa itu harus mengutamakan terciptanya rasa keadilan, sementara peraturan dan konsekuensinya harus pula terdengar masuk akal. Sejauh peraturan dan konsekuensi yang digariskan di dalam kelas itu memihak pada kebaikan siswa itu sendiri, insya Allah peraturan itu akan diterima dengan baik oleh siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya sangat berterimakasih kalau anda tinggalkan komentar disini / Would you please leave a comment or a critique for the sake of my future writing improvements?