Sabtu, 11 Februari 2023

MANAJEMEN RUANG KELAS, PENGUASAAN KELAS, DISIPLIN , MANFAAT DAN CARA MENDAPATKANNYA

 


Tak bisa disangkal lagi,  pembentukan dan pengembangan masa depan mayoritas dari anak anak kita itu berada terjadi di dalam ruang kelas. Di ruang kelas sekolah itulah anak anak kita menganyam helai helai masa depannya dengan belajar berbagai macam ketrampilan hidup, mulai dari belajar ilmu pengetahuan, belajar cara hidup bersama, belajar percaya diri, belajar mengendalikan emosi, belajar bertoleransi dengan berbagai macam keadaan dan manusia, belajar manajemen waktu, belajar mengatur orang lain, belajar adab, tingkah laku dan tata krama, belajar kepemimpinan dan vokasi , bahkan belajar membuat keputusan bisnis pun bisa terjadi di ruang kelas.  Dengan begitu jelaslah bagi kita kalau peran ruang kelas bagi anak anak kita itu sangatlah sentral dan penting. Fakta ini sudah selayaknya menyeret perhatian kita, baik sebagai orangtua, guru, kepala sekolah maupun pihak terkait lain untuk selalu memperhatikan dan menjaga kondisi kelas tetap dalam kondisi yang baik untuk tempat belajar mengajar. Menjadikan ruang kelas selalu dalam kondisi aman dan nyaman bagi siswa untuk mengembangkan intelektualitas dan dirinya adalah hal yang harus menjadi prioritas dan tak boleh dilupakan oleh para guru yang mengajar di ruang ruang kelas sekolah sekolah kita.

Penyakit utama yang merusak kondisi ideal sebuah ruang kelas untuk belajar adalah ketidakdisiplinan, baik ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh siswa maupun yang dilakukan oleh gurunya sendiri. Guru yang baik pasti akan mengusahakan kedisiplinan terjadi terlebih dahulu di ruang kelas, sebelum memastikan siswa siswanya memulai belajarnya. Bukan saja kedisiplinan akan memastikankelancaran dan keberhasian proses pendidikan, juga kedisiplinan itu sendiri adalah pelajaran yang pertama  tama harus dipahami oleh siswa sebelum siswa belajar dan mengembangkan ketrampilan ataupun pengetahuan lain di ruang kelasnya. Di sinilah letak arti pentingnya sekolah untuk selalu mengevaluasi pelaksanaan disiplin dan manajemen ruang kelas yang dilakukan oleh para guru di ruang kelas masing masing, karena proses dinamis pembelajaran yang berada di dalam ruang ruang kelas itulah yang nantinya akan menjadi penentu keberhasilan belajar dan kejayaan masa depan siswa siswanya.

Ruang kelas dengan tingkat disiplin yang tinggi dan manajemen ruang kelas yang baik akan memastikan semua siswa dalam kondisi on-task selama di dalam kelas. Kondisi siswa yang selalu on-task menunjukkan kesiapan siswa untuk menyerap pelajaran dan sekaligus gambaran profesionalisme guru pengajarnya. Paduan siswa yang siap belajar dan guru yang profesional dalam tugasnya pada akhirnya akan menjamin lancar dan suksesnya proses belajar mengajar.

Untuk mencapai kondisi ideal ini seorang guru dituntut untuk  memastikan adanya lingkungan ruang kelas yang tertata dengan baik, disiplin yang tinggi dengan menerapkan manajemen tingkah laku dengan benar, dan manajemen ruang kelas yang handal.  Hanya dengan memastikan ketiga hal itu seorang guru bisa menguasai kelas dengan sempurna sehingga siswa siswinya benar benar bisa mengalami proses belajar mengajar yang efektif dalam kedisiplinan. Selain itu hal baik yang bisa didapat dari upaya pendisiplinan siswa dengan manajemen yang baik adalah hubungan antara guru dan siswa yang akan terjaga baik, serta dimungkinkanya terjalin kerja sama yang baik antar siswa dalam proses peningkatan kualitas dan kecakapan mereka masing masing.

Siswa Mana Yang Bermasalah Dan Bagaimana Sebaiknya Sikap Guru Dalam Menanganinya?

 



Siapa sih yang tak menginginkan punya siswa yang cerdas, disiplin, berkepribadian seimbang, selalu menghormati guru dan orang lain, tak suka bikin onar, selalu on-task, dan bertanggungjawab? Tapi sayangnya harapan sering tak tersampai, Dari sekian banyak siswa di dalam ruang kelas, kadang hanya ada 2-3 saja murid ideal seperti yang kita harapkan. Selebihnya kita hanya mendapati siswa yang kurang seimbang kepribadiannya dengan ciri ciri kurang mengenal dirinya sendiri bahkan ada yang membenci diri sendiri, kurang tertarik untuk mengembangkan dirinya sendiri karena menganggap diri sendiri tidak penting, dan akhirnya mereka benar benar mengabaikan diri sendiri, tak peduli apa pun yang akan terjadi pada dirinya dan juga tak mau memikirkan masa depannya. Satu satunya kesadaran tentang dirinya adalah bahwa dirinya tidak beruntung, menyedihkan dan menyakitkan.

Kebetulan siswa dengan kondisi psikologis macam ini, tentu dengan derajat yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain, sering lebih banyak kita jumpai di ruang kelas ketimbang siswa yang punya kepribadian yang seimbang sehingga mampu berpikir logis, kritis dan dewasa dalam menghadapi setiap persoalan. Itulah kenapa ruang kelas kita sangat jarang dalam kondisi baik baik saja, karena siswanya juga hanya sedikit yang baik baik saja, dan inilah gunanya kenapa penulis selalu menekankan bahwa seorang guru harus selalu menyiapkan segala sesuatunya jauh jauh hari sebelum pertama kali kaki menginjakkan kaki di ruang kelas. Aturan kelas, prosedur kelas, rutinitas kelas, konsekuensi kelas, aturan disiplin kelas dan juga langkah langkah penanganan siswa bermasalah, semua sudah harus siap sebelum kita bertatap muka dengan siswa. Tentu sajapersipana kurikulum, bahan ajar, silabus, rencana pengajaran juga tak kalah pentingnya.

Siswa dengan masalah pribadi tidak seimbang ini akan bisa kita bagi menjadi dua macam. 1) Siswa dengan kepribadian tidak seimbang yang cenderung agresif, hiperaktif dan suka mengganggu siswa lain. Pekerjaan mereka setiap hari bikin gaduh ruang kelas dengan teriakan, tarikan dan dorongan meja dan kursi, mengganggu siswa lain (bullying), tidak mau diam, tidak bisa menghargai orang lain, tidak disiplin, tidak bisa kerja sama dengan siswa lain. 2) Siswa dengan ketidakseimbangan kepribadian tipe ke dua, adalah siswa yang punya kecenderungan pasif, cuek, malas, menyendiri atau menarik diri dari pergaulan, tidak ribut tapi diam masa bodoh, ketakutan dan distressed. Nah siswa kelompok kedua ini adalah yang selalu jadi korban perudungan (bully) atau gangguan dari kelompok pertama.

Kelompok pertama hanya berani mengganggu kelompok kedua ini, untuk menggagu kelompok siswa dengan kepribadian seimbang mereka merasa segan. Itulah kenapa kalau terjadi perudungan (bullying) guru wajib menangani baik pelaku maupun korbannya. Kedua belah pihak itu sama sama bermasalah. Jadi tidaklah tepat kalau terjadi perudungan, guru hanya ambil pelakunya untuk ditangani tapi melupakan korbannya. Ingat siswa yang baik baik saja tak akan pernah jadi korban perudungan. Korban perudungan bukanlah siswa yang baik baik saja, mereka tak kalah bermasalah dari pelakunya.

Namun begitu perlu diingat, tugas guru adalah menangani tingkah laku yang salah, bukan menangani pelakunya. Jadi segala upaya untuk penanganan keributan dan ketidakdisiplinan di dalam kelas harus terfokus pada penghentian keributan itu sendiri, bukan untuk menghukum  siswa atau orangnya. Guru harus tetap menjaga harga diri dan martabat siswa apa pun yang mereka lakukan. Guru wajib membuat pemisahan yang tegas antara pelaku dan perilakunya. Guru bertugas mengubah perilakunya, tapi harus membiarkan pelakunya tetap menjadi diri mereka sendiri. Biarkan mereka seperti siapa mereka.  Bapak ibu guru..selamat berjuang......

Rabu, 08 Februari 2023

Kriteria Guru Favorite Yang Didamba Siswa

 



Selayaknya manusia yang mempunyai hati dan perasaan, guru juga senang apabila keberadaannya bisa diterima dengan baik oleh orang lain baik sebagai individu ataupun sebagai guru itu sendiri. Guru juga selalu berhasrat untuk menjadi seorang guru favorit yang keberadaannya dinantikan baik oleh siswa, kolega, institusi, maupun oleh orang tua siswa. Adalah kebahagiaan tersendiri apabila keberadaan seorang guru bisa diterima muridnya. Semua muridnya senang diajar, memperhatikan apabila sedang diajar, pintar pintar, hormat, patuh dan sayang pada gurunya.

Maka tak heran kalau semua guru berlomba untuk menjadi guru yang terbaik dan bisa diterima  siswa siswinya. Ada yang pasang tampang sangar untuk mendapatkan penghormataan dari siswanya, tapi sebaliknya ada yang menjadi lucu, agar bisa dekat dan disukai siswanya. Ada yang jaim banget agar tak kehilangan rasa percaya dirinya dan siswamdipaksa untuk merasa inferior dihadapan guru, tapi ada juga yang kehilangan kendali dan terlalu dekat dengan siswanya sehingga siswanya malah ngelunjak dan tak ada hormat hormatnya lagi pada guru. Ada juga guru yang sok tegas dan keras terhadap siswanya, agar supaya siswa selalu memperhatikan dan patuh padanya, tapi ada juga yang terlalu santai membiarkan siswa suka suka mau berbuat apa. Pokoknya macam macam positioning yang dibuat guru, untuk mendapatkan tempat di hati siswanya.

Kemudian pertanyaannya adalah, mana dari mereka yang berbuat tepat dan memenangkan posisi di hati siswanya? Biasanya guru yang mengambil posisi hanya dengan mempertimbangkan satu aspek saja, akan dipastikan gagal menjadi guru favorit bagi siswanya, baik karena suasana ruang kelas yang terlalu tegang dan menyeramkan yang terbangun dari sikap gurunya, atau sebaliknya, sikap guru ternyata menjadikan suasana ruang kelas lepas kendali. Siswa sulit diatur, tidak disiplin dan guru tak mendapatkan rasa hormat siswanya. Terus jadi guru yang baik harus bagaimana dong? Nah seorang guru yang baik dan akan menjadi dambaan siswa, ternyata punya banyak kriteria, Seorang guru yang ingin mendapatkan posisi yang baik dihati siswa, kolega, institusi maupun orang tua siswa harus memenuhi semua kriteria itu. Dalam penelitiannya Sandra Newell mendapatkan kriteria guru yang disuka dan diharapkan serta dihormati siswanya berikut ini;

 

• guru haruslah tegas tapi adil, jangan hanya tegas ke siswa tertentu saja dan lemah di depan siswa lainnya.

• tidak bias, guru harus jelas sikap dan positioningnya. Tidaklah bagus guru sering mengotot minta dihormati, tapi sikap dan tindakan guru tak mendukung harapannya itu, bahkan cenderung mengundang untuk dilecehkan siswanya.

• menghormati murid, murid juga manusia yang punya harga diri dan kehormatan. Junjunglah harga diri dan jagalah kehormatannya, nanti timbal baliknya mereka juga akan menjunjung harga diri dan menaruh hormat pada gurunya.

• adalah panutan yang baik, selalu ingatlah sikap, tingkah, ucapan guru selalu dipantau siswanya, kalau baik sikap, tingkah dan perkataan gurunya itu akan menjadi teladan siswanya, kalau sebaliknya, mereka akan tidak menghormati gurunya.

• kerja keras, tunjukkan kalau guru itu berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan tugasnya mengajar dan mendidik siswanya. Usaha guru yang sungguh sungguh akan terbaca siswanya dan mereka akan simpati pada guru yang bersangkutan.

• terlibat, guru harus selalu terlibat dalam proses belajar dan mengajar. Ketidakterlibatan guru dalam proses belajar dan mengajarkan akan menurunkan semangat belajar siswanya. Kalau siswa kehilangan semangat belajar, mereka cenderung main main di ruang kelas dan keberadaan guru tak mereka pentingkan lagi.

• tertarik pada siswa sebagai individu. Siswa ingin dihargai sebagai pribadi, mereka akan senang kalau guru juga menghargai merek sebagai pribadi, mengenal satu persatu siswa, menyebut nama mereka secara langsung akan dipersepsi siswa sebagai adanya kedekatan secara individual dan itu menyenangkan hati siswa.

• sabar dan tenang, guru yang diharapkan semua siswa adalah guru yang pembawaannya tenang, tak mudah marah dan teriak.

• mau mendengarkan, guru ingin selalu didengarkan siswanya ketika bicara, sebaliknya siswa juga berharap gurunya mau mendengarkan mereka ketika mereka bicara.

• memahami dan peduli, setelah guru mau mendengarkan keluh kesah, kegundahan dan pertanyaan siswa, guru juga dituntut untuk bisa memahami permasalahan, karakter, keinginan, harapan semua siswanya dan setelah itu tunjukan kepedulian dan keberpihakan pada mereka.

• memiliki kepribadian yang baik, ya memang guru harus bersikap yang baik, berhati baik, siswa membutuhkan guru yang baik sebagai contoh pengembangan kepribadiannya.

• antusias, guru harus menunjukkan semangat dan besarnya keinginan untuk belajar bersama siswanya, guru yang masuk kelas dalam kondisi loyo atau tidak terlalu fokus pada urusan belajar mengajar akan membuat siswa kurang semangat untuk melanjutkan pelajaran juga.

• memiliki selera humor yang bagus. Bercanda atau melakukan hal hal yang lucu juga perlu di sela sela kegiatan belajar, namun jadikan humor sekedar pengendor ketegangan dalam belajar. Jangan berlebihan. Humor yang berlebihan menghilangkan wibawa guru, apalagi humornya porno, langsung kewibawaan dan kehormatan guru bakal hilang.

• memperlakukan murid sebagai manusia. Sadari bahwa setiap siswa mempunyai pemikiran, ide, wawasan, dan perasaan yang berbeda beda, kemudian perlakukan mereka sesuai dengan pemikiran dan wawasan, serta perasaan mereka.

• tidak pernah sarkastis, siswa ternyata tidak suka guru yang kalau ngomong nyelekit dan menyakiti perasaan.

• tidak pernah menjatuhkan, guru memang tidak selayaknya menjatuhkan mental, menghina ataupun merendahkan siswanya.

Jalankan semua point di atas dan kita akan jadi guru favorit bagi siswa siswa kita. Semoga berguna.

Minggu, 26 Juni 2016

PENDIDIKAN YANG SEHARUSNYA DISEDIAKAN SEKOLAH UNTUK SISWANYA

(tulisan ini adalah kata sambutan yang saya tulis untuk website sebuah sekolah besar di Jakarta, yang sebentar lagi bakal dihapus dari dunia maya selamanya, maka saya kopi dan tempel disini untuk mengawetkan dan menyelamatkan tulisan pendek saya itu)





I’m really glad to welcome you to S**** N******* Secondary School where students are preparing their future.  We believe that education is actually not about “teaching” but it is completely about “learning”. This belief leads us not to be busy preparing ourselves to teach, but we are here pretty engrossed to make our students learn. We try to facilitate our students’ learning process with safe and comfortable educational environment which will give a good atmosphere for our students not only to achieve useful nowadays knowledge and science but also give them a chance to turn themselves to be reliable thinkers and calculating risk takers who possess mature characters. So in the long run our students will be educated people with fully developed potentials which ensure that they are capable of reaching their utmost capabilities.
                                                                                                   
We surely understand that our students will face different future, something that we cannot imagine today. Society is changing. We watch everything change very rapidly lately. The norms, values, tools, gadgets, social relationship, human preferences are all subjects to change. It means that, in the future of our today students, all aspects of social life, the skills and knowledge required for work and lives will be shifting. That is why we also believe that our educational systems need to be adapted to meet the needs of our students’ future so that they will be able to acclimate to the changing times. They will easily face their time and find solutions to the problems they might get in their future lives.

S**** N****** School offers a teaching and learning strategy to enrich the learning process by developing Science-based curriculum which emphasizes the relationship between subjects (integrated learning).  Our learning process will be supported by the use of multi-media, and various teaching approaches, such as ATL (Approaches To Learning), CTL (Contextual Teaching Learning), Constructivism, Leadership Life Skills, entrepreneurship program to support  our students’ multiple intelligences developments.

After all in S**** N******* Secondary school, students will experience educational process that are holistic, so that students can receive knowledge and skills from many kinds of resources, not only from the teachers and the textbooks. The education we prepare will also in the form of sharing information, teacher will only act as facilitators of learning, not to spoon-feed the knowledge. It means that student-centered learning is a mandatory teaching method in our school. Besides, we will also make sure that our school is  a risk-free studying environment . It will guarantee  our students’ self-development with a good character building. Last but not least, we at S**** N******* Secondary School nourish higher-level thinking skills to our students.


Minggu, 14 Februari 2016

UJIAN PAKET A, B, DAN C, BISAKAH DIATUR KEMBALI?

Lama tidak bisa menulis untuk sidang pembaca semua. Kali ini saya akan menulis keprihatinan saya akan salah satu sudut dari system pendidikan di negara tercinta ini, semoga ada yang berwenang merubah kebijakan bisa ikut membaca keprihatinan saya ini, atau ada orang yang dengan sengaja menyampaikan keprihatinan ini pada pejabat pejabat yang berkepentingan.
Seperti apa yang saya tulis dalam judul tulisan ini saya sedikit ingin menyoroti segi kurang bagusnya ujian paket a, b, dan c yang sudah bertahun tahun dilakukan di negri ini. Saya sama sekali tidak ingin menyangkal arti strategis adanya ujian ujian paket ini untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Yah ujian paket itu bagaikan sumber air jernih ditengah gurun yang gersang bagi orang orang yang bernasib kurang bagus sehingga tidak bisa mengakes pendidikan formal seperti anggota warga Negara yang lain yang bernasib baik. Adanya ujian paket ini, mereka seperti mendapatkan udara segar setelah kepenatan dan kepengapan hidup yang ereka alami, dan ujian paket adalah secercah aharapan bagi mereka untuk bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik bagi masa depan mereka.
Namun, ternyata ujian paket ini, di sisi lain, bisa juga menghancurkan system pendidikan makronya, atau system pendidikan utamanya yang lebih besar. Oleh karena itu pengambil keputusan di level kementrian hendaknya segera menyadarinya.  Tentu saja tulisan saya ini masih membingungkan pembaca sekalian. Namun yah memang itu saya sengaja hahahaha… Ok lah untuk memperjelas letak permasalahan saya akan bercerita saja dan tidak akan melibatkan opini sama sekali… biar siding pembaca menilai sendiri dalam masalah ini.
Ada beberapa penggiat pendidikan yang bercerita pada penulis tentang murid muridnya.  Ada seorang guru yang cerita betapa sulitnya mengatur siswanya yang sangat malas belajar dan selalu bikin permasalahan di sekolah; dan ketika siswa itu dinasihati bahwa dengan sikap yang begitu tentu sulit baginya untuk sukses dalam sekolahnya dan malah mungkin tidak naik kelas dan juga tidak lulus. Jawaban sang siswa sungguh membuat terperanjat gurunya, “ saya tidak butuh naik kelas maupun lulus dari sekolah ini pak, karena saya akan ikut ujian paket C saja”, begitu kurang lebih jawaban siswa ini. Menurut pengamatan guru ini, siswa yang punya pikiran seperti ini ternyata banyak. Bagaiamana bisa sekolah sekolah mengajarkan ilmu pengetahuan untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia  pada siswanya yang berfikir cari mudah yang ternyata difasilitasi Negara seperti ini? Belum lagi kalau kita bicara pengembangan karakter. Karakter macam apa yang bisa ditanam pada siswa yang sudah melihat jalan keluar mudah dari segala persoalan pendidikannya lewat ujian paket seperti ini?

Apakah Cuma seperti ini permasalahannya?     Tidak!!!, ada yang lebih mengerikan dari itu. Pada suatu hari di awal semester pertama dari tahun ajaran sekolah, seorang kepala sekolah didatangi anak kelas 10 yang baru belajar di SMA 2 bulan. Sang siswa minta ijin kepala sekolah untuk meninggalkan sekolah dengan alasan untuk mendaftar diperguruan tinggi. Wowww kepala sekolahnya melotot besar…bagaimana bisa anak yang baru lulus SMP yang ijasahnya saja belum jadi mau masuk perguruan tinggi? Ahhhh sekali lagi kita boleh terperangah, ternyata itu terjadi Karen efek adanya ujian paket C. Ternyata ada banyak perguruan tinggi swasta yang berbayar mahal sanggup menerima siapa saja yang ingin sekolah tanpa melihat umur calon mahasiswanya yang penting si calon siswa mau ikut ujian paket C nantinya. Untuk kasus anak yang baru lulus SMP, boleh iku kuliah asal berjanji nanti mereka akan mengurus ujian paket Cnya. Jadi anak anak ini boleh kulaih dulu terus nanti pas ada kesempatan ujian paket C mereka harus ikut. Saya tidak perlu menyampaikan banyak opini tentunya siding pembaca bisa memikirkan kira kira apa akibatnya kalau anak lulusan SMP, sekolah di SMA 2 bulan terus kuliah jadi mahasiswa? Mampukah mereka secara mental spiritual berada di lingkungan yang seharusnya mereka belum berada disana? Bagaimana dengan kemampuan kognitifnya? Siapkah mereka disana? Sebagai catatan siswa yang ambil jalan pintas seperti ini kebanyakan malah siswa yang tidak pintar secara akademik disekolah, tapi malah mereka merusaha memangkas satu jenjang pendidikan (SMA) dan langsung naik di jenjang selanjutnya. Dan kasus seperti ini sudah buuuuuuanyak terjadi. Akankah pemerintah diam saja? Atau benarkah hal seperti ini biasa saja? …

Minggu, 16 November 2014

PROGRAM DETENSI ##### ########

Program detensi ini saya tulis untuk keperluan sekolah dimana saya bekerja, namun siapa tahu anda anda semua perlu program yang sama seperti ini. dari pada sampeyan mikir lagi ini saya bagi sampeyan bisa pakai langsung , namun kalau malu untuk ngontek habis program ini, ya bolehlah dijadikan acuan saja atau dirubah dikit dikit sana sini :D


1.       LATAR BELAKANG

Dalam mengupayakan pendidikan yang terbaik bagi putra putrinya, semua orangtua siswa pasti  mengharapkan sebuah sekolah yang aman dan nyaman bagi putra putrinya untuk belajar dan menuntut ilmu. Hal ini bisa dimengerti karena rasa aman yang terbebas dari tekanan dan kekawatiran akan bahaya yang mengancam, serta rasa tenang,  senang  dan nyaman dalam hati adalah dua prasyarat belajar yang sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan itu  bagi siswa siswi , putra putri mereka.  ##### ######### sebagai sebuah lembaga pendidikan tentu saja juga akan berusaha mempersiapkan suasana yang ideal dan kondosif tersebut bagi siswa siswinya. Program detensi ini adalah salah satu manifestasi dari keinginan kami di ###### ####### untuk menciptakan sebuah sekolah dengan kondisi impian itu.
Program detensi ini dibuat untuk menjamin semua siswa mendapakan pengalaman belajar yang posistif dan konstruktif yang mampu menjaga standard mutu akademis dan tingkah laku , etika, dan moralitas yang tinggi. Siswa perlu memiliki pemahaman yang tinggi akan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan di dalam lingkungan sekolah bukan saja untuk kepentngan mereka sendiri namun juga untuk kepentingan orang lain. Siswa harus mengerti tenggang rasa dan mengerti perasaan orang lain yang diperlakukan kurang hormat dan dilecehkan.
Dengan penekanan pada pentingnya pemahaman akan perasaan dan penghormatan hak orang lain, program detensi ini akan kami arahkan untuk membuat siswa menyadari benar apa dampak yang ditimbulkan dari perbuatan perbutannya terhadap orang lain dan  akibatnya terhadap susasa belajar dilingkungan sekolah, serta siapa yang dirugikan pada situasi tersebut.

2.       APA ITU PROGRAM DETENSI?

Pemberian perpanjangan waktu pada siswa untuk berada di sekolah melebihi waktu yang sudah dijadwalkan untuk mendapatkan tambahan pemahaman tentang pentingnya menghargai orang lain, menghormati hak orang lain, tingkah laku yang baik, moralitas, sopan santun, etika , dan perlunya mengikuti dan menghormati aturan dan norma norma yang berlaku serta konsekwensinya, atau pemberian tambahan waktu disekolah bagi siswa untuk mengegrjakan tugas tugas sekolah dalam pengawasan dan penjagaan guru detensi. Detensi ini normalnya kita lakukan selama 45 menit, dari jam 14:00 – 14:45 pada hari selasa dan kamis.

3.       TUJUAN PROGRAM DETENSI

Program detensi didisain dengan tujuan:
a.       Untuk memberikan konsekwensi terhadap sikapa sikap dan tindakan yang tidak terpuji yang terjadi dilingkungan sekolah.
b.      Menyediakan solusi untuk penanganan siswa siswa yang berperilaku menyimpang dari aturan dan norma sekolah serta berbahaya.
c.       Memberi pemahaman tentang perasaan orang lain yang diperlakukan dengan tidak hormat dan di lecehkan.
d.      Member gambaran dan pemahaman pada siswa apa akibat dari semua tindak tanduk, taingkah laku dan perbuatan mereka.
e.      Melatih siswa untuk merefleksi diri agar mampu membedakan baik buruk, benar dan salah serta memiliki emphati pada sesama.
f.        Mengajarkan rasa dan sikap saling menghormati dengan sesama siswa, kepada guru, staff dan pada orang lain.
g.       Memberi pengarahan pada siswa untuk mengerti pentingnya menghormati tata tertib dan aturan , serta norma yang berlaku.
h.      Membuat siswa mengerti akan sikap, perbuatan dan perkataan yang pantas atau yang tidak pantas untuk dilakukan.
i.         Menjaga dan menghormati hak ahak asasi orang lain
j.        Mendorong terciptanya standarad sikap dan tingkah laku yang lebih baik dilingkungan Saint Nicholas.
k.       Memberi pemahaman pentinya berpakaian rapid dan sesuai aturan yang berlaku disekolah.
l.         Memberi pemahaman siswa tentang pentingya menjaga property sekolah
m.    Menjaga keselamatan semua orang disekitar sekolah.


4.       PENERAPAN DETENSI

Detensi berlaku pada :

a.       Siswa yang terlambat masuk kelas sebanyak tiga kali akan mendapatkan satu detensi pada keterlambatan ke empat.
b.      Siswa yang menggunakan bahasa atau kial tubuh yang kurang pantas pada teman, staff, guru dan staff akademika lainnya akan mendapatkan satu detensi.
c.       Siswa yang membuang sampah sembarangan, melempar sesuatau dari lantai atas ke pelataran bawah akan mendapatkan satu dtensi.
d.      Siswa yang makan atau menunjukkan makanan di dalam ruang kelas akan mendaptkan satu detensi.
e.      Siswa yang membolos tidak ikut pelajaran dengan pergi meninggalkan sekolah akan mendapatkan dua detensi
f.        Siswa yang tidak iku pelajaran dengn sembunyi di tempat tempat tersembunyi , seperti WC, Kantin atau tempat lain di lingkungan sekolah akan mendpatkan satu detensi.
g.       Siswa yang menggunakan kata kata dan kial tubuh yang tidak pantas pada teman, guru, staff sekolah dan orang lain dilingkungan sekolah akan mendapatkan satu detensi.
h.      Buang sampah sembarangan, siswa akan mendaptkan satu detensi.
i.         Bermain bola dengan bola sungguhan ataupun diganti dengan botol dan gulungan sampah lain di ruang kelas atau di hall sekolah akan mendaptkan satu detensi.
j.        Tidak membersihkan sisa kotoran di toilet akan mendaptkan satu detensi.
k.       Berlarian di hall sekolah akan mendaptkan satu detensi.
l.         Berteriak teriak baik di kelas maupun di hall sekolah yang mengganggu siswa/ orang lain lain akan mendapatkan satu detensi.
m.    Melakukan tindakan yang mengganggu jalannya pelajaran di kelas akan mendapatkan satu detensi.
n.      Tidak mengerjakan tugas sekolah sampai dengan waktu yang ditentukan akan mendaptkan satu detensi.
o.      Menghina , memperolok, mempermalukan orang lain didepan umum akan mendaptkan dua  detensi.
p.      Terlambat masuk sekolah siswa wajib ikut satu program detensi.
q.      Terlambat masuk kelas siswa wajib ikut satu program detensi.
r.        Mengabaikan anjuran atau larangan guru, dengan meninggalkan begitu saja guru yang sedang berbicara padanya, siswa akan mendaptkan satu detensi.
s.       Kontak mesra dengan siswa lain, seperti berpelukan, bercumbu ataupun berciuman akan mengakibatkan siswa mendapat 3 detensi.
t.        Menggangu siswa lain , siswa akan mendapat satu detensi.
u.      Mengancam siswa lain, staff, guru, kepala sekolah, ataupun pihak pihak lain dilingkungan sekolah, siswa akan mendapatkan tiga detension.
v.       Salah seragam, seragam tidak lengkaptidak sesuai aturan yang ditetapkan sekolah,  siswa akan dapat satu detensi.
w.     Penggunaan seragam yang tidak rapi selama di dalam lingkungan sekolah akan berakibat siwa mendapt satu detensi
x.       Membawa Hp, alat elektronik lain, dan hal hal yang tak terkait dengan kegiatan belajar mengajar , siswa akan mendpatkan satu detensi.
y.       Siswa yang berkelahi, menyakiti atau memukul orang lain akan mendapatkan 3 detensi.
z.       Siswa yang mencorat coret di property milik sekolah yang perbaikannya tidak memebutuhkan biaya akan mendapatkan mendpatkan satu detensi.
aa.   Siswa yang mencorat coret tembok, dan property sekolah atau merusak property sekolah yang perbaikannya perlu biaya selain akan mendaptkan satu detensi, siswa juga akan diminta untuk memeprbaiki atau mengganti property yng dirusak.
bb.  Meninggalkan kelas tanpa ijin, siswa akan menghadapi satu program detensi.
cc.    Membawa HP dan peralatan elektronik lain saat upacara bendera, kegiatan pramuka,pelajarn olah raga, siswa akan dihadiahi satu detensi.
dd.  Membawa benda benda tajam dan berbahaya seperti cutter, gunting, pisau, air keras dan sebagainya ke dalam kelas tanpa perintah atau ijin guru, siswa akan menghadapi satu detensi.
ee.  Membawa rokok, rokok elektrik ke sekolah, siswa akan mendatkan 3 detensi.
ff.     Membuat kepanikan, ataupun kegaduhan di sekolah, siswa akan mendaptkan satu detensi.
gg.   Salah seragam, seragam tidak sesuai dengan aturan sekolah akan dikenai satu detensi.
hh.  Sekolah pakai sandal akan mendaptkan satu detensi.
ii.       Potongan rambut, warna rambut tidak sesuai kebijakan sekolah. setelah diberi peringatan tidak juga mengindahkan, siswa akan menjalani satu program detensi.
jj.      Menimbulkan kepanikan di sekolah dengan cara apapun yang masih dalm tarap tidak berbahaya, siswa akan mndapatkan satu detensi.
kk.   Membuat kepanikan dengan tindakan berbahaya, pencurian, penipuan, membawa barang barang terlarang, membawa senjata tajam, senjata api akan menghadapi aturan dan hokum Negara.

5.       PANDUAN PEMBERIAN DETENSI PADA SISWA

a.       Detensi dilakukan selama 45 menit untuk satu masa detensi.
b.      Detensi akan dilakukan mulai jam 14;00 sampai dengan jam 14:45
c.       Detensi hanya akan dilakukan pada hari SELASA dan JUM’AT
d.      Siswa yang wajib detensi akan penerima surat pemberitahuan dari Konselor atau disiplinarian selaku guru detensi.
e.      Guru detensi bisa saja diambilkan dari guru lain selain konselor dan disiplinarian namun surat detensi harus berasal dari konselor atau disiplanarian.
f.        Surat detensi dari konselor atau disciplinarian harus ditunjukkan kepada orangtua siswa dan ditandatangani oleh orangtua siswa.
g.       Surat yang sudah ditandaangani harus ditunjukan pada guru detensi waktu mau ikut program detensi.
h.      Siswa yang belum bisa menunjukkan tandatangan orangtua pada surat detensi, tidak berhak ikut program detensi dan harus dijadwal ulangkan pada program detensi berikut dengan tambahan watu detensi 15 menit.
i.         Siwa yang mengikuti program detensi, selambat lambatya harus datang melapor ke guru detensi yang bertugas selambat lambatnya jam 14:10, keterlambatan melapor menjadikan siswa tertolak ikut program detensi dan harus dijadwal ulang dengan penmabahan waktu detensi 15 menit.
j.        Melarikan diri dari program detensi atau gagal mengikut program detensi karena suatu hal, siswa ajib menjalani detensi dilain waktu dengan tambahan waktu 15 menit.
k.       Bagi siswa yang karena suatu hal jumlah detensinya sudah mencapai 75 menit, maka pelaksanaannya akan dilakukan dalam dua detensi.
l.         Siswa yang membuat gaduh, keributan atau masalah dalam ruang detensi akan dikeluarkan dari program detensi dan harus menjalan program detensi ulang dengan penambhan waktu 15 menit.
m.    Aturan sekolah masih berlaku di ruang detensi, pelanggaran aturan sekolah dalam ruang detensi akan menimbulkan program detnsi baru.
n.      Makan, minum, tidur, main Hp dan barang elektronik lain serta permaianan jenis lain dilarang dilakukan di ruang detensi.
o.      Tidak ada batasan jumlah detensi yang bisa diterima siswa dalam sehari.
p.      Siswa yang gagal masuk program detensi sampai tiga kali, maka wajib datang bertemu dengan konselor bersama orangtuanya.


6.       CONTOH SURAT DETENSI

Kepada :

Dengan hormat.
Dengan surat ini, kami beritahukan kepada orang tua ……………………………. ,kelas……………. SMP/SMA ###### ######, bahwa anak bapak/ibu besuk pada hari…………….. tanggal……………….. akan tinggal lebih lama di sekolah dan pulang pada jam…..……….. karena harus mengikuti program detensi.  Program detensi ini dikenakan kepada anak bapak/ ibu dikarenakan ………………………………….. ………………………………………………………………………       ……………………………………………………………………………… Program ini akan kami ulang lagi pada hari………………tanggal…………………….. pada jam yang sama.   Demikian surat ini kami buat dan sampaikan untuk bisa dimengerti.
Hormat kami



Konselor/disciplinarian
SMP/SMA ###### ########

Kami mengerti sepenuhnya program sekolah ini untuk membentuk kepribadian dan karakter siswa. Dan kami menyetujui anak kami untuk pulang sedikit terlambat.
Orang tua Siswa



(…………………………………)

Pendidikan Abad 21 Wajib Mendorong Siswa Untuk Melek Informasi.

  Sudah berulang kali penulis sampaikan bahwa pendidikan di abad 21 haruslah bersifat berbagi informasi, tidak lagi bersifat penyuapan inf...