Setelah kita membicarakan bagaimana seorang guru bisa kehilangan rasa hormat siswa siswanya dua kali, penulis masih mencatat setidaknya ada satu hal lagi yang bisa menghilangkan wibawa guru dan menghilangkan rasa hormat siswa terhadap gurunya itu. Hal ini penting untuk bisa dipahami semua guru, karena hilangnya wibawa guru dan rasa hormat siswa terhadap guru, akan membuat siswa tidak bisa diatur. Siswa tak mau mendengar lagi apa yang dikatakan guru. Upaya manajerial kelas yang dilakukan guru tak akan ada gunanya lagi. Oleh karena itu menjaga wibawa guru, otoritas guru, dan kehormatan guru adalah sangat penting.
Salah satu penyebab hilangnya wibawa guru dan tidak dianggapnya lagi omongan guru adalah seringnya guru mengancam siswa akan melakukan sesuatu pada siswa yang bermasalah, tapi tak pernah dilaksanakan. Sebagai contoh, apabila ada siswa yang membuat keributan di saat guru sedang mengajar, kemudian setelah beberapa kali diperingatkan, siswa tetap saja bengal dan tidak berhenti membuat kegaduhan. Untuk menghentikan kekacauan yang disebabkan siswa ini, akhirnya guru mengancam siswa itu “ Kamu mau berhenti ribut enggak? Kalau susah diatur akan saya keluarkan kamu dari ruang kelas”. Namun ketika terbukti siswa itu masih ribut lagi, ancaman guru itu ternyata tak dilakukan sama sekali oleh guru tersebut. Makin sering guru tidak membuktikan ancamannya tersebut, makin paham siswa bahwa gurunya hanya menggertak dan sesungguhnya guru tak punya nyali untuk membuktikan ancamannya. Semakin tebal keyakinan siswa kalau gurunya hanyalah tukang gertak, siswa makin tidak akan menghargai omongan guru tersebut. Makin siswa tak menghargai omongan guru, makin susahlah guru mengatur siswanya, dan makin lunturlah wibawa dan kehormatan guru. Oleh karena itu hati hati melontarkan ancaman pada siswa. Kalau ancaan sudah terlontar, maka guru wajib menunjukkan kepada siswa bahwa apapun yang guru katakan adalah benar dan akan benar terjadi. Wajib seperti ini kalau guru ingan menjaga harga diri, kewibawaan dan kehormatannya.
Bersikap konsisten dengan tindakan dan ucapan wajib dijaga dan dilakukan seorang guru. Sebaliknya, guru janganlah suka menjanjikan hukuman atau konsekuensi yang tidak dapat atau tidak ingin guru lakukan. Pilihlah dan jelaskan konsekuensi yang pasti bisa guru lakukan. Kemudian ikuti semua ancaman pemberian konsekuensi pada siswa itu dengan persiapan melakukan konsekuensi itu secara nyata untuk mendukung kebenaran kata-kata guru yang sudah terucap, agar siswa tahu kalau guru secara konsekuen dan konsisten selalu menegakkan aturan. Kalau tidak, sebaiknya jauh lebih baik untuk tidak mengatakan apa-apa daripada mengambil risiko mengatakan sesuatu yang tidak dapat ditindaklanjuti. Itulah kenapa seorang guru harus punya tujuan, aturan, konsekuensi dan harapan pada siswa yang jelas sejak pertama guru masuk ruang kelas.