Membicarakan kenakalan siswa dan
tingkah lakunya yang buruk, serta kebiasaan mereka melanggar peraturan seperti
tak pernah ada habisnya dan tak ada keyakinan kapan kesudahannya. Permasalahan
siswa yang tak berperilaku dengan benar ini akan selalu ada dan akan selalu
jadi tambahan permasalahan yang harus
dihadapi seorang guru.
Di tulisan
ini, penulis juga tidak menjanjikan solusi ataupun tutorial bagaimana
menghilangkan permasalahan seperti ini dari sekolah sekolah kita. Seperti yang
sudah saya katakan di muka, apa pun yang kita lakukan, permasalahan yang
ditimbulkan siswa yang berperilaku salah ini akan tetap ada.
Bukan cara menghilangkan sama sekali
masalah ini dari sekolah yang perlu guru ketahui, karena itu jelas tak ada
caranya, namun kemampuan guru untuk mengatasi dan mengurangi dampak negatif
dari tingkah laku itulah yang perlu seorang guru ketahui. Untuk mengetahui mengapa
seorang siswa berperilaku buruk dan bagaimana mengatasinya, pertama sekali guru
harus mengidentifikasi penyebab munculnya tingkah laku salah itu. Berdasarkan
perkiraan penyebab permasalahan itulah nantinya seorang guru dituntut mampu
mencari solusi atas permasalahn yang ditimbulkan oleh siswa di dalam kelasnya.
Nah, dari pengamatan di lapangan
dan dari apa yang diamati oleh beberapa ahli, kita bisa tahu bahwa setidaknya ada
tiga alasan dasar kenapa siswa berperilaku buruk:
(a) Anak
tersebut memang secara sengaja tahu tidak sengaja memang terdidik untuk
bersikap memberontak dan gemar membikin masalah. Hal ini bisa disebabkan oleh
anak yang salah memilih teman bergaul. Teman bergaul yang buruk akan menularkan
sikap dan sifat yang buruk juga. Itulah kenapa penting anak itu selalu dalam
pengawasan dan pengasuhan orang tua. Sekali anak terlepas dari perhatian dan
pengasuhan orang tua, anak akan dengan segera berada dalam pengasuhan ldan pengawasan
lingkungannya. Kalau anak sudah masuk dalam kondisi diasuh, diperhatikan dan
diawasi lingkungannya yang salah, maka jangan berharap lagi orang tua akan
punya kesempatan merebutnya dari lingkungan kelompok bejatnya itu. Lebih dari
itu sering sekali terjadi sifat siswa yang suka berontak pada gurunya dan tak
taat aturan adalah didikan dari orang tuanya sendiri. Orang tua ada yang sering
menasihati anaknya untuk tak takut pada guru dan disuruh melawan bila perlu,
dengan janji kalau ada apa apa si orang tua yang akan menyelesaikan segala
urusan disekolah. Ajaran seperti ini, sering kali juga disertai bumbu cerita
bahwa dulu ketika si orang tua jadi siswa juga suka memberontak dan berani pada
guru. Dorongan dari orang tua yang seperti ini sering menjadi daya dorong
tingkah laku bruk siswa di sekolah.
(b) Penyebab
ke dua yang sering teridentifikasi adalah bahwa kenakalan siswa itu sebetulnya
adalah dorongan siswa untuk menjaga
kehormatan dan harga dirinya di depan guru dan teman teman sekelasnya. Hal ini
sering terjadi tatkala seorang siswa tak mendapatkan perlakuan yang adil dari
pihak guru atau pihak sekolah pada suatu kasus yang melibatkan siswa tersebut
dengan sekolah, guru atau siswa lain yang ditangani sekolah. Bisa juga terjadi
ketika siswa mendapatkan penanganan yang salah dari guru atau pihak sekolah.
Pada saat seorang siswa yang punya harga diri yang tinggi merasa dipojokkan
atau dipermalukan di depan umum atau di depan teman temannya, maka ada
kemungkinan siswa itu akan melakukan perlawanan dengan berperilaku buruk untuk
mengimbangi ketidakadilan yang dia rasakan . Oleh karena itu seorang guru harus
berhati hati dalam bertindak dan berkata di depan siswanya jangan sampai
perbuatan atau perkataan kita menyinggung harga diri siswa sehingga mereka terdorong
untuk melakukan perlawanan.
(c) Anak
tidak memiliki keterampilan sosial yang diperlukan bisa jadi penyebab yang
ketiga. Kekurangan keterampilan sosial bisa muncul ketika siswa tidak tahu bagaimana
caranya bergaul yang baik dengan teman temannya. Mereka merasa kagok untuk bisa
berbaur dengan teman sekelasnya. Bagi siswa yang introvert mungkin mereka akan
cukup berdiam diri dan menyendiri, hidup tanpa teman di sekolah. Tapi kekurangan
ketrampilan sosial seperti ini bagi yang ekstrovert akan memicu mereka mencari
perhatian dengan perilaku buruknya. Seorang guru harus jeli mengamati
keberadaan siswa siswa yang tak memiliki ketrampilan yang cukup untuk berbuat
yang baik seperti ini, dan segera mencari solusinya. . Guru wajib hadir dan
membantu siswa tidak memiliki keterampilan untuk berperilaku dengan tepat
seperti ini. Sebelum siswa itu bikin masalah di jam pelajaran bapak atau ibu
guru tersebut. Ingat saat ini semakin banyak siswa tidak pernah diajari
keterampilan sosial ini atau mungkin tidak pernah dihadapkan pada kondisi yang
memerlukan penggunaan keterampilan sosial ini.