Seperti yang
berulang kali saya sampaikan pendidikan sudah seharusnya diarahkan pada
penciptaan sumberdaya manusia yang bukan saja intar secara intelektualitas tapi
juga mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan perkembangan jaman sehingga
mereka sanggup menghadapi dan mencari solusi atas permasalahan hidup mereka
sendiri dimasa masa mendatang. Itu artinya pendidikan tradisional klasikal yang
masih jadi dasar pendidikan di Indonesia ini harus segera di akhiri. Kalau tidak
selamanya pelajar kita akan terjebak pada cara pengajaran yang menekankan pada hafalan
dan pemahaman sempit sebagai buah dari focus pengajaran yang hanya berkutat
pada stimulasi berfikir tingkat rendah.
Pendekatan pengajaran
tradisonal ini tak akan lebih dari menghasilkan lulusan yang berfikiran sempit
dengan kepribadian yang mentah karena memang belum ada upaya untuk membangun
karakternya. Hal ini sangat terlihat sewaktu selesai Ujian nasional beberapa
hari yang lalu, selesai ujian nasioanal hari terakhir mereka sudah mulai konvoi
sepeda motor dengan baju dan rambut yang dicat. Namapak sekali pelajar pelajar
kita tak dewasa dan tidak punya kepribadian. Meraka masih belum punya pegangan
dan belum mengenal jati dirinya. Pendidikan tradisional kita telah terbukti
mandul. Hal ini bias kita pahami karena memang pelajar pelajar ini selama ini
kita perlakukan seperti alat perekam, guru berbbicara menerangkan siswa
disusruh merekam dan menghapalkan. Mereka kita perlakukan seperti mesin tanpa
jiwa. Akibatnya bias ditebak, mereka menjadi lulusan yang tak terkembangkan
dengan baik. Character mereka masih mentah dan cenderung liar tak punya
idealisme dan bahkan tak ada pegangan hidup bahkan tokoh panutanpun mereka belum
bias memilih dengan baik.
Program leaderpreneurship
dibuat bukan untuk menentukan apa yang akan diajarkan tapi lebih berkutat pada
bagaimana kita mengajarkannya sehingga pelajr kita mamapu menyerap kemampuan
berfikir tingkat tinggi dan sekaligus mengembangkan kepribadian dan karakter
mereka. Program ini telah dirancang secar sistematis dengan memeperhatikan,
pengembangan otak kiri dan otak kanan secar berimbang, mengacu pada taxonomi bloom,
berlandaskan juga tiga unsure pendidikan yang masih diakui sampai sekarang;
kognitif, afektif dan psikomotorik, sesuai juga dengan multiple intelligences
ala gardner. Dan sudah pasti berkesesuaian dengan empat pilar
pendidikan yang dianut UNESCO: Learning to know, Learning to do, Learning to be, Learning to live
together.
Namun begitu tulisan ini tak penulis maksudkan
untuk membahas itu semua ataupun salah satu dari itu. Dengan tulisan ini,
penulis hanya ingin mencoba berbagi tentang tujuan yang akan dicapai dengan
program leaderpreneurship ini, yang kebetulan bisa kita bagi menjadi beberpa
hal berikut:
1. Menciptakan kondisi dan lingkungan pendidikan dan pengajaran dan
pembelajaran yang efektif, aman dan nyaman. Hal pertama yang harus diperhatikan sekolah
adalah menciptakan kondisi pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Hal ini
sangat penting diperhatikan, karena system pendidikan yang ada sekarang telah
terbukti gagal dalam menggapai misinya untuk menciptakan sumberdaya manusia
yang tangguh untuk masadepan bangsa dan Negara. Lulusan sekolah kita, adalah
lulusan cengeng, berkarakter mentah dan masih sangat bergantung pada orang lain
untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu efektifitas pengajaran dan
pembelajaran harus jadi prioritas utama sekolah untuk dibenahi. Selain pengembangan
metode dan pendekatan pengajaran yang tepat factor keamanan fisik dan
kenyamanan psikis pelajar juga harus mendapat jaminan dari sekolah, kalau ingin
menelurkan lulusan lulusan SDM yang super.
2. Menjadikan sekolah sebagai organisasi yang belajar (learning
organization). Kita
harus meyakini bahwa kwalitas individu akan berpengaruh pada kwalitas
organisasi. Kehebatan seorang guru akan berimbas pada kemampuan organisasi
sekolah dalam mempertahankan eksistensinya di dalam masyarakat. Kalau seorang
guru yang hebat saja akan berpengaruh , apalagi kalau ada dua, tiga, empat atau
bagaimana kalau semua anggota organisasi
adalah kumpulan orang hebat? Tentu saja oragnisasinya juga akan jadi
organisasi yang hebat, oleh karena itu sangat lah perlu kita semua terus
belajar meningkatkan kwalifikasi diri agar mampu mendukung perkembangan
organisasi. Kalau semua orang dalam organisasi menyadari itu dan semua mulai
belajar meningkatkan diri, maka organisasi itu akan menjadi organisasi yang
belajar, karena perubahan paradigm organisasi akan cepat terjadi kalau
organisasi itu berisi orang orang nan hebat dan pintar.
3. Mengembangan karakter siswa. Kenapa sekolah wajib terfokus pada pengembangan karakter siswa? Diyakini
oleh banyak ahli pendidikan bahwa kemampuan intelektualitas hanya memberi “golden
ticket’ pada kesuksesan seseorang. Artinya intelektulitas tidak banyak
berpengaruh pada kesuksesan sesorang. Intelektulitas digambarkan hanya memebri
sumbangan tak lebih 15% dari kesuksesan, selebihnya kesuksesan sesorang banyak
ditentukan oleh karakter dan kepribadian orang itu. Hal ini sebetulnya telah
menjawab kenapa orang lulusan Sd atau SMP jadi BOSS tapi yang lulusan S3 bisa
dipekerjakan oaring yang Cuma lulus SD. Semua bersumber jadi karakter. Bahkan
sekedar untuk mencari kerja, kita ini akan diseleksi pertama tama berdasarkan
karakter kita oleh manager sumberdaya manusia perusahaan tempat kita melamar
kerja. Itulah kenapa pengembangan karakter adalah hal yang penting diperhatikan
sekolah, jadi jangan terpaku pada pengembngan intelektulitas terus, apalagi
pengembangan intelektulitas Cuma sekedar suruh menghafal. Itu lebih kacau lagi…hal
ini akan lebih efektif kalau jadi keputusan politis kementrian pendidikan. Kementrian
pendidikan jangan Cuma pintar bikin UN yang ga penting, tapi kurang cerdas
mengembangkan karakter peserta didik yang sangat penting ini.
4. Meningkatkan kwalitas lulusan dengan pengembangan ketrampilan hidup yang
dibutuhkan di masa depan. Ketrampilan hidup jangan dipersempit pada ketrampilan kriya, sehingga
kementrian pendidikan tergopoh gopoh mau menjejalakan ketrampilan kriya sebagi
pelajaran di kurikulum baru 2013. Ketrampilan kriya membantu memnag tapi sangat
tidak banyak. Hari ini banyak manusia punya ketrampilan kriya yang luar biasa
tapi tetap miskin, karena mereka tidak punya ketrampilan hidup yang
sesungguhnya. Ketrampilan hidup yang sesungguhnya adalah ketrampilan manusia
berbaur dan berkomunikasi dengan oranglain serta kemampuan inovasi dan
kreatifitas yang didorong ketrampilan berwirausaha dan kemampuan jadi pemimpin.
Itulah ketrampilan hidup yangsesungguhnya. Dan itulah kenapa program ini kita
sebut sebagaiprogram leaderpreneurship.
5. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi sebagai antisipasi menghadapi
ekonomi kreatif di masa depan. Dijaman dimana sumberdaya alam sudah makin menipis dan di lain pihak
terjadi perkembangan tehnologi yang luarbiasa pesat akan membuat manusia kehilangan
kesempatan kerja karena industry akan menyusut krn kurangnya sumberdaya alam
yang akan diolah dan andai masih ada industry mereka akan memperkerjakan robot
dan bukan manusia. Untuk menghadapi masa itu pelaajar kita harus dibekali
dengan kemampuan inovasi dan kreatifitas yang tinggi, karena mereka akan hidup
di jaman ekonomi kreatif.
6. Mendorong berkembangnya jiwa dan pola pikir kewirausahaan
(entrepreneurship).
Ah yang ini terkait dech dengan hal hal yang saya sampaikan diatas. Tidak usah
saya jelaskan lagi yah? Udah pegel nich tangan. Maklum penulis mengetik dengan
11 jari.
7. Mengembangkan peserta didik menjadi pemimpin di masa depan. Menjadikan para pelajar menjadi
pemimpin dimasadepan haruslah jadi komitmen kita pengelola sekolah. Tinggalkan paradikma
lama yang mengatakan sekolah akan menciptakan tenaga kerja siap pakai. Tahukan arti
siap pakai? Artinya kita menciptakan buruh. Dan itu terbukti lulusan sekolah
kita Cuma mampu jadi TKI dan TKW. Oelh karena itu kita harus merubah paradigm ini.
Kalau ada dorongan dari otoritas Negara paradigm ini akan lebih mudah dirubah
saya kira. Program leaderpreneurship sudah mencoba mengantisipasi ini dengan
strategi penanaman jiwa kepemimpinan pada anak didik.
8. Menciptakan hubungan dan ikatan yang kuat antar anggota di dalam
organisasi sekolah.
Hubungan yang solid, kuat, utuh saling menghargai dan merasa saling membutuhkan
perlu dibina di sekolah kalau ingin menjadi organisasi yang tangguh dan maju
menjadi organisasi atau sekolah panutan oleh sekolah yang lain, karena hanya
dengan ikatan dan kerjasam yang kuat semua kibajak sekolah bias dilakukan
dengan baik.
9. Menciptakan hubungan kerjasama saling menguntungkan dengan stakeholders
yang lain. Sekolah perlu
juga menjaga hubungan dengan stakeholders Karen sekolah tidak bias hidup
sendiri. Sekolah perlu dukungan, dorongan dan bahkan partisipasi pihaklain
untuk bias tetap ada dan berkiprah ditengah masyarakatnya.
Hal ahal itulah yang akan jadi pusat perhatian
dan pengembangan bila sekolah menerapkan program leaderpreneuship ini. Semoga berguna
dan bermanfaat bagi siding pembaca….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya sangat berterimakasih kalau anda tinggalkan komentar disini / Would you please leave a comment or a critique for the sake of my future writing improvements?