Dari apa yang
saya dengarkan di Radio Elshinta
beberapa hari yang lalu, saya bisa tarik kesimpulan bahwa pemerintah,
lewat kementrian pendidikan telah menyadari perlunya jiwa kewirausahaan
ditanamkan pada para siswa agar pemuda kita
punya pola piker yang lebih baik, yaitu sebuah pola piker yang
mengarah pada penciptaan lapangan kerja
dan bukan hanya punya pola pikir yang mengarahkan pemuda Indonesia untuk berlomba mencari kerja setelah selesai
dari bangku sekolah maupun bangku perkuliahan.
Kita sebagai
warga Negara yang baik haruslah bersyukur dan mendukung langkah departemen
pendidikan ini. Bersyukur karena kesadaran untuk menciptakan wirausahawan
wiraushawan handal sudah bertumbuh di pemikiran dan bahkan di kebijakkan
pemerintah kita. Artinya kita bisa berharap, kalau upaya ini berhasil dalam
waktu dekat Negara ini akan semakin maju dan pertumbuhan ekonominya akan
semakin pesat berkat kreatifitas dan inovasi yang dibuat oleh para pengusaha
dan wirausahawan muda kita. Mendukung,
tentu upaya pemerintah itu tidak akan berhasil tanpa partisipasi dan dukungan
kita sebagai warga negaranya.
Namun begitu,
ada sedikit catatan yang perlu saya sampaikan atas program kewirausahaan yang
digagas pemerintah ini, bukan untuk menggurui ataupun untuk berlagak sok
pintar, tapi saya ingin bahwa pemerintah membuat program yang sangat bagus dan
brilian ini sematang mungkin. Jangan
sampai program yang dicanangkan pemerintah bubar dijalan atau tidak mengarah
pada target yang diharapakan hanya karena program dibuat tergesa gesa dan tidak matang. Bukan apa apa, program kewirausahaan ini adalah bagian dari
kurikulum baru 2013 yang oleh beberapa pengamat pendidikan juga dibuat dianggap
sebagai kurikulum yang amat tergesa gesa juga pembuatannya. Jadi wajar saja
kalau saya sinyalir program kewirausahaan ini juga amat tergesa gesa jadinya.
Dari apa yang disampaiakan salah seorang pejabat Kemendiknas yang
diwawancarai oleh penyiar radio Elshinta waktu itu, bisa saya tarik kesimpulan
bahwa program pengembangan kewirausahaan itu akan dilakukan disekolah sekolah,
terutama SMK, dalam bentuk matapelajaran tersendiri yang disebut mata pelajaran “kewirausahaan”. Lebih lanjut
disampaikan bahwa kemendiknas meminta masyarakat membantu menyebarkan mind set
kewirausahaan ini kepada para siswa dengan tidak mengharapkan anak anaknya
bersekolah untuk cari kerja tetapi lebih di dorong untuk mampu berusaha
sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, pak pejabat ini menegaskan bahwa sudah seharusnya sekolah mulai membuat
hubungan dengan pengusaha untuk bisa menyerap ilmu kewirausahaan langsung dari
praktisi wirausaha dan juga mencari dukungan atas program kewirausahaan yang
dijalankan sekolah. Bahkan waktu itu ada penelepon yang mengaku pengusaha mau
membantu sekolah untuk jadi guru kewirausahaan.
Memang sepertinya semuanya baik dan tidak ada masalah. Permintaan
meminta pada warga masyarakat untuk membantu menyebarkan mind set
wirausaha adalh tindakn yang benar,
karena semua tindakan dipengaruhi oleh mind set, dan sebagi warga tentu kita
harus turut serta membantu pemerintah mensukseskan program yang luar biasa
bagus ini. Bantuan pengusaha dan wirausahawan juga tidak kurang pentingnya
untuk mensukseskan program penciptaan entrepreneur entrepreneur muda di Negara
ini. Anmun yang membuat janggal dari program ini adalah bahwa pendidikan
kewirausahaan Cuma disimplifikasi dalam bentuk mata pelajaran. Seakan akan
sebuah kurikulum itu hanya sekedar urusan tentang mata pelajaran, bahkan lebih
bikin trenyuh dihati, seminggu yang lalu saat saya bincang bincang dengan salah
satu kepala sekolah swasta, pak kepla sekolah ini mengatakan bahwa program
entrepreneurship pemerintah untuk jenjang smp/sma hanya akan berbentuk
pelajaran prakarya. Saya agak sedikit bengong mendengarnya. Apakah ini hasil
ketergesaan pemerintah dalam membuat kurikulum?
Coba kita melihat lagi jauh kebelakang. Pelajran kewirausahaan itu bukan barang baru
bagi anak anak SMK ataupun SMEA pada waktu yang lalu. Pelajaran prakarya itu
sudah lama dinikmati oleh siswa Indonesia, bahkan sejak awal tahun 1970an sudah
ada peljaran prakarya disekolah sekolah kita. Apakah itu semua membantu
menciptakan wirausahawan? Jawabannya
tentu saja tidak, kalau jawabn iya tentu tidak aka ada wacana pengembangan
kewirausahaan lagi di kemendiknas bukan?
Semua program ini sudah lama dilakukan dan gagal, kenapa harus
diulang lagi? Sudah seharusnyalh kita membuat program baru yang lebih mengena,
jangan lagi kita berharap daur
ulang produk gagal yang sudah diuji
cobakan.
Kalau saya boleh ikut urun rembug, program
pengembangan kewirausahaan ini seharsunya berbentuk program yang sangat
komprehensif yang mampu melakukan brainwashing pada siswa Indonesia, rminset
seorang entrepreneurs sejati, bukan sekedar lulusan sekolah dengan mind set
kuli yang punya pengetahuan tentang kewirausahaan. Dan hal ini tentu saja sangat tidak cukup
kalau program yang sangat bagus ini disederhanakan dengan pemberian mata
pelajaran kewirausahaan dan prakarya.
Boleh saya katakana, yang jadi sangat
penting bukanlah kewirausahan, karena pelajaran Cuma akan menjadi pengetahuan
dan pemahaman tapi tidak akan pernah menjadi karakter dan mind set siswa.
Artinya dengan belajar danpaham kewirausahaan tidaklah sekonyong konyang orang
akan jadi pengusaha, karena untuk jadi pengusaha orang butuh kreatifitas, butuh
keberanian menghadapi resiko, butuh kemampuan negosiasi, butuk memapuan intra
dan ekstra personal, butuh juga jiwa kepemimpinan dan lain sebagainya. Dan hal ini semualah yang sejatinya sangat
vital bagi seorang entrepreneur, bukan pengetahuan yang bisa dibukukan itu atau
ketrampilan tangan yang bisa dilatihkan. Oleh karena itu saya, dengan tulisan
pendek ini, Cuma mengajak semua kalangan untuk berfikir ulang dalam menerapkan
program kewirausahaan ini.
Yang kita perlukan sekali lagi bukan
pelajaran kewirausahaan tapi, sebuah metode pengembangan karakter peserta didik
sehingga nantinya akan didapatkan lulusan yang memiliki karakter dan profile
pengusaha. Jadi focus kita adalah pengembangan pendekatan pembelajaran bukan
pada pengembangan mata pelajaran itu sendiri, kalau kita memang menginginkan bertumbuhnya
entrepreneurship muda di Negara kita. Kita harus mengandaikan adanya sebuah program komprehensif yang bisa memastikan pengembangan karakter, pengembangan ketrampilan dan pengembangan profile pelajar pengusaha dalam sebuah sistem pendekatan pengajaran, bukan pada sebuah mata pelajaran. sebuah program pendektan pengajaran yang mampu memastikan siswa menyerap ketrampilan hidup kepengusahaan yang yang lengkap dengan penanaman karakter kepemimpinan dan karakter kewirausahaan yang komprehensif.
Ada sedikit sumbangan pemikiran dari kami bagaimana mengembangkan
karakter pengusaha pada diri siswa, bapak ibu bisa baca di…
Menawarkan Program Pendidikan Leaderpreneurship pada Dunia pendidikan Indonesia
blog ini juga. Semoga bermanfaat bagi sidang pembaca. krsitik saran, pertanyaan bisa bapak dan ibu tulis di kolom komentar dibawah ini....